Wakil Ketua Golkar Kabupaten Gowa yang juga kakak ipar Syahrul Yasin Limpo (SYL), Andi Muhammad Ishak mengubah haluan dukungan pada Pilpres 2024. Ishak menyatakan dukungannya untuk pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) ketimbang Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Caleg Golkar di DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) Dapil 3 ini mengaku dukungan untuk pasangan AMIN adalah pilihan pribadi. Ishak beralasan dukungan tersebut sudah sesuai hati nuraninya.
"Saya di Pilpres saya dukung Anies, karena walaupun partaiku Golkar mendukung Prabowo-Gibran, saya secara pribadi mendukung Anies, (alasannya) sesuai hati nuraniku," kata Ishak kepada detikSulsel, Jumat (1/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ishak juga mengaku tidak ada paksaan dalam menentukan pilihannya di Pilpres 2024. Dia bahkan sudah siap dengan segala konsekuensi dari Golkar.
"Tidak bisa dipaksa dan apapun risikonya saya harus terima karena hati nurani yang paling menentukan dalam pilihan ini," ujarnya.
Dia lantas terang-terangan mengaku prihatin dengan Golkar yang tidak mengusung kader sendiri di Pilpres 2024. Padahal, mantan Ketua AMPG Gowa ini menilai ada banyak kader Golkar yang punya potensi.
"Di situlah saya sebagai kader yang sekian puluh tahun di Golkar merasa prihatin terhadap Golkar kok banyak kader yang pintar kok tidak mengusung kader Golkar sendiri. Saya di Golkar sejak 94, pernah menjadi ketua AMPG, sekarang wakil ketua DPD II Golkar Gowa," katanya.
Belakangan ini, Ishak juga mengaku telah mengampanyekan AMIN di Gowa. Dia meminta pendukungnya untuk ikut mendukung AMIN di Pilpres.
"Saya pasti ajak mereka, saya bilang kalau dukung saya dukung juga calon presiden yang saya inginkan, karena kalau dukung saya, saya juga harus memperjuangkan calon presiden yang menurut saya terbaik di antara yang baik. Kan semua baik, semua hebat, semua pintar, tapi kan ada yang lebih pintar," tuturnya.
Terlepas dari itu, Ishak masih berharap Golkar tidak memberikan sanksi kepadanya. Dia mengatakan dirinya akan mati-matian memberikan dukungan andaikan Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang maju sebagai cawapres.
"Mudah-mudahan (tidak disanksi), seandainya kader Golkar, saya selaku kader Golkar pasti mati-matian berjuang untuk pemenangan, tapi ini kan tidak, tidak ada kader Golkar di situ. Seandainya Ketum Airlangga yang jadi cawapres pasti kita habis-habisan di bawah karena kepentingan partai lebih besar. Tapi ini kan tidak ada," pungkasnya.
Respons NasDem di halaman selanjutnya.