- Pengertian Teks Anekdot Menurut Para Ahli 1. Lionel Gossman 2. J.A Cuddon 3. Kosasih 4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:62)
- 50 Contoh Teks Anekdot 1. Mau Gaji Besar? 2. Profesi Anak-Anak Penjual Kue 3. Selebgram 4. UU ITE 5. Polisi Tidur 6. Kelucuan Negara 7. Menjaga Silaturahmi 8. Wibu 9. SBI (Sekolah Bertarif Internasional) 10. Kaos Tahanan KPK 11. Kantin Sempit 12. Kursi Lupa 13. Hukuman 14. Modal Huruf 15. Makan Sup Bebek 16. Lampu Si Buta 17. Anak 18. Kebersihan 19. Becak Dilarang Masuk 20. Tukang Roti 21. Banding 22. Kekuasaan 23. Pencuri Daun Ubi 24. Kuliah Hukum 25. Maling Sendal 26. Pelajaran Kosong 27. Sedekah 28. Menuntut Ilmu 29. Jagain Pulpen 30. Perlombaan 31. Pesan Mbak 32. Masuk Neraka 33. Serba Salah 34. KPKP 35. Telinga 36. Screenshot 37. Buah yang Jatuh 38. Umur Dinosaurus 39. Omongan Tetangga 40. Asbak 41. Supir dan Pasien 42. Hukuman 43. Racun Serangga 44. Agama 45. Punya Duit 46. Banjir 47. Imigrasi 48. Marah 49. Membajak 50. Anak-Anak
- Struktur Teks Anekdot A. Abstraksi B. Kalimat Orientasi C. Paragraf Krisis D. Paragraf Reaksi E. Penutup atau Koda
- Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Apakah detikers sedang mempelajari teks anekdot? Untuk lebih mudah memahaminya, berikut contoh teks anekdot singkat lengkap dengan penjelasan pengertian, struktur, dan kaidah kebahasaannya.
Merujuk pada buku Teks Anekdot oleh Millah Af'Idah dan Silvia Sri Asmarani, anekdot berasal dari gabungan dua kata, yakni an dan ekdote. An bisa diterjemahkan sebagai tidak, sementara ekdote bisa diterjemahkan sebagai publikasi.
Anekdot adalah sebuah cerita pendek, umumnya berisi guyonan dan biasanya diambil berdasakan kejadian atau insiden kecil yang terjadi di kehidupan nyata. Lebih jelasnya, teks anekdot biasanya berisi kritikan atau ungkapan sarkastis yang dikemas dalam bentuk cerita singkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk lebih memahami teks anekdot, berikut informasi lengkap yang telah detikSulsel rangkum mengenai contoh teks anekdot beserta pengertian dari para ahli, struktur dan kaidah kebahasaannya.
Pengertian Teks Anekdot Menurut Para Ahli
Berikut penjelasan mengenai teks anekdot menurut para ahli:
1. Lionel Gossman
Anekdot merupakan salah satu teks yang turut berperan serta dalam mengubah dunia melalui salah satu unsur khas dari anekdot, yakni peristiwa nyata yang singkat sekaligus memikat.
2. J.A Cuddon
Teks anekdot adalah cerita tentang suatu 'rahasia' alias cerita menguak suatu yang semestinya dirahasiakan atau tidak untuk dipublikasikan.
3. Kosasih
Kosasih dalam bukunya "Buku Teks Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Edisi Revisi 2017" mengatakan definisi teks anekdot adalah cerita yang mengandung humor serta kritik. Teks ini tidak hanya menyajikan kelucuan, guyonan, maupun humor tetapi juga terdapat pesan yang diharapkan bisa menjadi pelajaran kepada masyarakat.
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:62)
Anekdot merupakan sebuah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang-orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian sebenarnya.
50 Contoh Teks Anekdot
Berikut ini contoh teks anekdot berbagai tema yang telah dihimpun detikSulsel dari berbagai sumber:
1. Mau Gaji Besar?
Acara Tv: Halo, dengan Bapak Rudi?
Rudi: Iya, saya sendiri
Acara Tv: Baik, apakah bapak ingin mendapatkan uang tunai sebesar 50 juta rupiah?
Rudi: Wah, mau banget!!! Gimana caranya?
Acara Tv: Kerja lah pak!
Rudi:...
2. Profesi Anak-Anak Penjual Kue
Bapak Presiden datang blusukan di pasar kemudian mampir dan bertanya pada ibu tua penjual kue.
Bapak Presiden: "Sudah berapa lama jualan kue?"
