Massa aksi bela Palestina terlibat kericuhan dengan massa salah satu organisasi kemasyarakatan (Ormas) di Bitung, Sulawesi Utara (Sulut). Polisi hingga saat ini masih bersiaga di lokasi kericuhan.
Pantauan detikcom di salah satu lokasi kericuhan, Jalan Kanopi, Kelurahan Bitung Barat 2, Kecamatan Maesa, Minggu (26/11/2023) pukul 10.50 Wita, aparat kepolisian dari Shabara dan Brimob Polda Sulut masih bersiaga di lokasi. Sejumlah mobil polisi diparkir di bahu jalan.
Di lokasi juga masih ada ambulans yang dirusak massa saat kericuhan terjadi. Kaca ambulans di sisi kiri dan kanan tampak pecah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, aktivitas warga di sekitar lokasi terpantau berjalan normal. Arus lalu lintas juga lancar dan tidak ada hambatan.
Diketahui, kericuhan terjadi pada Sabtu (25/11). Polisi hingga kini masih mendalami dampak dari bentrokan tersebut.
Kapolres Bitung AKBP Tommy Bambang Souissa mengatakan insiden berawal saat salah satu ormas merayakan HUT ke-12 di wilayah GOR Dua Saudara, Bitung. Acara HUT itu telah memperoleh izin dari pihak kepolisian.
"Awal mulanya itu dari salah satu LSM yaitu masyarakat adat yang melaksanakan HUT yang ke-12 yang dilaksanakan di GOR Dua Saudara, itu dengan tema kedaulatan pangan dan kebangkitan ekonomi lokal," kata AKBP Tommy kepada detikcom, Sabtu (25/11) malam.
Belakangan massa aksi bela Palestina melintas di lokasi. Hingga akhirnya diduga terjadi kesalahpahaman berujung bentrokan.
"Mungkin dari video yang sudah dilihat adanya aksi dari LSM tertentu terkait dengan kemanusiaan, terkait dengan peristiwa di Gaza sehingga ada beberapa spontanitas (bentrokan)" katanya.
Namun Tommy mengaku belum bisa merinci terkait motif bentrokan. Dia mengatakan pihaknya masih terus mendalami.
"Saya belum tau sampai ke situ, aksi kejar-kejaran motif saya belum tau, masih kami dalami lah," katanya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Walkot Bitung Imbau Warga Tak Terprovokasi
Wali Kota Bitung Maurits Mantiri memastikan wilayah Bitung sudah kondusif pascabentrok. Maurits lalu mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketentraman dan tidak terprovokasi.
"Pemerintah bersama semua stakeholder seperti tokoh agama, tokoh masyarakat dan unsur TNI/Polri kini sedang bersama-sama di lapangan untuk menyelesaikan selisih paham," ujar Maurits dalam keterangannya.
Dia berharap masyarakat tetap tenang. Maurits menekankan agar masyarakat tidak terprovokasi dengan beredarnya foto maupun video terkait keributan itu.
"Bersama-sama menjaga lingkungan kita, saling menegur, saling mendamaikan agar tidak terprovokasi oleh oknum-oknum yang menginginkan perpecahan di kota tercinta ini," tambahnya.