Bahtiar Tegaskan Impor 70.000 Ton Beras ke Sulsel untuk Cadangan Nasional

Bahtiar Tegaskan Impor 70.000 Ton Beras ke Sulsel untuk Cadangan Nasional

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Jumat, 20 Okt 2023 10:54 WIB
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin didampingi Bupati Maros Chaidir Syam.
Foto: Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin didampingi Bupati Maros Chaidir Syam. (Ahmad Nurfajri/detikSulsel)
Maros - Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin menegaskan 70.000 ton beras impor masuk Sulsel untuk cadangan nasional. Bahtiar mengatakan hal ini lantaran Sulsel sebagai provinsi lumbung padi RI.

"Sulsel menjadi cadangan pangan nasional. Beras kita memang kita simpan di gudang, karena itu sampai di Papua juga. Kalau ada apa-apa bisa kita suplai," kata Bahtiar usai melakukan panen raya di Kabupaten Maros, Jumat (20/10/2023).

Bahtiar menegaskan beras impor tersebut cuma ditempatkan di Sulsel. Namun peruntukannya kata dua, untuk antisipasi ketersediaan pangan dan menyuplai provinsi lain.

"Cuma memang tempatnya memang di sini. Jadi jangan dipikir ada beras mampir di sini untuk Sulsel saja," tuturnya.

Dia mengklaim Sulsel saat ini dalam kondisi surplus beras dengan pasokan mencapai 1,7 juta ton. Bahkan stok beras itu baru terserap sekitar 80.000 ton.

"Kalau tidak salah, 1,7 juta ton (beras) di Sulawesi Selatan itu. Sementara yang kita pakai kan baru 80.000 ton. Kurang dari 100.000 ton," ucap Bahtiar.

Bahtiar menambahkan stok beras itupun menumpuk di gudang Bulog. Stok tersebut sebagai cadangan untuk stok hingga akhir tahun.

"Jadi di gudang-gudang kita itu penuh. Sampai bulan Desember kita cukup, bahkan lebih dari itu," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sulselbar M Imron Rosidi tidak mempermasalahkan beras impor yang akan masuk ke Sulsel. Menurutnya kebijakan ini untuk antisipasi ketersediaan stok beras.

"Ini Sulsel kan daerah produksi. Memang kalau daerah produksi, kemasukan impor kan nggak ada masalah sebenarnya. Salahnya di mana," paparnya.

Dia mencontohkan Pulau Jawa yang produksi berasnya lebih besar ketimbang Sulsel tetap juga menikmati beras impor. Impor ini, kata dia, untuk antisipasi ketersediaan pangan di masyarakat dan pengendalian harga.

"Karena untuk antisipasi ketersediaan pangan di masyarakat juga dalam rangka pengendalian harga. Karena harga beras inikan naik terus," tambah Imron.

Imron menambahkan impor 70.000 ton beras akan didatangkan secara bertahap. Dari total itu, ada 40.000 ton di antaranya yang didatangkan dari Thailand, sementara sisanya belum diketahui.

"Tapi yang sudah jelas itu 40.000 dari Thailand, nanti di awal November atau minggu kedua November itu datang secara bertahap. Mungkin datang pertama 12.500," pungkasnya.


(sar/ata)

Hide Ads