Penyebab Bahtiar Ogah Salurkan Beras Impor 70.000 Ton ke Warga Sulsel

Tim detikSulsel - detikSulsel
Sabtu, 21 Okt 2023 09:00 WIB
Foto: Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin (tengah) saat panen raya di Kabupaten Maros. (Dok. Istimewa)
Makassar -

Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin memastikan beras impor 70.000 ton tidak akan disalurkan untuk warga Sulsel. Bahtiar menegaskan Sulsel masih memiliki cadangan beras yang cukup hingga akhir tahun.

Bahtiar menyampaikan hal tersebut usai panen raya komoditas padi di Desa Alatenge, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Jumat (20/10). Bahtiar mengaku sudah berkoordinasi dengan Bulog Sulselbar terkait hal tersebut.

"Jadi dipastikan tidak ada yang disalurkan kepada masyarakat," tegas Bahtiar kepada wartawan, Jumat (20/10/2023).


Bahtiar menegaskan distribusi beras impor tidak bisa serta merta dilakukan. Dia menegaskan penyaluran beras pun mesti melalui izin pemerintah.

"Bulog itu ke masyarakat kalau ada perintah dari kita. Misalnya untuk menangani inflasi, ya itupun sudah ada aturannya beras apa istilahnya itu ya. Jadi tidak sembarangan," tegasnya.

Dia menegaskan beras impor merupakan cadangan nasional untuk menyuplai provinsi lain. Hanya saja stok beras impor tersebut ditempatkan di gudang Bulog Sulsel.

"Sulsel menjadi cadangan pangan nasional. Beras kita memang kita simpan di gudang, karena itu sampai di Papua juga. Kalau ada apa-apa bisa kita suplai. Cuma memang tempatnya di sini," sebut Bahtiar.

Bahtiar mengklaim Sulsel relatif surplus dengan produksi beras mencapai 1,7 juta ton. Jumlah itupun lanjut dia, baru terserap 80.000 ton.

"Kalau tidak salah, 1,7 juta ton (beras) di Sulawesi Selatan itu. Sementara yang kita pakai kan baru 80.000 ton. Kurang dari 100.000 ton," jelasnya.

Dia pun meminta agar Bulog memikirkan serapan komoditas pangan lain selain beras. Bahtiar berharap pengembangan komoditas lain bisa memperkuat ketahanan pangan di Sulsel.

"Justru yang harus kita pikirkan Bulog ini, bagaimana bisa ke depan menyerap selain padi. Lagi kita pikirin. Bayangin kalau Bulog bisa menyerap komoditi lain. Itu bulog kita perkuat karena Bulog ini mewakili negara," bebernya.

Sementara Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sulselbar M Imron Rosidi mengatakan penyaluran beras impor sifatnya fleksibel. Terpenting menurut dia, beras impor tersebut sebagai antisipasi menjaga ketersediaan pangan.

"Sifatnya fleksibel. Prinsipnya untuk menjaga ketersediaan pangan atau stok di wilayah timur termasuk di dalamnya Sulselbar," ucap Imron kepada detikSulsel, Jumat (20/10).

Diketahui, Imron menyebut impor 70.000 ton beras didatangkan secara bertahap. Dari total itu, ada 40.000 ribu ton di antaranya yang didatangkan dari Thailand.

"Tapi yang sudah jelas itu 40.000 dari Thailand, nanti di awal November atau minggu kedua November itu datang secara bertahap. Mungkin datang pertama 12.500," ujarnya.



Simak Video "Video Titiek Soeharto Minta Importir Beras 250 Ton Ditindak, Ungkit Swasembada"

(sar/sar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork