Pj Gubernur Sulsel Sebut Penjualan Kayu Pembuatan Pinisi Kewenangan Pusat

Pj Gubernur Sulsel Sebut Penjualan Kayu Pembuatan Pinisi Kewenangan Pusat

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Jumat, 27 Okt 2023 23:30 WIB
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin.
Foto: Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. (Ahmad Nurfajri/detikSulsel)
Bulukumba -

Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin merespons keluhan Pemkab Bulukumba yang kekurangan kayu untuk membuat kapal Pinisi. Bahtiar mengaku akan berkomunikasi dengan pemerintah pusat sebab penjualan kayu untuk kapal pinisi kewenangannya di pusat.

"Tugas saya bersama Pak Bupati (Bulukumba) mengkomunikasikan dengan pemerintah pusat," ujar Bahtiar kepada wartawan usai menghadiri Festival Pinisi XIII di Bulukumba, Jumat (27/10/2023).

Bahtiar memastikan akan memberikan atensi terhadap persoalan yang sedang dialami oleh para pengrajin perahu Pinisi. Sebab, persoalan ini menjadi penentu nasib mereka di masa mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahwa masyarakat kami, yang disebut pembuat perahu Pinisi yang dibangga-banggakan, tapi nasibnya pembuat perahu ya hanya begini-begini," bebernya.

Selain itu, dia juga mengaku kebijakan penjualan kayu yang digunakan untuk membuat kapal Pinisi diluar dari kewenangannya. Sehingga, hal ini sangat tepat untuk dikonsultasikan kepada pemerintah pusat.

ADVERTISEMENT

"Ini harus dikomunikasikan. Karena di luar kemampuan pemerintah daerah dan di luar kebijakan saya (Pemprov Sulsel). Karena kebijakan tentang tata kelola perkayuan di Indonesia itu di nasional. Itu memang ada regulasinya," sebutnya.

Apalagi menurut Bahtiar bahan dasar pembuatan Pinisi menggunakan kayu tertentu. Sementara ketersediaan kayu tersebut memang cukup menipis saat ini.

"Ini kan kayunya yang dipakai bikin kapal itu rupanya tidak sembarang kayu juga. Ada kayu besi, kayu ulin. Nah, kayu-kayu ini kan memang jumlahnya sudah mulai terbatas di Indonesia," imbuhnya.

Di satu sisi, negara pun disebut memiliki kebijakan khusus soal penggunaan kayu yang dipakai membuat Pinisi. Oleh karena itu, komunikasi yang akan dilakukannya itu untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat dan kepentingan nasional.

"Di sisi lain, negara memiliki regulasi tentang tata kelola kayu. Apalagi kayu-kayu spesifik yang menjadi bahan baku perahu," ucapnya.

"Nah, tentu ini harus kami komunikasikan. Bagaimana menjembatani kepentingan nasional terjaga juga kelestarian kayu kita," lanjut Bahtiar.

Tak hanya itu, komunikasi yang akan ia lakukan itu untuk memperjuangkan kesejahteraan para pembuat perahu Pinisi itu. Agar masyarakat tetap dapat melanjutkan tradisi yang telah ada.

"Mereka membutuhkan uluran tangan dari siapapun. Termasuk dari pemerintah pusat dan teman-teman swasta. Juga perlu kebijakan. Supaya mereka tetap bisa melanjutkan tradisi ini yang membanggakan Indonesia," paparnya.

"Jadi jangan cuma bilang kebanggaan Indonesia tapi kita tidak memberikan perlindungan. Terhadap keberlanjutan hidup mereka," tukas Bahtiar.

Sebelumnya diberitakan, Pemkab Bulukumba mengeluhkan persediaan bahan baku kayu pembuatan kapal Pinisi yang kurang. Hal tersebut disampaikan Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf saat memberi sambutan pada kegiatan Festival Pinisi XIII di Bulukumba, Jumat (27/10).

"Beliau juga sudah memahami masalah kondisi akan bahan baku pembuatan perahu yang selama ini menjadi kendala. Dari saudara-saudara kita perajin kapal, pengusaha kapal," ujar Andi Uta, Jumat (27/10/2023).

Andi Uta mengatakan kekurangan kayu untuk membuat kapal Pinisi cukup menyulitkan para pembuat perahu. Kondisi tersebut menyebabkan para perajin tidak lagi membuat Pinisi di Bulukumba.

"Sehingga satu atas dampak dari bahan baku yang menjadi kendala. Sehingga perajin kapal banyak tidak di Bulukumba," ungkapnya.




(hsr/hsr)

Hide Ads