Orang cerdas tentunya memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan orang-orang pada umumnya. Ciri-ciri orang cerdas ini juga pernah disebutkan Rasulullah dalam salah satu haditsnya.
Lantas, apa saja ciri-ciri orang cerdas yang dijelaskan dalam hadist nabi tersebut?
Dilansir dari detikHikmah, ciri-ciri orang yang cerdas menurut hadis nabi berkaitan dengan amal dan perbuatan semasa hidup di dunia. Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dalam Akhlaq Al-Islam menukil hadits yang menyebut tentang hal ini. Rasulullah SAW bersabda,
الْكَيْسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
Artinya: "Orang cerdas adalah yang bermuhasabah atas dirinya dan beramal untuk apa yang setelah kematian. Orang lemah adalah siapa saja yang dirinya mengikuti hawa nafsunya lalu ia berangan-angan terhadap Allah." (HR Ahmad)
Berdasarkan hadits tersebut, dapat dipahami bahwa ciri-ciri orang yang cerdas adalah orang yang selalu bermuhasabah diri dan menyiapkan amalan berpahala sebagai bekal menghadapi kematian.
Dikutip dari buku tersebut, Imam An-Nawawi menyebutkan, menurut Imam At-Tirmidzi dan ulama lainnya, makna dari "Al-kayyis" adalah "orang cerdas." Sedangkan lafal "dana nafsahu" berarti "bermuhasabah atas dirinya."
Seseorang dapat bermuhasabah dengan cara selalu mencari kesalahan dalam diri sendiri dan bukan orang lain. Dengan bermuhasabah, seseorang akan selalu menyadari kesalahan tersebut dan memperbaikinya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Syaibah, dari Umar RA, dia berkata, "Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab! Timbanglah amal perbuatan kalian sebelum semua itu dihitung atas kalian."
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq, diterangkan bahwa Maimun bin Mahran pernah berkata, "Orang bertakwa lebih ketat menghisab dirinya daripada seorang penguasa yang lalim, atau dari seorang teman kongsi yang pelit."
Muhasabah merupakan salah dari pokok-pokok akhlak tarbiyah di dalam Islam. Hal ini sesuai dengan urgensi muhasabah diri dari ijma para ulama sufi, ahli akhlak, dan para murabbi.
Muhasabah diri dapat mendatangkan banyak manfaat dan kebaikan bagi yang melakukannya. Beberapa manfaatnya antara lain adalah selalu mendorong diri untuk berusaha memperbaiki kesalahan, menyempurnakan kekurangan, mencari kesempurnaan, serta akan menjauhkan kita dari sikap ujub, terperdaya oleh amalnya sendiri, dan mengejek orang lain.
Cara Muhasabah Diri
Senantiasa muhasabah diri karena selalu ingat mati dan agar menjadi orang yang jauh dari hawa nafsu merupakan salah satu ciri-ciri orang yang cerdas menurut hadis nabi. Dengan mengingat mati, seseorang akan selalu ingat pula dengan kehidupan yang terjadi setelah kematian.
Dengan begitu, dirinya akan selalu bermuhasabah diri agar terhindar dari segala dosa dan pengaruh buruk hawa nafsu.
Agar tergolong menjadi orang cerdas menurut hadis nabi, maka kita perlu muhasabah diri. Abu Abdullah bin Qayyim Al Jauziyyah menyebut beberapa cara untuk muhasabah diri, seperti dinukil Majdi Fathi Sayyid dalam buku Amal yang Dibenci dan yang dicintai Allah: Panduan untuk Muslimah oleh Majdi Fathi. Antara lain:
1. Muhasabah Terhadap Kewajiban
Cara pertama yang dapat dilakukan untuk muhasabah diri adalah dengan melakukan introspeksi terhadap ibadah-ibadah wajib terlebih dahulu. Jika mendapati ada kekurangan dalam ibadah yang dilakukan semalam ini, maka harus segera diperbaiki dan dilengkapi.
2. Muhasabah Terhadap Kelalaian
Selain muhasabah terhadap kewajiban, umat muslim juga perlu bermuhasabah diri terhadap kelalaian. Hal ini bisa dilakukan dengan cara berzikir dan memusatkan hati, jiwa, dan pikiran kepada Allah SWT.
Kemudian, mengingat-ingat apa saja kelalaian yang sudah dilakukannya, baik yang tak disadari atau tidak sengaja. Kemudian, perbaiki kelalaian-kelalaian tersebut dengan bertaubat dan menumpuknya dengan perbuatan yang baik.
(urw/urw)