Mantan Wali Kota (Walkot) Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) Taufan Pawe alias TP, menuding demonstrasi bertajuk pawai kebahagiaan usai dirinya purnatugas dilakukan oleh sekelompok orang yang sakit hati. Taufan mengklaim survei membuktikan dirinya disukai warga saat menjabat walkot.
Hal tersebut diungkapkan TP saat konferensi pers menanggapi pawai kebahagiaan usai dirinya mengakhiri masa jabatan di salah satu kafe di Makassar, Jumat (10/11/2023). Taufan bahkan menyebut orang sakit hati itu sudah ada sejak awal dirinya dilantik jadi walkot.
"Kelompok itu adalah kelompok sakit hati dengan saya. Kelompok itu sudah ada sejak awal pelantikan saya, itu-itu saja berputar, Rahman Saleh lah," ujar Taufan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taufan lantas mengklaim survei kepuasan masyarakat sebelum dirinya purnatugas sebagai wali kota sangat baik. Dia pun menyimpulkan kelompok yang berdemo itulah sebagian kecil yang tidak suka dengan pemerintahannya.
"Olehnya itu, apapun yang terjadi akhir-akhir ini di Parepare, seandainya almarhum masih hidup Herman Heizer, survei terakhir saya itu warga saya yang suka saya 91,3 persen warga yang suka pemerintahannya 93,7 persen. Berarti selebihnya itu mungkin bagian kecil itu. Tidak apa-apalah memangnya kita ini sempurna apa? tidak ada yang sempurna," katanya.
Selain itu, Taufan menduga momentum purnatugasnya itu dimanfaatkan oleh lawan politiknya agar aksi tersebut viral di media sosial. Meski demikian, dia mengaku tak ingin ambil pusing dan percaya masyarakat pengguna media sosial sudah cerdas.
"Tetapi saya mencium aroma dimanfaatkan oleh lawan politik saya. Saya yakin yang lihat media sosial pastilah masyarakat cerdas. Itulah yang saya bilang tadi saya tidak mau bicara Parepare, kemajuan, keberhasilannya Parepare dengan retorika, lihat saja Parepare dengan mata," jelasnya.
Di sisi lain, Taufan mengungkit peristiwa ketegangan saat dirinya mengungsi ke vilanya di Kabupaten Pinrang akibat pandemi COVID-19. Dia mengaku saat itu terpaksa meninggalkan rumah jabatan wali kota karena dijadikan posko penanganan COVID.
"Ingat waktu COVID saya pergi cari tempat yang cukup aman bagi saya, karena rumah jabatan diambil posko untuk COVID. Saya ke tempat saya istirahat di vila saya di Pinrang. Hampir terjadi pertumpahan darah, karena masyarakat Pinrang sayang saya, dia teriak-teriak gantung Taufan Pawe gantung wali kota," tutur Taufan.
"Tapi saya tidak hadapi, biarlah, karena fitrah manusia ada sifat amarah, saya pun ada tapi Insyaallah terkendali," tambah Ketua Golkar Sulsel ini.
TP Fokus Urus Caleg
Usai purnatugas sebagai wali kota, TP mengaku akan langsung bergerak untuk peningkatan elektoral Partai Golkar. Dia akan langsung berkeliling ke DPD Golkar kabupaten/kota.
"Persoalan apa kegiatan saya sekarang ini, saya fokus untuk kerja-kerja elektoral Partai Golkar. Rencananya ini saya besok mulai Maros keliling, walaupun ini larangan untuk berkumpul sampai 27 November tapi kalau berkumpulnya untuk pengurus partai itu sah-sah saja dalam gedung," jelasnya.
Dia mengaku akan memastikan kesiapan caleg DPRD kabupaten/kota jelang masa kampanye. Dia tak ingin caleg melakukan sosialisasi tanpa arahan dan strategi khusus.
"Saya akan mencoba meraba semua caleg-caleg di kabupaten/kota ini seperti apa kesiapannya. Karena kalau kita tidak memberi support tentu beda nilainya kalau jalan begitu saja," jelasnya.
"Persoalan gubernur itu persoalan berikutnya. Saya mau fokus dulu, mudah-mudahan saya bisa ke Senayan 14 Februari ini. Selanjutnya itu adalah merupakan jalur yang sangat jelas," tambahnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Warga Pawai Kebahagiaan
Sejumlah massa sempat menggelar aksi demonstrasi bertajuk pawai kebahagiaan atas berakhirnya masa jabatan Taufan Pawe sebagai walkot di kantor DPRD Parepare, Selsa (31/10). Massa mengaku kecewa hingga menuding TP kerap memutasi pejabat selama menjabat.
"Jadi kegiatan itu pawai kebahagiaan berakhirnya masa jabatan Taufan Pawe sebagai wali kota," kata salah seorang massa aksi, Kaharuddin Mardjaeni kepada detikSulsel, Kamis (2/11).
Menurut Kaharuddin, massa berkeliling melakukan pawai menjelang akhir masa jabatan Taufan Pawe. Massa pun membuang atribut bertuliskan Taufan Pawe.
"Ada sekitar 800 warga Parepare yang melakukan pawai kebahagiaan atas selesainya masa jabatan Taufan Pawe. Kita keliling kota bahkan ada yang buang sial dengan membuang hal-hal berbau Taufan Pawe," ungkapnya.
Dia juga mengungkapkan, selama dua periode menjabat Wali Kota Parepare, Taufan Pawe dianggap menyengsarakan warga Kota Parepare. Hal ini membuat warga jenuh selama Taufan menjabat.
"Selama menjabat 2 periode Wali Kota sering menzalimi masyarakatnya, ada ASN yang dinonjobkan dan sebagainnya. Kita sudah jenuh selama ini karena selama menjabat Taufan ini benar-benar memanfaatkan kekuasaannya untuk menindas masyarakat," ucapnya.