Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di kaki Gunung Sewo, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Polisi tengah menyelidiki penyebab kebakaran yang kembali terjadi untuk ketiga kalinya hingga total 23 hektare lahan hangus.
"Telah terjadi kebakaran hutan di Gunung Sewo kemarin. Untuk penyebab kebakaran masih dalam lidik," ujar Kapolsek Lalabata Iptu Andi Ahmad kepada detikSulsel, Jumat (20/10/2023).
Kebakaran lahan seluas 5 hektare itu terjadi di kaki Gunung Sewo, Kelurahan Bila, Kecamatan Lalabata, pada Kamis (19/10) sekitar pukul 17.30 Wita. Kebakaran ini sudah terjadi yang ketiga kalinya mulai dari 14 September lahan yang terbakar 8 hektare dan 29 September lahan yang terbakar 10 hektare.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmad mengatakan, pemadaman dilakukan secara manual oleh TNI-Polri, BPBD, Damkar Kabupaten Soppeng, dan dibantu oleh masyarakat setempat. Namun, saat ini personel masih stand by di sekitar lokasi.
"Tim gabungan masih berjaga di lokasi sampai saat ini. Dikhawatirkan api akan muncul kembali," katanya.
Ahmad menambahkan, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. Selain berdampak kepada lingkungan, kegiatan membakar lahan itu masuk tindak pidana.
"Diimbau kepada masyarakat supaya tidak membuka lahan dengan cara membakar. Karena membakar hutan merupakan tindak pidana diancam pidana penjara 15 tahun serta denda Rp 5 miliar," jelasnya.
Sementara itu, Kepala pelaksana BPBD Soppeng Sharani menyampaikan, titik api pertama kali terlihat sekitar pukul 17.30 Wita. Lokasi kebakaran tersebut dekat pemukiman warga.
"Lokasi kebakaran lahan ini terpantau dekat dari pemukiman warga. Sehingga banyak masyarakat yang khawatir melihat kebakaran lahan tadi malam," ucapnya.
Dia menambahkan, tim gabungan yang di lokasi memadamkan api dengan cara manual yaitu memukul api dengan menggunakan ranting pohon dan membersihkan daun-daun untuk memutus rantai api supaya tidak menyebar. Tim butuh waktu 4 jam untuk memadamkan api.
"Banyaknya titik api sehingga tim kami bagi untuk melakukan pemadaman, apalagi cuaca yang sangat panas dan tiupan angin sempat menyulitkan petugas gabungan. Namun, api baru bisa dikuasai sekitar pukul 21.30 Wita atau selama 4 jam," sebutnya.
"Pemadaman secara manual sudah lama kami lakukan bilamana armada pemadam tidak bisa menjangkau lokasi kebakaran hutan dan lahan," sambung Sharani.
(ata/sar)