Ilmuwan memberikan peringatan bahwa kondisi bumi kini semakin tak ramah untuk dihuni. Salah satu penyebabnya karena ulah manusia.
Melansir detikINET, hal ini didasarkan dari penilaian terhadap sembilan batas planet yang sudah terlampaui jauh. Penilaian terhadap sembilan batas planet ini terdiri atas perubahan iklim, integritas biosfer, perubahan sistem lahan, perubahan air tawar, aliran biokimia, pengasaman air laut, muatan aerosol atmosfer, penipisan ozon di stratosfer, dan entitas baru.
Jika sembilan batas poin itu memiliki batas yang sudah terlampaui, maka ini menjadi tanda bahwa planet dalam bahaya. Diketahui, planet yang sehat berada pada periode zaman es terakhir hingga revolusi industri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penilaian ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan pada sembilan batas dan dikenalkan sebagai pemeriksaan kesehatan ilmiah pertama untuk seluruh planet," ujar ilmuwan seperti dilansir Jumat (15/9/2023).
Dari hasil penilaian itu, ilmuwan juga mengungkapkan bahwa ada 6 batas yang telah terlewati. Dua lainnya yakni polusi udara dan pengasaman air laut, hampir mengalami hal yang sama.
Sementara itu, setelah usaha menghilangkan bahan-bahan kimia yang merusak selama beberapa dekade ini, lubang ozon mengecil sehingga tidak dilakukan pengecekan.
Namun yang paling membuat ilmuwan khawatir karena ada empat batas biologis yang masuk ke dalam integritas biosfer dan aliran biokimia sedang mendekati tingkat risiko tinggi. Padahal, empat batas ini mendukung kehidupan manusia yang vital di Bumi.
Hal ini disebabkan karena keempatnya dapat menyediakan ketahanan dengan mengkompensasi beberapa perubahan fisik seperti pohon yang menyerap polusi karbon dioksida.
"Sains dan dunia sangat khawatir atas semua peristiwa iklim ekstrem yang menyerang masyarakat di seluruh dunia. Namun yang paling membuat kami khawatir adalah meningkatnya tanda-tanda berkurangnya ketahanan planet," ujar Prof Johan Rockstrom, Direktur Pusat Ketahanan Stockholm.
Rockstrom menegaskan bahwa berkurangnya ketahanan planet ini dapat memicu kenaikan pemanasan global di 1,5 Celcius. Hal ini dapat menyebabkan bumi semakin dekat ke titik krisis.
Lebih parahnya di bulan September tahun ini, bumi telah berada di ambang titik kritis yang membawa banyak bencana.
*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(asm/hsr)