Sejarah Singkat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober dan Maknanya

Sejarah Singkat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober dan Maknanya

Naila Jilan Ramadhani - detikSulsel
Kamis, 26 Okt 2023 09:21 WIB
Ilustrasi contoh pantun Sunda lucu.
Foto: Istimewa
Makassar -

Bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober setiap tahunnya. Lantas, seperti apa makna dan sejarah Hari Sumpah Pemuda ini?

Sumpah Pemuda menjadi salam satu momen penting bagi bangsa Indonesia. Peristiwa ini melahirkan ikrar para pemuda yang menyatakan sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia.

Berkat itu, terbentuk semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sehingga, sudah sepatutnya untuk mengetahui sejarah dan ikut memperingati hari penting ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, seperti apa sejarah Hari Sumpah Pemuda ini? Bagaimana pula makna Sumpah Pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

Untuk mengetahuinya, berikut penjelasan lengkapnya dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber. Simak sampai akhir ya!

ADVERTISEMENT

Sejarah Singkat Sumpah Pemuda

Melansir dari laman Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud, dalam situasi Indonesia yang masih terjajah, pada tahun 1926 akhirnya para pemuda dari gabungan pelajar di Indonesia mendirikan suatu organisasi yang bernama Indonesische Student Bond atau PPPI. Organisasi ini bertujuan untuk menguatkan rasa persatuan dan kebangsaan Indonesia dalam sanubari pemuda-pemudi.

Himpunan tersebut terdiri dari para pemuda dari Stovia, Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS), dan Rechtshogeschool te Batavia (RHS).

Pada tanggal 3 Mei 1928 dan 12 Agustus 1928 mereka mengadakan pertemuan untuk membahas mengenai kepanitiaan, susunan acara kongres, waktu, tempat, serta biaya. Pertemuan ini disebut sebagai kongres pertama.

Setelah pertemuan tersebut, akhirnya mereka sepakat untuk mengadakan kongres kedua yang akan diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober. Kongres kedua ini diselenggarakan di tiga lokasi yaitu Katholieke Jongenlingen Bond, Oost Java Bioscoop, dan Indonesische Clubgebouw (Rumah Indekos, Kramat No. 106).

Sebagai hasil dari kongres kedua ini, terbentuklah susunan kepanitian sebagai berikut:

  1. Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
  2. Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
  3. Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
  4. Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
  5. Pembantu I: Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond)
  6. Pembantu I: Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond)
  7. Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
  8. Pembantu III: R.C.L. Sendoek (Jong Celebes)
  9. Pembantu III: R.C.L. Sendoek (Jong Celebes)
  10. Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
  11. Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud (Pemoeda Kaoem Betawi)

    Selain susunan kepanitiaan, mereka juga membahas tentang mengenai pembiayaan. Pembiayaan tersebut disepakati untuk ditanggung bersama organisasi-organisasi yang hadir. Selain itu, mereka juga mengumpulkan dana sukarela.

Rapat Pertama, Gedung Katholieke Jongenlingen Bond

Rapat pertama diselenggarakan pada Sabtu malam, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB). Ketua PPPI Sugondo Djojopuspito, membuka kongres dengan mengajak peserta memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.

"Perceraian itu wajiblah diperangi, agar kita bisa bersatu," demikian sambutan Sugondo Djojopuspito dalam pembukaan kongres tersebut.

Setelah deklarasi tersebut, Mohammad Yamin juga menerangkan mengenai arti dan persatuan dengan pemuda. Baginya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat Kedua di Gedung Oost-Java Bioscoop

Selanjutnya, rapat kedua ini digelar pada Minggu, 20 Oktober 1928 di Gedung Oost-Java Bioscoop. Pertemuan ini mendiskusikan mengenai masalah pendidikan Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro selaku pembicara berpandangan mengenai anak harus memperoleh pendidikan kebangsaan, dan harus ada keseimbangan antara pendidikan anak di sekolah dan di rumah. Bahwasanya anak harus dididik secara demokratis.

Rapat Ketiga di Gedung Indonesische Clubgebouw

Rapat ketiga pada hari Minggu, 28 Oktober 1928. Soenario memaparkan betapa pentingnya nasionalisme dan demokrasi. Setelah itu Ramelan mengemukakan tentang gerakan kepanduan yang tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.

Gerakan kepanduan sejak dini dapat mendidik anak-anak disiplin dan mandiri. Hal tersebut dikarenakan hal-hal tersebutlah yang dibutuhkan dalam perjuangan. Theo Pengamanan menyampaikan bahwa pandu sejati adalah pandu berdasarkan semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air Indonesia.

