"Ini kan baru proses penanaman mulai sekarang. Jangka waktu panennya pisang itu kan 8 sampai 9 bulan. Berarti baru bisa mulai ekspor di triwulan ketiga dan keempat di 2025," ujar Kepala Diperindag Ahmadi Akil kepada detikSulsel, Kamis (30/11/2023).
Ahmadi mengatakan target 1 miliar pohon pisang yang ditanam di 500 ribu hektare lahan di Sulsel akan menghasilkan buah yang kualitasnya berbeda. Sehingga, buah dengan kualitas baik akan diekspor ke luar negeri dan sisanya untuk kebutuhan regional untuk dijadikan produk olahan lainnya.
"Sebagian juga akan diolah menjadi industri. Kemarin kan, hasil budi daya pisang itu pasti grade-nya tidak menjadi satu. Kalau dia grade 1, berarti kualitas ekspor," bebernya.
"Grade 2 mungkin untuk regional. Grade 3 dan 4 itu akan diolah menjadi industri. Seperti itu modelnya. Jadi tidak semua hasil pisang dari 500 ribu hektare akan diekspor secara keseluruhan. Ada juga yang lari ke industri," lanjut Ahmadi.
Dia kemudian menjelaskan Pemprov Sulsel telah sepakat dengan PT Cipta Agri Pratama sebagai off taker dari program budi daya pisang ini. Kerja sama tersebut berlaku selama 5 tahun.
"5 tahun seperti yang sudah dijelaskan oleh Pak Gubernur. 5 tahun kemudian baru bisa dilanjutkan dengan harga pasaran itu adalah tetap," jelasnya.
Ahmadi menuturkan kerja sama tersebut juga menjamin harga jual hasil budi daya pisang cavendish ini dipatok di harga yang akan disepakati nantinya. Sehingga, dia menyebut masyarakat tak perlu risau jika harga jual menurun akibat produksi meningkat.
"Misalnya, kita kerja sama per tandannya itu dibeli Rp 100 ribu. 5 tahun itu berlaku. Walaupun berapa saja produksi, tetap harganya begitu," paparnya.
"Ini kan belum. Baru berproses (untuk kesepakatan harga per tandan pisang). Untuk off taker-nya dengan Pemprov sementara berproses. Tetapi harganya flat selama 5 tahun. Jadi jangan khawatir ketika produksi pisang banyak, harganya turun. Tidak. Jangan khawatir," sambung Ahmadi.
Selain PT Agri Cipta Pratama sebagai off taker, Pemprov Sulsel juga telah bekerja sama dengan PT Yas Exports International pada Senin (27/11) lalu. Ahmadi mengatakan PT Yas Exports International merupakan eksportir pisang cavendish ke Timur Tengah.
"Jadi yang dikerjasamakan (dengan PT Yas Exports International) kemarin itu adalah antara eksportir buyer yang ada di dunia. Memperlihatkan bahwa jangan khawatir masyarakat Sulsel, ini sudah ada yang mau beli barangmu," ucap Ahmadi.
(asm/nvl)