Kemarau berkepanjangan membuat produksi listrik yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Malea Energy di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) menurun drastis. Imbasnya, sejumlah wilayah di Sulsel, Sulawesi Barat (Sulbar), Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga Sulawesi Tengah (Sulteng) sering mengalami pemadaman listrik.
"Musim kering yang berkepanjangan ini berdampak pada kurangnya debit air yang menjadi sumber utama produksi PLTA, sehingga menyebabkan produksi listrik ke PLN juga berkurang," kata Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar Ahmad Amirul Syarif kepada detikSulsel, Senin (23/10/2023).
Ahmad mengungkapkan, berkurangnya produksi listrik PLTA Malea menyebabkan adanya gangguan pasokan listrik di beberapa wilayah. Diantaranya, Sulsel wilayah daratan, Sulbar, Palu Sulteng, dan Sultra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kelistrikan Sulawesi bagian selatan (Sulbasel) itu terkoneksi mulai dari Sulsel wilayah daratan, Sulbar, Palu Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara daratan," ungkapnya.
Dia menambahkan, distribusi listrik dari beberapa PLTA di Sulsel termasuk Malea sangat berkontribusi pada konsumsi listrik masyarakat. Pasalnya kata dia, sebesar 33% listrik bersumber dari PLTA Malea di Toraja.
"Kalau PLTA Malea data menyuplai listrik 33% ke PLN," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, produksi listrik PLTA Malea mengalami kondisi kritis imbas musim kemarau. Saat ini PLTA Malea hanya bisa memproduksi 30 mega watt (MW) setiap harinya dari kemampuan normal 80 MW.
Kurangnya produksi listrik dari PLTA yang berlokasi di Desa Randan Batu, Kelurahan Sandabilik, Kecamatan Makale Selatan, Tana Toraja itu disebabkan musim kemarau panjang. Hal ini mengakibatkan debit air Sungai Saddang yang menjadi sumber utama PLTA Malea berkurang drastis.
"Pokoknya selama musim kemarau ini menurun drastis, bahkan sudah masuk kondisi kritis. Debit air yang menurun kan, kita cuma bisa memproduksi listrik 30 MW, padahal pada waktu normalnya kita bisa produksi 70 hingga 80 MW setiap harinya," kata Direktur PT Malea Energy Victor Datuan Batara kepada detikSulsel, Senin (23/10).
(ata/nvl)











