Lalu sebelum kongres ditutup, lagu "Indonesia Raya" dilantunkan oleh Wage Rudolf Supratman atau W.R. Supratman lewat lantunan biolanya. Saat lagu Indonesia Raya diputar, para anggota kongres terlihat antusias. Kemudian kongres ditutup dengan pembacaan sebuah keputusan oleh Sugondo Djojopuspito. Keputusan ini dirumuskan oleh Mohammad Yamin.

Putusan Kongres Pemuda-Pemuda Indonesia

Kerapatan pemuda-pemuda Indonesia diadakan oleh perkumpulan-perkumpulan pemuda Indonesia yang berdasarkan kebangsaan dengan namanya Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar2 Indonesia.

Dari Hasil rapat tersebut kemudian diputuskanlah ikrar sumpah pemuda sebagai berikut:

Pertama.
Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Indonesia

Kedua.
Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia.

Ketiga.
Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.

Setelah mendengar putusan ini, kerapatan mengeluarkan keyakinan azas ini wajib dipakai oleh segala perkumpulan kebangsaan Indonesia.

Istilah 'Sumpah Pemuda' melekat pada keputusan kongres ini. Makna yang terkandung adalah agar pemuda-pemudi Indonesia senantiasa mencintai tanah air Indonesia, menjaga dan merawat persatuan kita sebagai sebuah bangsa, serta menjunjung penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Makna Sumpah Pemuda

Adapun makna Sumpah Pemuda sebagaimana dikutip dari laman Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Menyatukan Perjuangan Indonesia

Sumpah Pemuda menjadi tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan. Pemuda-pemudi yang berperan dalam Sumpah Pemuda rela berkorban waktu, tenaga, dan harta untuk menyatukan bangsa.

Makna ini mengajarkan bahwa dengan kesatuan, bangsa Indonesia mampu mengatasi rintangan dan membebaskan diri dari penindasan.

2. Mendorong Semangat Juang

Semangat para pemuda dalam Sumpah Pemuda memberikan inspirasi kepada generasi penerus. Isi Sumpah Pemuda menjadi contoh nyata bagaimana semangat berjuang dan nasionalisme harus ditanamkan dalam diri generasi muda.

Bagi generasi milenial yang hidup dalam kenyamanan, memahami makna sumpah pemuda dapat membangkitkan semangat berjuang dan rasa cinta terhadap tanah air.

3. Memaknai Rasa Cinta Tanah Air

Sumpah Pemuda adalah bukti cinta tanah air yang mendalam. Melalui perjuangan panjang dan pengorbanan rakyat, Indonesia meraih kemerdekaan. Makna ini mengajarkan bahwa cinta tanah air bukan hanya perasaan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata untuk menjaga keragaman budaya dan masyarakat serta mencegah konflik.

4. Menumbuhkan Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda membangkitkan rasa bangga menjadi bagian dari Indonesia. Semangat yang terpancar dari Sumpah Pemuda mengajarkan kita untuk menghargai kekayaan alam dan budaya Indonesia.

Melalui pemahaman terhadap makna sumpah pemuda, generasi muda dapat tumbuh dengan rasa kebanggaan akan identitas nasional.

5. Menekankan Kebanggaan akan Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan yang diakui oleh Sumpah Pemuda. Bahasa ini menjadi alat komunikasi yang menghubungkan beragam suku dan budaya di Indonesia.

Memahami makna sumpah pemuda mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan menghormati bahasa Indonesia sebagai penanda identitas bangsa.

6. Ajakan untuk Menjaga Keutuhan Bangsa

Sumpah Pemuda mengajak kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam era demokrasi, pengertian ini semakin relevan untuk menjaga stabilitas negara. Makna sumpah pemuda memberi kita pelajaran tentang pentingnya kerja sama dan persatuan dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

7. Menyemai Semangat Nasionalisme

Makna sumpah pemuda menjadi panggilan bagi generasi muda. Dalam era globalisasi ini, pemahaman akan semangat perjuangan dan cinta tanah air perlu ditanamkan kembali dalam hati generasi muda.

Melalui makna sumpah pemuda, generasi milenial dapat tumbuh sebagai individu yang penuh semangat, bangga, dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara.

Nah, demikianlah penjelasan tentang sejarah singkat Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Bangkit pemuda-pemudi Indonesia!




(edr/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads