Tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dihentikan operasionalnya. Kebijakan itu membuat dampak kekeringan semakin mengkhawatirkan lantaran produksi air bersih untuk menyuplai warga ikut terhambat.
PDAM Makassar mengumumkan penyetopan produksi air bersih di tiga IPA lewat akun instagram resminya pada Sabtu (21/10). Kini hanya tersisa dua IPA yang masih beroperasi memproduksi air bersih.
"Dikarenakan kekeringan pada sumber air baku di Lekopancing dan tingginya kadar klorida pada sumber air baku di Sungai Jeneberang, mengakibatkan IPA 2, IPA 3 dan 4 untuk sementara waktu tidak berproduksi," tulis PDAM Makassar dikutip detikSulsel, Sabtu (21/10/2023).
Informasi yang dihimpun dari PDAM Makassar, ketiga IPA yang disetop produksi tersebut mengakibatkan gangguan suplai air meluas di sejumlah kecamatan. Salah satunya IPA 2 yang selama ini mencakup wilayah 14 kecamatan.
Adapun wilayah yang dimaksud, yakni Kecamatan Biringkanaya, Bontoala, Makassar, Mamajang, Manggala, Mariso, Panakkukang, Rappocini, Tallo, Tamalanrea, Tamalate, Ujung Pandang, Ujung Tanah, dan Wajo.
Sementara IPA 3 melayani suplai air untuk wilayah Kecamatan Manggala. Sedangkan IPA 4 wilayah cakupannya, yakni Kecamatan Makassar, Mamajang, Mariso, Rappocini, Tamalate dan Ujung Pandang.
"Adapun dampak dari gangguan ini menyebabkan terhentinya distribusi air bersih ke pelanggan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan pelanggan yang terkena dampak," tambah PDAM Makassar.
Direktur Utama PDAM Makassar Beni Iskandar mengatakan dampak kekeringan sulit dihindari. Pihaknya pun kesulitan memproduksi air bersih.
"Kita tidak bisa produksi menjadi air bersih," ujar Beni saat dihubungi wartawan, Selasa (17/10).
Beni mengatakan sumber air baku dari Bendungan Lekopancing menurun drastis, sehingga IPA 2 dan 3 tidak bisa memproduksi air bersih. Sementara sumber air baku dari Sungai Jeneberang yang selama ini diolah IPA 4 juga tidak bisa diproduksi lantaran mengalami peningkatan klorida.
Menurutnya tingginya kadar klorida di IPA terjadi karena tidak ada hujan di hulu. Kondisi ini membuat air laut masuk ke sungai.
"Karena tidak ada hujan di hulu terjadi intrusi air laut yang masuk ke sungai," imbuhnya.
Beni tidak menjelaskan solusi yang ditempuh PDAM Makassar mengatasi persoalan itu selain hanya berharap musim hujan segera tiba. "Kita berharap hujan segera tiba," jelasnya.
Bantuan Air Tak Cukup Penuhi Kebutuhan Warga
Suplai air bersih PDAM Makassar tidak mampu disalurkan langsung ke rumah pelanggan karena kekeringan. Mobil tangki PDAM hingga Damkar Makassar pun dikerahkan membawa air ke rumah warga.
Satu unit mobil Damkar Makassar sempat diturunkan melakukan pembagian air bersih di BTN Antara, Kelurahan Tamalanrea Indah, Kecamatan Tamalanrea, Kamis (19/10). Antrean panjang terjadi karena warga berbondong-bondong membawa galon untuk mendapatkan bantuan air.
Hanya saja, mobil Damkar berkapasitas 4.000 liter air itu tidak mampu mengakomodir kebutuhan warga. Sejumlah warga pun harus pulang dengan tangan kosong meski sebelumnya sempat masuk dalam antrean.
"Aih, habis (air). Antre tong maki lagi. Tidak cukup memang (1 mobil saja)," keluh salah satu warga Hasnah yang membawa tiga galon air.
Warga setempat lainnya, Umar mengaku baru kali ini merasakan kesulitan air bersih di rumahnya. Dia pun berharap agar PDAM bisa segera menemukan solusi dari keluhan banyak warga.
"Sudah 23 tahun saya tinggal di sini baru kali ini tidak ada air sama sekali. Harusnya PDAM kasih solusi, karena pembagian ini jelas tidak cukup. Banyak yang tidak dapat," keluhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Indonesia Punya 699 Zona Musim, Kok Bisa?"
(sar/ata)