Warga di Pinrang Keluhkan Air PDAM Sudah Sebulan Keruh-Tagihan Tak Wajar

Warga di Pinrang Keluhkan Air PDAM Sudah Sebulan Keruh-Tagihan Tak Wajar

Muhclis Abduh - detikSulsel
Senin, 16 Okt 2023 14:00 WIB
Pelayanan PDAM Tirta Sawitto Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) dikeluhkan warga.
Pelayanan PDAM Tirta Sawitto Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) dikeluhkan warga. Foto: (Dok.Istimewa)
Pinrang -

Pelayanan PDAM Tirta Sawitto Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) dikeluhkan warga. Selain kualitas air yang dianggap keruh, ternyata sistem pembayaran juga tak jelas sehingga nominal tagihan tiap bulan dianggap tidak wajar.

"Sudah sebulan terakhir kondisinya air keruh. Belum lagi debit air sedikit. Ya intinya sebulan terakhir ini terasa sekali," keluhnya," kata salah seorang pelanggan PDAM inisial HM kepada detikSulsel, Selasa (17/10/2023).

Menurutnya, kondisi air keruh tersebut membuat warga harus punya cara tersendiri untuk menjernihkan air. Misalnya dengan mendiamankan beberapa lama sebelum dipakai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi didiamkan dulu air sebelum dipakai. Tidak bisa dipakai langsung atau yang punya tandon bisa bagus sedikit air kan itu ditampung dulu jadi sempat didiamkan sebelum dipakai," paparnya.

Dia mengatakan sudah menjadi pelanggan PDAM sejak 2019 lalu. Namun keluhan terkait kondisi air yang sering keruh ini tak kunjung mendapatkan perbaikan.

ADVERTISEMENT

"Sudah lama begini. Tak ada perbaikan juga kami rasakan," keluhnya.

Selain kualitas air, dia juga mempertanyakan terkait sistem pembayaran yang tak jelas atau hanya memakai taksiran. Dia membandingkan dirinya harus membayar sampai Rp 80 ribu perbulan tetapi tetangganya hanya membayar Rp 30 ribu.

"Pembayaran saya kadang membengkak Rp 80 ribu perbulan, sementara tetangga dia cuman bayar Rp 30 ribu. Cek per cek ternyata ini ini tetangga ada pagar rumahnya sehingga petugas hanya taksir saja pemakaian airnya," tuturnya.

Terkait itu, Direktur Utama PDAM Tirta Sawitto Pinrang Nasrun Tahir tak menampik keruhnya kondisi air saat ini. Dia menjelaskan keruhnya air disebabkan karena sumber air baku yang dipakai kini berpindah dari sebelumnya.

"Ada karena masalah jaringan (sehingga air keruh) dan pengaruh air baku yang kami ambil. Jadi dari sebelumnya air baku dari Sungai Jampue kering, sekarang air baku dari Sungai Kariango dan itu lumpur agak tinggi," paparnya.

Namun dia menegaskan sudah menyiapkan solusi atas keruhnya air tersebut. Di antaranya dengan mengefektifkan proses pengurasan dan penjernihan air.

"Solusinya kami mulai lakukan pengurasan dan bahan kimia yang kami pakai penjernihan kami tambahankan. karena memang agak tinggi tingkat kekeruhannya ini," paparnya.

Sementara terkait proses pencatatan meteran atau sistem pembayaran yang hanya ditaksir, Nasrun membantah. Dia mengungkap proses pencatatan meteran selalu disesuaikan dengan pemakaian dari pelanggan.

"Jadi begini, untuk pembacaan meter kami tidak lakukan kebijakan. Pada saat membaca meteran tidak mungkin mau tembak (ditaksir)," tegasnya.

Situasi yang terjadi kata dia, malah sebaliknya yakni biasanya pelanggan memakai pompa. Hal tersebut biasanya berefek terhadap pembacaan meteran pemakaian pelanggan.

"Biasanya faktor itu pelanggan biasa pakaikan pompa. Jadi pada saat pompa kecepatan tekanan lebih tinggi dan pengaruhi ke meterannya dan ada juga efek macet meteran," terangnya.




(asm/sar)

Hide Ads