Menko Polhukam Mahfud Md menyinggung pidato Prabowo Subianto di Pilpres 2019 saat menghadiri acara Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Mahfud kembali mengungkit pernyataan Prabowo kala itu yang menyebut Indonesia bakal bubar tahun 2030.
Hal itu diutarakan Mahfud saat menjadi pembicara dalam kegiatan National Leadership Camp Silatnas ICMI di Aula Prof Amiruddin, Fakultas Kedokteran Unhas, Kamis (2/11/2023). Mahfud saat itu sedang membawakan orasi terkait 'Pemetaan Politik Islam di Indonesia Jelang Pemilu 2024'.
"Ada polemik tahun 2018 ketika kampanye presiden, Pak Prabowo calon presiden waktu itu. Pidatonya gini, bahwa Indonesia bahaya, Indonesia akan bubar pada 2030 kalau kita masih seperti gini-gini aja, itu pidato kampanyenya pak prabowo di 2018 ketika akan running dalam pilpres," ujar Mahfud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahfud melanjutkan, pidato Prabowo saat itu membuat masyarakat ribut. Warga mempertanyakan apa dasar Prabowo mengatakan Indonesia akan bubar pada 2030.
"Orang ribut, apa dasarnya pak Prabowo? Apa dasarnya mengatakan 2030 bubar? Kan kita sudah punya Perpres, 2045 kita sudah jadi Indonesia emas. Pak Prabowo mengatakan, 'Itu saya baca di sebuah buku judulnya 'Ghost Fleet' siapa penulis buku Ghost Fleet ini P.W Singer'," rinci Mahfud.
Mahfud lantas menyinggung soal isi dari buku tersebut. Dalam salah satu bagian kecil buku itu, lanjutnya, pada suatu saat di tahun 2030 Indonesia akan dikuasai artificial intelligence (AI).
"Ada kata begini, ketika Indonesia tidak ada maka negara akan dikuasai Artificial Intelligence (AI), Indonesia sudah tidak ada," jelasnya.
"Nah oleh pak Prabowo itu dilempar ke publik, lalu publik ribut, itu buku apa. Itu buku novel, novel intelijen seorang penulis tentang perang dan teknologi perang. Mengamati soal intelijen lalu dia nulis buku. Suatu saat kelak ketika tahun 2030 dan bla bla bla. Itu jadi dasar pak Prabowo," tambah Mahfud MD.
Kata Mahfud, Prabowo kala itu diserang habis-habisan karena melansir novel fiksi. Kendati demikian, Mahfud mengaku kala itu dia membela Prabowo.
"Pak Prabowo waktu itu diserang habis-habisan, wah masa buku doang yang dibegitukan. Tapi saudara, pak Prabowo itu tidak sepenuhnya salah. Waktu itu saya bela. Indonesia itu akan menjadi Indonesia Emas dengan ciri-ciri seperti tadi sudah dihitung. Sarjana kita berapa dokter, ahli gizi berapa, dokter jantung berapa, sudah di hitung di tahun 2045 itu sudah emas," jelasnya.
Menurut Mahfud, hitungan dalam pidato Prabowo akan terjadi jika dibawa ke konteks hukum. Menurutnya Indonesia bakal bubar jika hukum tidak ditegakkan dengan adil.
"Kalau Indonesia itu tidak ada penegakan hukum dan keadilan, kalau hukum dan keadilan tidak tegak, negara bubar," tegas Mahfud.
Sebelumnya diberitakan, Mahfud menegaskan kehadirannya di Unhas Makassar bukan dalam rangka kampanye politik. Dia menekankan kapasitasnya bukan sebagai Cawapres Ganjar Pranowo.
"Saya sekarang tidak kampanye pemilu, kampanye politik. Saya datang ke sini sebagai Menko dan saya tahu politik kita itu masing-masing beda, silakan saja," kata Mahfud dalam pidatonya, Kamis (2/11).
Mahfud mengatakan pidatonya berbicara soal kampanye politik yang ideologis dan inspiratif. Dia tidak akan menjelaskan kampanye politik praktis karena menyadari para peserta dalam acara ini punya sikap politik yang berbeda-beda.
"Saya akan bicara kampanye politik yang ideologis, inspiratif bukan praktis. Kalau praktisnya bisa beda kita," pungkasnya.
(sar/hsr)