Ledakan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) menewaskan 16 orang pekerja. Di antara korban tewas, ada yang baru bekerja selama 3 bulan hingga memiliki anak yang berusia 10 bulan.
Insiden maut itu terjadi di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada Minggu (24/12) sekitar pukul 05.30 Wita. Salah satu korban tewas bernama Sulfikar Basir (25), warga Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang baru bekerja kurang lebih 3 bulan di PT ITSS.
"Korban statusnya masih baru di sana, karena September baru masuk. Jadi kurang lebih 3 bulan korban di sana," kata Ketua Umum Himpunan Keluarga Massenrempulu (HIKMA) Andi Rukman kepada detikSulsel, Senin (25/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenazah Sulfikar sudah dipulangkan ke kampung halamannya di Kecamatan Curio, Enrekang, Senin (25/12). Insiden yang menimpa Sulfikar itu disebut membuat seluruh keluarga HIKMA berduka.
"Mewakili keluarga besar HIKMA kami turut berduka atas kejadian ini, semoga keluarga diberi ketabahan," ujarnya.
Rukman berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di kawasan PT IMIP. Sebab, kata dia, ada banyak warga Enrekang yang juga beradu nasib di tenant-tenant perusahaan PT IMIP.
"Semoga juga kejadian seperti ini tidak terulang, karena banyak warga kita yang di sana untuk mengadu nasib, jadi kami harapkan perusahaan mengutamakan keselamatan pekerja," harapnya.
Korban Lain Tinggalkan Anak Usia 10 Bulan
Selain Sulfikar, korban tewas lain dalam insiden tungku meledak di PT ITSS ialah Tobing (27). Tobing merupakan warga Malangke, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara (Lutra).
Kapolsek Malangke Iptu Arifan Efendi mengatakan korban di mata keluarga adalah sosok yang bertanggungjawab. Almarhum meninggalkan seorang istri dan seorang anak perempuan yang masih berusia 10 bulan.
"Musibah tersebut tentunya mengejutkan pihak keluarga. Almarhum meninggalkan seorang istri dan seorang putri berumur 10 bulan," kata Arifan kepada detikSulsel, Senin (25/12).
Arifan mengungkapkan jenazah almarhum Tobing dipulangkan dari Morowali ke kampung halamannya pada Minggu (24/12) dengan menggunakan ambulance dan dimakamkan pada Senin (25/12) pukul 09.00 Wita. Setibanya di kampung halaman, tangis haru keluarga menyambut kedatangan jenazah.
"Setelah teridentifikasi almarhum langsung dipulangkan ke kampung halaman dengan menggunakan ambulance dan disambut pihak keluarga dan kerabat almarhum," ungkapnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Ledakan Tewaskan 16 Orang
Ledakan tungku smelter PT ITSS awalnya dilaporkan menewaskan 13 orang pekerja usai kejadian. Namun hingga Senin (25/12) malam, jumlah korban bertambah menjadi 16 orang.
Kapolres Morowali AKPB Suprianto mulanya memperbarui data korban dari 13 menjadi 14 orang. Dia menyebut tambahan korban tewas merupakan korban yang mengalami luka berat bersama 28 orang lainnya.
Korban yang merupakan tenaga kerja asing (TKA) asal China itu sempat mendapatkan perawatan di RSUD Morowali pada Senin (25/12) pagi. Namun nyawanya tidak tertolong.
AKBP Suprianto kemudian kembali memperbarui informasi korban tewas dari 13 menjadi 16 orang. Ada tiga korban luka berat yang meninggal. Dua di antaranya merupakan TKA China.
"Ada 3 (korban luka berat yang meninggal hari ini di rumah sakit)" ujar AKBP Suprianto kepada detikcom, Senin (25/12).
Suprianto mengatakan tiga orang tewas masing-masing 2 TKA asal China dan satu lainnya pekerja asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar). Ketiganya sempat mendapatkan perawatan di RSUD Morowali usai menderita luka bakar hebat.
"TKA 2 (yang meninggal). Iya (satu pekerja Indonesia asal Sulbar)" terangnya.