Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Izak Pangemanan membantah bocah SD bernama Misana Hagisimijau (12) terluka parah akibat terkena serpihan ledakan ranjau milik aparat. Dia menegaskan ledakan itu bukan dari ranjau atau alat peledak milik TNI.
"Kalau itu bahan peledak TNI, anak itu pasti hancur badannya," ujar Mayjen Izak Pangemanan kepada detikcom, Senin (20/11/2023).
Izak menduga korban terluka karena ledakan yang berasal dari petasan atau mercon. Hal tersebut berdasarkan luka bakar yang diderita korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Luka yang diderita adalah luka bakar, kemungkinan besar mercon," katanya.
Diketahui, Misana Hagisimijau mengalami luka parah diduga akibat terkena serpihan ranjau yang meledak di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua Tengah, Kamis (9/11). Ranjau yang meledak tersebut diduga milik aparat.
"Tidak menutup kemungkinan mengenai bahan peledak yang ditanam sebelumnya oleh aparat keamanan," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo dalam keterangannya, Jumat (17/11).
Benny menduga, ranjau tersebut ditanam oleh aparat karena Kampung Titigi merupakan salah satu basis kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah Intan Jaya. Korban disinyalir terluka terkena serpihan ledakan.
"Mengingat, Kampung Titigi dianggap sebagai basis KKB Wilayah Intan Jaya sehingga dimungkinkan terjadi serpihan atau radiasi dari ledakan ranjau," imbuhnya.
Bocah SD Terkena Ledakan Saat Pulang Sekolah
Benny mengatakan, insiden ini berawal ketika korban bersama teman-temannya baru saja pulang sekolah. Korban melempar burung menggunakan batu di sekitar jalan dekat sekolah.
"Kejadian berawal saat korban setelah pulang sekolah sedang melempar burung dengan batu selama berapa waktu di sekitar jalan yang jaraknya jauh dari sekolah, sekitar 40 meter," ujar Benny.
Benny menjelaskan dari keterangan saksi bernama Yosua Hagisimijau (31) tidak lama setelah itu terdengar suara ledakan yang besar. Suara ledakan tersebut membuat anak-anak sekolah berlari ke rumah Kepala Sekolah SD Negeri 1 Titigi.
"Ledakan besar terdengar, menyebabkan anak-anak sekolah berlari ke rumah Yosua dan Kepala Sekolah untuk melaporkan adanya korban," sambungnya.
Benny menuturkan, korban sempat dilarikan ke RSUD Yok untuk mendapatkan pertolongan. Setelah itu, korban dievakuasi ke Kabupaten Mimika untuk mendapatkan penangan media lebih lanjut.
"Korban kemudian dievakuasi menuju Bandara Bilorai menuju Kabupaten Mimika menggunakan pesawat REVEN PK-RVV untuk mendapat penanganan medis lebih lanjut," pungkasnya.
(hsr/asm)