Siswa Sekolah Dasar (SD) di Desa Bonda, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) bertaruh nyawa ke sekolah lantaran harus menyeberangi sungai menggunakan perahu rakit. Aktivitas tersebut sudah dilakukan selama 6 bulan terakhir karena jembatan penghubung dusun terputus.
"Iya betul (siswa SD naik rakit ke sekolah) akibat jembatan yang terputus," ujar Kepala Desa Bonda Abd Wahab saat dihubungi detikcom, Senin (18/12/2023).
Siswa tersebut merupakan warga Dusun Tawaro, Desa Bonda, Kecamatan Papalang, Mamuju. Wahab mengatakan tiap harinya siswa SD di Dusun Tawaro harus menaiki rakit ke sekolahnya yang berada di Dusun Paniki dengan jarak 60,5 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jembatan penghubung di Desa Bonda bentangan 60,5 meter. Iya (siswa SD sudah 6 bulan ke sekolah pakai rakit)," terangnya.
Wahab mengatakan jembatan penghubung antar dusun tersebut rusak diterjang banjir pada 2022 lalu. Warga desa sempat membangun jembatan darurat, namun kembali rusak pada Juli 2023.
"Jembatan sempat baik setelah digotong royong, tapi hanya bisa digunakan dengan roda dua dan jalan kaki berkisar kurang lebih 6 bulan. Jadi terputus ini (jembatan) total hitunganya kurang lebih 6 bulan juga," katanya.
Ia mengaku Pemdes Bonda saat ini hanya bisa membuatkan perahu rakit sebagai penunjang aktivitas sementara warga. Termasuk digunakan anak sekolah untuk menyeberang.
"Saat ini pemdes bersama masyarakat hanya bisa menyiapkan rakit untuk di gunakan sebagai penyeberangan," jelasnya.
Wahab berharap kondisi jembatan di desanya bisa menjadi perhatian serius Bupati Mamuju Sitti Sutinah Suhardi. Ia mengaku pembangunan jembatan permanen akan mempermudah akses pelayanan pendidikan, kesehatan hingga perekonomian warga.
"Tentu mewakili masyarakat desa Bonda jembatan penghubung di desa Bonda bisa segera dibangun sehingga aktivitas masyarakat bisa terlayani seperti akses ke tambak petani, pengurusan kependudukan ke kantor desa, ke pusat pelayanan kesehatan serta anak didik yang bersekolah," ujarnya.
Dalam video beredar yang dilihat detikcom, tampak siswa-siswi SD menggunakan perahu rakit untuk menyeberangi sungai. Perahu rakit itu terbuat dari batang kayu yang disusun dengan diikatkan ke tali.
Terlihat kedua siswa SD itu ditemani bocah laki-laki. Ketiganya menaiki rakit dengan memegang tali yang menjulang agar tidak terjatuh.
(ata/hmw)