Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggandeng PT Cipta Agri Pratama untuk menjalankan program budi daya pisang di Kabupaten Bone. Pihak perusahaan mengaku melibatkan 200 orang petani dalam program ini.
"Sampai 200 orang. Jadi padat karya di sini," ujar Offtaker PT Cipta Agri Pratama Rio Airlangga kepada wartawan di lahan demplot budi daya pisang di Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sabtu (28/10/2023).
Rio mengatakan kehadirannya untuk membantu Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menyukseskan program budi daya pisang di Bone. Dia mengatakan pihaknya akan fokus pada hasil produksi pisang yang dapat diserap pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini saya hadir sebagai offtaker. Membantu program Pj Gubernur Sulsel. Bahwa serapan pasar ini menjadi faktor utama," katanya.
Dia menuturkan pihaknya akan memberikan pelatihan teknis kepada petani yang dilibatkan dalam program ini. Dengan harapan, hasil dari budi daya pisang memiliki kualitas ekspor.
"Selain itu, kami juga memberikan jaminan untuk bimbingan teknis di lapangan. Bagaimana bisa menghasilkan pisang berkualitas. Dan nanti kita bisa menjangkau pasar ekspor," sebutnya.
Rio mengaku memiliki pangsa pasar yang tersebar di beberapa daerah secara nasional. Dia pun meminta para petani tidak ragu dan khawatir terkait harga pisang ke depannya.
"Selain pasar ekspor, saya di Jakarta juga sudah punya cabang sampai di Makassar ini, secara nasional. Jadi untuk serapan pasar, masyarakat tidak usah khawatir. Kami di sini hadir untuk menjamin kepastian harga, kepastian pasar," imbuhnya.
Dia menambahkan pihaknya telah menyiapkan beberapa skema. Namun di sisi lain, dia meminta kepastian produk yang dapat disuplai.
"Melalui tiga segmen pasar. Ada distribusi lokal, distribusi ekspor, kemudian ada segmen industri. Dari semua itu pasarnya ada. Maka dari itu, semua ini butuh kepastian produksi. Butuh kepastian suplai," bebernya.
Sementara, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar menyebut lahan demplot seluas 1.300 hektare di Bone menjadi lahan percontohan. Dia menilai skenario yang ada di lahan tersebut cukup mumpuni dari segala sisi.
"Kalau kita melihat skenario kerjanya, ya, kelihatannya sudah hampir lengkap. Perbankannya, bibit, kemudian orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang agronomi, tentang pisang sudah kita datangkan dari Jawa," ujar Bahtiar.
Melalui program ini, dia berharap agar masyarakat sekitar lahan dapat ikut diberdayakan. Sehingga, sekecil apapun produksi pisang milik masyarakat dipastikan dapat diserap oleh pasar.
"Jadi saya berharap, ini bukan hanya kita yang di lokasi percontohan yang sukses. Tapi juga masyarakat sekitarnya. Mungkin masyarakat kita punya 10 pohon, 20 pohon, tetap bisa terserap hasilnya. Ada yang beli," kata Bahtiar.
(hsr/hmw)