DPRD Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) turun tangan mengusut kasus wanita bernama Andi Juheriani (32) yang meninggal usai diduga lambat mendapat pelayanan di Puskesmas Kecamatan Cina. Kepala Puskesmas akan dipanggil untuk memberikan klarifikasi.
"Ini perlu diusut. Kalau memang ini karena kelalaian nakes atau karena telat dilayani harus ada tindakan tegas," ujar Ketua Komisi IV DPRD Bone Andi Ryad Baso Padjalangi kepada detikSulsel, Selasa (5/12/2023).
Ryad menyayangkan kasus ini terjadi saat Pemkab Bone sudah menerapkan Universal Health Coverage (UHC). Sistem tersebut harusnya mempermudah masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas hingga rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah UHC, cukup dengan KTP saja untuk berobat. Kalau pun harus dirujuk tidak perlu lama, karena yang intinya adalah penanganan pasien yang diutamakan," tegasnya.
Komisi IV DPRD Bone bakal memanggil Kepala Puskesmas Kecamatan Cina dan tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas saat itu. Mereka akan diminta menjelaskan duduk perkara meninggalnya pasien kritis karena lambat ditangani.
"Pasti akan dikejar (klarifikasi) pihak Puskesmas Kecamatan Cina. Bukan hanya Kepala Puskesmasnya, bahkan yang ikut menangani proses masuk UGD hingga dikirim ke RSUD Tenriawaru. Kalau memang ini karena kelalaian nakes yang menangani yang intinya siapapun itu pasti akan ada tindakan tegas, apalagi ini berhubungan dengan nyawa," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, perempuan bernama Andi Juheriani dilaporkan meninggal usai diduga lambat mendapat pelayanan di Puskesmas Kecamatan Cina. Keluarga pasien menuding pihak puskesmas tidak menghiraukan permintaan rujukan ke rumah sakit.
"Keluarga kami sudah meninggal karena tidak mendapat pelayanan di Puskesmas Cina. Dokter hanya bilang tunggu di saat kondisinya kritis," ujar kerabat pasien, Wiwin Selasa (5/12).
Wiwin menjelaskan pasien yang disapa Andi Ani itu masuk di Puskesmas Cina pada Minggu (3/12) malam dengan kondisi sudah setengah sadar. Dia pun mengaku sudah berulang kali memanggil dokter namun tidak merespons.
"Mereka terkesan acuh tak acuh dengan pasien, selalu bilang tunggu kalau dipanggil. Terakhir Pak Desa Kalibong yang temui langsung disampaikan kalau kesadarannya menurun. Tapi tetap bilang tunggu dan tidak melakukan tindakan medis," kata Wiwin.
(hsr/hsr)