Sepakbola Tarkam di Halmahera Barat Ricuh, Oknum Polisi Diduga Provokasi

Halmahera Barat

Sepakbola Tarkam di Halmahera Barat Ricuh, Oknum Polisi Diduga Provokasi

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Sabtu, 25 Nov 2023 22:30 WIB
Pertandingan sepakbola antara kampung (tarkam) yang mempertemukan Tumaria FC Vs Domato FC di Halmahera Barat, Maluku Utara diwarnai kericuhan.
Foto: Pertandingan sepakbola antara kampung (tarkam) ricuh. (dok.istimewa)
Halmahera Barat -

Pertandingan sepakbola antara kampung (tarkam) yang mempertemukan Tumaria FC Vs Domato FC di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara diwarnai kericuhan. Oknum polisi diduga memprovokasi suporter untuk memukul Manager Tumaria FC, Haris Samsi.

Kericuhan terjadi di Lapangan Desa Bukumaadu, Kecamatan Jailolo, Halmahera Barat pada Kamis (23/11) sekitar pukul 16.30 WIT. Haris menyebut oknum polisi yang bermain untuk Domato FC menjadi pemicu hingga dirinya dipukul.

"Saya sendiri saja yang jadi korban, saya tara (tidak) kenal (identitas polisi), cuma banyak orang yang kenal dan bilang salah satu pemain dari tim Desa Domato itu anggota polisi. (Jumlah polisi yang bermain) dua orang, tapi satu orang itu yang jadi pemicu," ujar Haris kepada detikcom, Jumat (24/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haris menyebut timnya sempat unggul 1-0 atas Domato FC. Namun di tengah pertandingan, seorang pemainnya terkena bola di kotak penalti sehingga pemain Domato FC berteriak handsball, tapi wasit tidak meniup peluit.

"Terus torang (kami) punya pemain kena bola di garis 16 (kotak penalti), lalu dorang (mereka) bilang hands ball, sedangkan wasit tara (tidak) tiup peluit. Jadi langsung dorang (mereka) protes di wasit dan dorang (mereka) punya supporter cabut pagar-pagar di lapangan itu," terang Haris.

ADVERTISEMENT

Lanjut Haris, salah satu pemain Domato FC berinisial RK yang merupakan anggota polisi di Polsek Jailolo Selatan, memanggil pemain Tumaria FC hingga terjadi adu mulut. Melihat kekacauan di lapangan, Haris langsung melayangkan protes.

"Kebetulan dorang (mereka) punya pemain satu itu kan polisi, dia panggil torang (kami) punya pemain satu baku tanya, jadi saya sebagai manager tim langsung protes, saya bilang berdasarkan hasil meeting kan aturannya kalau siapa punya supporter yang bikin kacau, itu timnya otomatis gugur," ujarnya.

"Lalu polisi itu dia punya suara besar lagi, dia tunjuk saya. Langsung dorang (mereka) punya massa (supporter Domato FC) lari masuk (ke lapangan) dusu (kejar) pukul saya," tambah Haris.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Halmahera Barat, Bakri Syahruddin mengatakan dalam pertandingan itu ada dua anggota polisi yang bermain bersama tim Domato FC. Oknum polisi berinisial RK tersebut telah dipanggil Propam Polda untuk menjalani pemeriksaan.

"Iya, oknum anggota polisi itu sudah dipanggil Propam Polda untuk diperiksa. Inisial RK, tugas di Polsek Jailolo Selatan. Iya, dua pemain itu (anggota polisi), mereka cuma ribut saja, tidak memukul. Jadi si anggota itu suaranya besar saja. Jadi korbannya dari Desa Tauro, pelakunya dari Desa Damato," ujar Bakri saat dihubungi terpisah.

Bakri menyebut berdasarkan keterangan korban Haris yang saat ini berstatus sebagai saksi, tindakan RK belum mengarah ke pemukulan. Hanya saja, suara RK yang membesar memicu kelompok suporter tim Domato FC untuk berbuat anarkis.

"Tapi keterangan saksi yang mengarah ke dia (RK) belum ditemukan pemukulan, tapi sempat suara besar saja itu. Memang dia bermain untuk tim dari Desa Domato, makanya lagi diperiksa Propam Polda itu," ujarnya.

"Dia (RK) suara besar sehingga memancing massa. Tapi kan harus kita lihat dulu, apakah suaranya besar karena tidak terima dengan gol itu atau apa, kan kita harus lihat dulu perbuatan dia sejauh mana," tambah Bakri.




(hsr/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads