Melihat Lebih Dekat Makam Tua yang Muncul Saat Waduk Bendo Ponorogo Kering

Jawa Timur

Melihat Lebih Dekat Makam Tua yang Muncul Saat Waduk Bendo Ponorogo Kering

Tim detikJatim - detikSulsel
Selasa, 03 Okt 2023 19:30 WIB
Lokasi makam tua muncul kembali usai Waduk Bendo mengering
Penampakan makan tua usai Waduk Bendo, Ponorogo mengering. Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim
Surabaya -

Sejumlah makam tua bermunculan di kawasan Waduk Bendo Ponorogo, Jawa Timur (Jatim). Makam tua tersebut muncul usai waduk mengalami kekeringan akibat musim kemarau yang berkepanjangan.

Dilansir dari detikJatim, kompleks makam tua ini berada di area hulu waduk tepatnya di Desa Ngadirojo, Kecamatan Sooko, Ponorogo. Sebelum menjadi waduk, tempat ini dulunya merupakan pemakaman umum warga.

Meski telah bertahun-tahun terendam air waduk, makam tua tersebut masih tampak berdiri kokoh. Banyak batu nisan hingga bangunan makam yang masih tampak utuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walau terlihat utuh, beberapa atap bangunan makam itu hanya tinggal tiang. Area makam juga tak tampak seperti makam pada umumnya, berantakan dan kotor.

Lokasi makam tua muncul kembali usai Waduk Bendo mengeringLokasi makam tua muncul kembali usai Waduk Bendo mengering Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim

Salah seorang warga bernama Sukamto mengatakan makam itu telah terendam selama 2 tahun sejak dibangunnya Waduk Bendo. Awalnya kompleks makam itu bernama Lebak. Makam itu kembali muncul setelah air waduk terus surut dalam 2-3 bulan terakhir.

ADVERTISEMENT

"Air surut sejak 2 hingga 3 bulan lalu dan akhir-akhir ini mulai muncul kembali makamnya," tutur salah satu warga setempat, Sukamto kepada wartawan, Senin (2/10/2023).

Sebenarnya, sebelum dilakukan pembangunan waduk, warga yang merasa memiliki makam leluhurnya telah melakukan pemindahan dengan ritual khusus ke makam baru. Namun prosesi pemindahan makam itu hanya mengambil tanah kuburan, lalu membungkusnya dengan kain kafan layaknya jenazah.

Dengan ritual ini tentunya tak menghilangkan seutuhnya bangunan dari makam tersebut. Sehingga saat waduk mengalami kekeringan, makam itu kembali muncul.

Barulah saat waduk kering para warga kembali bergegas melakukan pemindahan makam. Sukamto pun mengungkap bahwa ada ratusan makam yang akhirnya berhasil dipindahkan. Pemindahan dilakukan secara mandiri oleh warga yang memiliki leluhur di makam itu.

"Sekitar 250 makam dipindahkan warga secara mandiri dengan cara khusus bersama modin setempat," terang Sukamto.

Sementara itu, warga lainnya, Choirul Hadi juga menambahkan bahwa saat kompleks makam terendam air waduk mereka tidak bisa melakukan ziarah. Sehingga pihaknya harus melakukan pemindahan ke makam yang baru.

"Kalau pas tergenang air kan tidak bisa ziarah kalau di kompleks makam lama, kalau yang baru aman," imbuh Choirul.

Sebelumnya di bulan November 2021 lalu, salah seorang warga bernama Agung Marselo juga mengaku telah melakukan pemindahan makam kakeknya. Pemindahan makan dilakukan bersama dengan ratusan warga lainnya.

"Ini kan leluhur kita, asal-usul kita. Sudah seharusnya menghormati dan menghargai, jadi dipindah makamnya daripada kualat nanti," kata Agung.

Agung mengatakan bahwa pembangunan makam ini hanya diputuskan sepihak. Tidak ada sosialisasi terkait dampak yang akan ditimbulkan jika waduk itu dibangun.

Pasalnya kompleks makam tersebut hanya berjarak 50 meter dari genangan air Waduk Bendo. Sehingga para warga harus melakukan pemindahan makam ke tempat yang lebih aman.

"Ini inisiatif warga, sebelumnya tidak ada sosialisasi terkait dampak pembangunan Waduk Bendo terhadap makam. Akhirnya warga memilih memindahkan makam leluhur ke makam lain yang lebih aman," sambungnya.

Jalan yang licin berupa tanah liat menyebabkan proses pemindahan makam penuh dengan perjuangan. Warga pun harus rela menyeberangi sungai untuk melakukan pemindahan makam tersebut.

Lebih parahnya lagi satu orang warga tak hanya membawa satu tanah makam. Bahkan ada yang membawa hingga delapan tanah makam.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads