Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin mendorong gerakan budidaya pisang. Bahtiar menargetkan 500 hektare lahan yang bisa dikelola untuk menghasilkan satu miliar pohon pisang.
Bahtiar mengatakan program ini bagian dari upaya meningkatkan daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi. Di satu sisi, kebijakan ini diklaim bisa memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan.
"Pengembangan budidaya pisang seluas 500 ribu hektar. Jika per hektar minimal 2.000 ribu pohon, maka akan ada satu miliar pohon pisang di Sulsel," ujar Bahtiar dalam keterangannya, Sabtu (30/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bahtiar, jika program budidaya pisang ini berhasil, Sulsel akan menyaingi Davao, Thailand yang memiliki 450 hektare tanaman pisang. Dia menyebut Sulsel memiliki potensi lahan yang tidak produktif untuk ditanami pohon pisang.
"Sulsel bahkan punya potensi dua juta hektare lahan tidak produktif yang bisa ditanami. Satu tahun ke depan, hingga 2024 mendatang, minimal kita budidaya pisang di 100 ribu hektare lahan," tuturnya.
Bahtiar tidak hanya mendorong gerakan budidaya pisang. Dia juga meminta kabupaten/kota di Sulsel mendorong pengembangan rumpon secara massal.
Bahtiar mengaku akan mengeluarkan surat edaran kepada bupati dan wali kota termasuk DPRD agar mendukung program tersebut. Dia berharap pengembangan rumpon laut dalam maupun laut dangkal mendapat penganggaran khusus di APBD tahun 2024.
"Rumpon atau rumah ikan akan menumbuhkan plankton secara alamiah. Jika ada plankton yang banyak, maka akan berkembang ikan-ikan kecil. Jika ikan-ikan kecil banyak, maka otomatis ikan-ikan besar akan datang dalam jumlah banyak," paparnya.
Selain itu, dengan adanya rumpon ini dapat memberikan kesejahteraan kepada masyarakat Sulsel yang dikelilingi oleh laut ini. Menurutnya, para nelayan dapat tertolong dengan rumpon tersebut.
"Jika ini dilakukan, masyarakat Sulsel akan dengan mudah mendapatkan ikan jika memancing ke laut. Laut adalah milik bersama sehingga seluruh masyarakat secara adil mendapat kesempatan sama untuk meningkatkan kesejahteraan dan menikmati hasil lautnya," ungkapnya.
Bahtiar pun meminta kepada Dinas Perikanan kabupaten/kota se-Sulsel serius untuk membangun rumpon secara massal. Hingga pada akhirnya Sulsel dapat mengalah negara penghasil ikan lainnya di ASEAN.
"Yakin, Sulsel akan kalahkan Thailand dan negara-negara penghasil ikan lainnya," imbuhnya.
Pemprov Sulsel Ajukan Proposal ke Pusat
Bahtiar mengatakan pihaknya akan segera mengajukan proposal pembangunan 100.000 rumpon ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Bahtiar mengaku sudah menginstruksikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel Muhammad Ilyas menyiapkan dokumennya.
"Saya sudah mengarahkan Pak Kadis Kelautan dan Perikanan untuk buat proposal permohonan pembangunan rumah ikan di Selat Makassar (Pantai Barat Sulsel) dan di Teluk Bone (Pantai Timur Sulsel)," ungkap Bahtiar, Minggu (1/10).
Bahtiar menjelaskan rumpon adalah rumah ikan yang bisa dibangun secara cepat, dengan tujuan agar ikan laut melimpah. Terobosan ini diklaim sebagai bentuk solusi bagi nelayan yang tidak punya modal, sekaligus untuk mengatasi kemiskinan dalam waktu cepat.
"Kami yakin rumah ikan buatan, seperti rumpon adalah solusi cepat untuk pengentasan kemiskinan bagi nelayan di Indonesia," jelasnya.
(sar/hsr)