Hari Trikora 19 Desember: Sejarah, Isi Perjanjian, serta Dampaknya

Hari Trikora 19 Desember: Sejarah, Isi Perjanjian, serta Dampaknya

Niken Dwi Sitoningrum - detikSulsel
Senin, 18 Des 2023 22:30 WIB
Hari Trikora jatuh pada 19 Desember. Hari peringatan ini dilatarbelakangi oleh operasi Trikora sebagai pembebasan Irian Barat (Papua) dari Belanda.
Ilustrasi (Foto: detikcom/Hasan Alhabshy)
Makassar -

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam rangka memperjuangkan teritorinya. Salah satu upaya yang dilakukan pada masa silam, yakni usulan Trikora yang dilakukan oleh Presiden Soekarno.

Hari di mana usulan tersebut diajukan menjadi salah satu hari bersejarah yang diperingati setiap tahunnya oleh bangsa Indonesia. Hal itu sebagai bentuk konfrontasi militer yang dilakukan Soekarno untuk merebut kembali Irian Barat.

Lantas, bagaimana lengkapnya penjelasan tentang Hari Trikora ini? Berikut penjelasannya, mulai dari sejarah hingga dampak yang berhasil diraih pada masa silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Hari Trikora

Dari laman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Trikora atau Tri Komando Rakyat merupakan tujuan bangsa Indonesia untuk mengambil alih kekuasaan wilayah Papua atau Irian Barat dari Belanda. Soekarno menjadi tokoh utama dalam sejarah Trikora, sebab ia merupakan pencetus gerakan operasi tersebut pada 19 Desember 1961.

Tanggal tersebut kemudian diperingati setiap tahunnya menjadi Hari Trikora oleh pemerintah. Tak hanya sebagai bentuk penghargaan pada hari bersejarah tersebut, tetapi juga pada dampak yang berhasil diraih bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan.

ADVERTISEMENT

Awal mula terjadinya konflik Papua ini, yaitu dari KMB (Konferensi Meja Bundar) pada 2 November 1949 di Belanda mengenai rencana pengakuan kedaulatan untuk Indonesia dari Belanda. Namun, masih ada satu permasalahan penting yang belum sempat disepakati, yaitu terkait status Papua.

Dikarenakan titik temu belum dicapai, KMB mengumumkan bahwa permasalahan Papua akan diselesaikan setelah satu tahun kemudian. Akan tetapi setelah 12 tahun silam, permasalahan tersebut belum ada pembahasan lagi. Padahal sebelumnya, telah disepakati oleh kedua belah pihak.

Dari Buku Modul Pelajaran Sejarah Indonesia Kelas XII SMA/SMK yang diterbitkan oleh Kemdikbud, dijelaskan juga karena upaya tersebut tidak berhasil, maka pemerintah Indonesia memutuskan untuk menempuh jalan lain.

Upaya ini telah dilakukan Indonesia sejak tahun 1957. Oleh karena itu, dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat, Presiden Soekarno, pada tanggal 19 Desember 1961, di depan rapat raksasa di Yogyakarta, Soekarno mengeluarkan suatu komando untuk berkonfrontasi secara militer dengan Belanda yang disebut dengan Tri Komando Rakyat (Trikora).

Diketahui pelaksanaan aksi Trikora ini dilakukan menggunakan kapal penjelajah KRI Irian 201 yang awalnya diperoleh dari Negara Rusia. Kapal tersebut sudah dilengkapi dengan fasilitas tempur yang meliputi bom jarak jauh, torpedo, dan juga rudal.

Secara detail, kapal ini mempunyai fregat sebanyak 12 buah, kapal selam sebanyak 12 unit, kapal penyapu ranjau sebanyak 4 unit, kapal berpeluru kendali sebanyak 22 unit, serta kapal cepat bertorpedo sebanyak 22 unit. Menurut saran yang diutarakan oleh Amerika Serikat, dalam aksi Indonesia untuk mengambil alih wilayah kekuasaannya dari Belanda, Indonesia harus lebih mengutamakan jalur diplomasi. Sementara, Amerika Serikat sudah bersedia sebagai penengah untuk membahas permasalahan tersebut.

Seiring berjalannya waktu, kedua belah pihak yaitu Indonesia dan Belanda bertemu untuk melakukan pembahasan terkait wilayah Papua Barat yang didampingi oleh Amerika Serikat. Pembahasan tersebut dikenal dengan nama Perjanjian New York. Selama proses perundingan, Belanda diwajibkan untuk menyerahkan Papua Barat untuk Indonesia.

Tak hanya itu, Belanda juga wajib menarik seluruh pasukannya yang berada di Papua Barat, sedangkan pasukan Indonesia diperkenankan masuk, namun masih di bawah kendali UNTEA. Tepat pada 31 Desember 1962, akhirnya bendera Merah Putih resmi dikibarkan yang berarti Indonesia telah berhasil mengambil alih wilayah kekuasaannya.

Isi Trikora

Adapun isi dari Trikora yaitu:

  1. Gagalkan pembentukan Negara boneka Papua Belanda
  2. Kibarkan sang Merah putih di Irian Barat
  3. Tanah Air Indonesia bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mepertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.

Dampak Trikora

Dengan dideklarasikannya Trikora mulailah konfrontasi total terhadap Belanda di Papua. Langkah pertama yang dilakukan oleh Presiden Soekarno yaitu mengeluarkan Keputusan Presiden No 1 tahun 1962 tertanggal 2 Januari 1962 tentang pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat di bawah Komando Mayor Jenderal Soeharto.

Sebelum Komando Mandala menjalankan fungsinya, unsur militer Indonesia dari kesatuan Motor Torpedo Boat telah melakukan penyusupan ke Irian Barat. Namun upaya ini diketahui oleh Belanda sehinga terjadi pertempuran yang tidak seimbang di laut Aru antara kapal-kapal boat Indonesia dengan kapal-kapal Belanda.

Naas Kapal MTB Macan Tutul, berhasil ditembak Belanda sehingga kapal terbakar dan tenggelam. Peristiwa ini memakan korban Komodor Yos Sudarso, Deputy KSAL dan Kapten Wiratno yang gugur bersamaan dengan tenggelamnya MTB Macan Tutul.

Pemerintah Belanda pada mulanya menganggap enteng kekuatan militer di bawah Komando Mandala. Belanda menganggap bahwa pasukan Indonesia tidak akan mampu melakukan infiltrasi ke wilayah Irian. Namun ketika operasi infiltrasi Indonesia berhasil merebut dan menduduki kota Teminabuan, Belanda terpaksa bersedia kembali untuk duduk berunding guna menyelesaikan sengketa Irian.

Tindakan Indonesia membuat para pendukung Belanda di PBB menyadari bahwa tuntutan pimpinan Indonesia bukan suatu yang main-main. Di sisi lain Pemerintah Amerika Serikat juga menekan pemerintah Belanda untuk kembali berunding, agar Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak terseret dalam suatu konfrontasi langsung di Pasifik Barat Daya.

Amerika Serikat juga punya kepentingan dengan kebijakan politik luar negerinya untuk membendung arus komunis di wilayah ini. Akhirnya pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda di New York, hal ini dikenal sebagai Perjanjian New York.

Hal pokok dari isi perjanjian itu adalah penyerahan pemerintahan di Irian dari pihak Belanda ke PBB. Untuk kepentingan ini kemudian dibentuklah United Nation Temporary Excecutive Authority (UNTEA) yang kemudian akan menyerahkan Irian Barat ke pemerintah Indonesia sebelum tanggal 1 Mei 1963.

Berdasarkan perjanjian New York, pemerintah Indonesia punya kewajiban untuk menyelenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Irian Barat sebelum akhir 1969. Dengan ketentuan, kedua belah pihak harus menerima apapun hasil dari Pepera tersebut.

Tindak lanjut berikutnya adalah pemulihan hubungan Indonesia Belanda yang dilakukan pada tahun 1963 dengan membuka kembali kedutaan Belanda di Jakarta dan kedutaan Indonesia di Den Haag. Sesuai dengan Perjanjian New York, pada tanggal 1 Mei 1963 secara resmi dilakukan penyerahan kekuasan Pemerintah Irian Barat dari UNTEA kepada Pemerintah Republik Indonesia di Kota Baru/Holandia/Jaya Pura.

Kembali Irian ke pangkuan RI berakhirlah perjuangan memperebutkan Irian Barat. Sebagai tindak lanjut dari perjanjian New York, Pemerintah Indonesia melaksanakan tugas untuk melaksankan Act Free Choice/Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).

Pemerinatah Indonesia menjalankan dalam tiga tahap. Tiga tahapan ini sukses dijalankan oleh pemerintah Indonesia dan hasil dari Pepera. Kemudian dibawa oleh Duta Besar Ortis Sanz ke New York untuk dilaporkan ke Sidang Umum Dewan Keamanan PBB.

Pada tanggal 19 November 1969, Sidang Umum PBB ke-24 menerima hasil Pepera yang telah dilakukan Indonesia karena sudah sesuai dengan isi perjanjian New York. Sejak saat itulah Indonesia secara de Jure dan de Facto memperoleh kembali Irian Barat sebagai bagian dari NKRI.

Nah, itulah penjelasan tentang Hari Trikora, mulai dari sejarah hingga dampak yang berhasil diraih pada masa silam. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(edr/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads