Sejumlah warga di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) rela berjalan kaki sejauh 5 kilometer ke kebun untuk mendapatkan air bersih imbas kemarau panjang. Kondisi tersebut dialami warga sejak dua bulan terakhir.
"Iya ada sekitar 30 kepala keluarga (KK) ini susah air, sumur kering karena kemarau," ujar warga Desa Salama, Irma kepada detikSulsel, Sabtu (28/10/2023).
Irama mengatakan kekeringan tersebut melanda Dusun Puncak, Desa Salama, Kecamatan Sabbang, Luwu Utara. Dia mengaku warga sudah kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sudah hampir 2 bulan, kalau mau mandi, mencuci, dan untuk keperluan di rumah itu ambil air di pancuran di kebun," katanya.
Dia menyebutkan ada 3 sumber air di wilayah perkebunan yang digunakan warga untuk mendapatkan air bersih. Namun untuk menuju ke lokasi, warga harus menempuh jarak kurang lebih satu hingga lima kilometer, tergantung lokasi rumah.
"Tergantung di mana rumahnya, ada yang jalan kaki, ada juga yang naik motor. Kalau saya dari rumah ke kebun itu hampir 5 kilometer," katanya.
Irma mengungkap setiap hari mengambil air di kebun sebanyak empat kali menggunakan jeriken. Dia mengambil air di kebun bersama suaminya.
"Pokoknya biasa itu dalam sehari kadang 4 kali, karena di rumah itu ada beberapa orang jadi banyak butuh air," bebernya.
Di sisi lain, Irma pun berharap bantuan air bersih dari pemerintah setempat. Sebab sejak kekeringan melanda daerahnya, belum ada bantuan masuk dari pemerintah.
"Belum ada bantuan. Ya kalau bisa ada bantuan air, karena air yang paling utama," harapnya.
(hsr/hmw)