Cerita Warga Bertaruh Nyawa Dayung Perahu demi Air Bersih Selama 30 Tahun

Sorong

Cerita Warga Bertaruh Nyawa Dayung Perahu demi Air Bersih Selama 30 Tahun

Juhra Nasir - detikSulsel
Jumat, 20 Okt 2023 21:00 WIB
Momen warga Sorong mendayung demi mencari sumber mata air.
Foto: Momen warga Sorong mendayung demi mencari sumber mata air. (Dok. Istimewa)
Sorong -

Warga Kompleks Tampa Garam 1, Kota Sorong, Papua Barat Daya mengaku kesulitan air bersih selama 30 tahun. Selama itu juga warga nekat bertaruh nyawa mendayung menggunakan perahu ke sungai sejauh 2 kilometer untuk mencari sumber air bersih.

"Selama ini kami sangat kesulitan air bersih. Kita biasanya mendayung ke kali Pari Putih di Kampung Salak, Rufei sekitar 2 Km lebih, itupun kalau air laut naik (pasang), tapi kalau meti (surut) kita harus tunggu lagi air naik (pasang)," kata Ketua RT 05/RW 03 Kelurahan Tampa Garam 1, Junickson Matu kepada wartawan, Jumat (20/10/2023).

Junickson mengatakan pihaknya sudah lama melaporkan ke pemerintah terkait kondisi itu namun belum mendapat respons. Saking susahnya mendapatkan air, warganya bahkan pernah mandi hanya dengan 5 liter air dibagi dua orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya lahir dan besar di sini makanya saya sangat tahu sekali situasi keadaan di sini, tidak ada perhatian dari pemerintah untuk air bersih ini. Selama 30 tahun lebih kami tidak ada perhatian sama sekali terkait air bersih," ucapnya.

"Kami di sini bahkan ada warga yang sampai tidak mandi karena tidak ada air. Saat mau pergi Ibadah saja, sisa air 5 liter baku (saling) bagi untuk bisa mandi sedikit-sedikit," ungkap Junickson.

ADVERTISEMENT

Dia melanjutkan warganya kerap kecelakaan hingga perahu terbalik usai mengambil air dari kali. Kendati demikian, warga tetap kembali mengambil air guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Kami sering perahu terbalik saat ambil air. Kan biasanya setelah ambil air dari kali, kami dayung hingga tembus (sampai) ke laut, itu pas air pasang biasanya ombak hantam perahu dan terbalik, terpaksa kami dayung balik lagi untuk ambil air lagi. Itu sudah menjadi kebiasaan," tambahnya.

Junickson melanjutkan warga juga selama ini memanfaatkan air hujan demi kebutuhan. Bahkan terpaksa membeli air untuk mandi anak-anak pergi ke sekolah.

"Tapi itu sudah, namanya usaha untuk mencukupi kehidupan. Kadang kami juga manfaatkan air hujan, ditampung dan kadang kalau ada uang, kami beli air bersih dan ditampung supaya anak-anak bisa mandi untuk pergi ke sekolah," imbuh Junickson.

Warga setempat lainnya bernama Otto (33) mengaku bersyukur sejak TNI AD membantu warga yang selama ini kesulitan air bersih. TNI lewat program Manunggal Air mendistribusikan air untuk warga yang selama ini kesulitan.

Otto mengatakan dirinya baru 5 tahun tinggal di Komplek Tampa Garam 1. Baru kali ini dirinya tidak perlu lagi mendayung hingga 2 Km untuk mengambil air.

"Selama ini kami mendayung ambil air di kali sana. Sekarang sudah tidak pergi ambil di kali atas, sudah ada air begini, kami sudah senang sudah karena bantuan dari TNI AD ini," ungkap Otto.

Personel Batalion Yonzipur 10 Kostrad, Sertu Tagris Ayomi.Foto: Personel Batalion Yonzipur 10 Kostrad, Sertu Tagris Ayomi. (Juhra Nasir/detikcom)

Personel Batalion Yonzipur 10 Kostrad, Sertu Tagris Ayomi (26) berada di balik sosok yang membantu warga kesulitan air bersih. Sertu Ayomi ditunjuk oleh Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjutak untuk membantu masyarakat Sorong.

"Saya ditanya, bagaimana situasi di kampungmu. Saya ceritalah, di kampung saya itu kurang lebih sudah 30 tahun itu warga kesusahan air bersih. Kalau mau ambil air bersih kita harus dayung ikut aliran sungai kurang lebih 2 Km dengan waktu tempuh itu sekitar 1 jam perjalanan," ujar Sertu Ayomi.

Sertu Ayomi mengaku Pangkostrad kemudian memberikan bantuan peralatan hingga uang tunai untuk menyediakan air bersih hingga ke rumah warga. Pada Juli 2023, air bersih berhasil mengalir ke rumah-rumah warga di 7 titik yakni Kampung Nelayan, Kampung Empang, Kompleks Tampa Garam 1, Kompleks Tampa Garam 2, Kampung Ambai, Kompleks Rufei dan Kampung Klatifi.

"Waktu pertama kali dikasih bantuan itu pada bulan Desember 2022, abis itu kita didukung dengan pipa dan anggaran. Kemudian kita mulai membangun dan bekerja selama 6 bulan. Mulai dari, kita ambil dari sumber air jaraknya 4 Km, bentangkan pipa hingga buat MCK," ungkapnya.

Hingga saat ini, kata Sertu Ayomi, sudah ada 365 KK atau 1.628 jiwa penduduk di Kota Sorong yang bisa menikmati air bersih di rumah masing-masing.

Kasiasnik Palkostrad Mayor Cpl Hidayat menambahkan 500-an jiwa di seluruh Indonesia telah memperoleh air bersih dari program TNI Manunggal Air yang dicanangkan oleh Pangkostrad pada Maret 2022 lalu. Di wilayah Papua, ada 40-an titik air bersih yang sudah digunakan warga.

"Ada 40-an lebih titik air di Papua yang sudah kita bangun, di Sorong, Manokwari, Jayapura, Timika, Intan Jaya dan Merauke semua itu dikerjakan oleh prajurit kostrad yang berkolaborasi dengan masyarakat dan aparat teritorial setempat," jelasnya.




(sar/hsr)

Hide Ads