PT PLN (Persero) menambah pasokan pembangkit listrik sebesar 10 Megawatt (MW) di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hal tersebut adalah salah satu upaya pihak PLN untuk memperkuat sistem kelistrikan di wilayah Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) yang terganggu akibat fenomena El Nino.
Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso mengatakan pihaknya saat ini terus berupaya untuk memperkuat sistem kelistrikan. Di antaranya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) khususnya di daerah aliran sungai di lokasi PLTA dan relokasi secara bertahap pembangkit dengan total daya 80 MW.
"Kami tidak akan berhenti dan terus berupaya secara bertahap memperkuat sistem kelistrikan. Tim khusus bidang pembangkitan dari Nusantara Power, Indonesia Power, PLN Tarakan dan PLN Batam kami terjunkan untuk membantu pemulihan sistem kelistrikan Sulbagsel," ujar Adi dalam keterangannya, Jumat (3/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch Andy Adchaminoerdin menuturkan pengoperasian pembangkit ini menjadi simbol dan trigger untuk penguatan pasokan dan sistem layanan kepada masyarakat. Di tengah situasi saat ini masyarakat perlu menjaga keamanan saat penggunaan listrik agar tak terjadi hal-hal tak diinginkan.
"Kami juga ingin mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan kerjasama semua pihak termasuk stakeholder untuk pemulihan sistem kelistrikan Sulbagsel ini. Hal ini merupakan wujud nyata dari AKHLAK yaitu salah satunya Kolaboratif dan seluruh pihak ikut turun dan terlibat dalam sama-sama mengatasi tantangan yang ada," kata Andy.
"Kami optimis dengan hadirnya pembangkit ini menjadi penyemangat kita untuk terus bekerja menyediakan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Tidak lupa kami mengimbau dalam situasi seperti ini masyarakat dapat menjaga keamanan saat menggunakan listrik,"tambahnya.
Untuk diketahui, sistem kelistrikan wilayah Sulbagsel terhubung mulai dari Sulawesi Selatan daratan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah (Palu, Poso), dan Sulawesi Tenggara daratan. Pasokan listrik di wilayah ini bergantung terhadap debit air di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Di musim kemarau yang berkepanjangan ini berdampak terhadap berkurangnya debit air, sehingga menyebabkan kemampuan PLTA turun sekitar 75 persen dari 850 MW menjadi hanya 200 MW.
(ata/ata)