Ibu Tua: "Sudah hampir 30 tahun."
Bapak Presiden: "Terus anak ibu ke mana, kenapa tidak ada yang membantu?"
Bapak Presiden: "anak saya ada 4. Yang anak ke-1 di KPK, ke-2 di POLDA, ke-3 di Kejaksaan, dan yang ke-4 di DPR. Jadi sibuk sekali, Pak."
Bapak Presiden tertegun dan merasa kagum. Lalu berbicara ke semua hadirin disana.
Bapak Presiden: "Meskipun hanya jualan kue, ibu ini mampu menjadikan anaknya sukses dan jujur tidak korupsi karena jika mereka korupsi ibu ini pasti sudah sejahtera tinggal di rumah mewah."
Bapak Presiden: "Apa jabatan anak di POLDA, KPK, Kejaksaan, dan DPR?"
Ibu Tua: "Sama...jualan kue juga."
3. Selebgram
Nanda: "Enak ya jadi selebgram banyak yang suka, mana duitnya banyak lagi."
Andi: "Jadi selebgram mah syaratnya gampang, Nand."
Nanda: "Sok tau banget, emang kamu tahu gimana caranya?"
Andi: "Tahu, syaratnya jadi bego dulu."
4. UU ITE
Seorang kemalingan motor melapor ke Polisi.
Pelapor: "Pak saya kemalingan."
Polisi: "Kemalingan apa?"
Pelapor: "Motor, Pak. Taapi saya beruntung Pak."
Polisi: "Kemaligan kok beruntung?"
Pelapor: "Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya."
Polisi: "Sudah minta izin malingnya untuk merekam?"
Pelapor: "Belum...(sambil menatap polisi dengan keheranan)
Polisi: "Itu ilegal karena melanggar UU ITE. Anda saya tangkap!"
Pelapor: (Hanya bisa pasrah tak berdaya)
5. Polisi Tidur
Dua sahabat sedang berbincang hangat di sebuah warkop dengan ditemani secangkir kopi panas dan pisang coklat.
Yaya: "Jadi polisi kerjanya berat, harus dinas, nangkap maling, ngurus masyarakat yang ditilang."
Bagus: "Kok berat? Polisi dekat rumahku kerjanya santai aja."
Yaya: "Polisi apaan itu kerjanya nyantai?"
Bagus: "Polisi tidur."
Yaya: ...
6. Kelucuan Negara
Dua orang sahabat lintas negara, Bagus dan Mark sedang berbincang tentang kelucuan sebuah negara.
Bagus: "Swiss itu negara yang lucu."
Mark: "Mengapa?"
Bagus: "Sebab ia punya kementrian urusn angkatan laut, padahal mereka tidak punya wilayah laut!"
Kedua sahabat ini kemudian tergelak, kemudian Mark berhenti tertawa.
Mark: "Negara mu juga lucu."
Bagus: "Lho, mengapa?"
Mark: "Sebab mereka punya menteri keuangan, padahal tidak punya uang!"
Mark: (Tersipu malu)
7. Menjaga Silaturahmi
Dua sahabat lama akhirnya bertemu setelah lulus kuliah 3 tahun yang lalu.
Indra: "Makin kesini rasanya susah banget nongki kayak gini."
Bagus: "Iya, tapi gue punya solusi sih biar kita berdua bisa nongki terus."
Indra: "Wah, gimana caranya tuh?"
Bagus mendekat dan berbisik di telinga Indra.
Bagus: "Agar tali silaturahmi tidak putus, pinjam dulu seratus."
8. Wibu
Dua sohib sedang menikmati jam kosong lantaran guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mereka tidak masuk.
Dimas: "Kamu suka anime ya, Han?"
Rayhan: "Suka"
Dimas: "Berarti kamu wibu dong?"
Rayhan: "Enggak, aku suka animenya doang"
Dimas: "Tapi kamu bau bawang loh, Han. Berarti kamu wibu, kan wibu bau bawang."
9. SBI (Sekolah Bertarif Internasional)
Suatu ketika, di sebuah sekolah negeri, seorang bapak guru memberi tahu kepada anak didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status menjadi sekolah SBI.
"Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Tidak lama lagi sekolah kita akan menjadi sekolah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan kalian siapkan?" tanya sang guru.
"Joni, apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut ini?" tanya guru tersebut lebih lanjutnya.
Dengan sigap si Joni pun menjawab pertanyaan guru, "Belajar bahasa Inggris agar mampu berbicara bahasa Inggris Bu", jawab Joni.
"Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?" tanya guru kepada Jono. "Harus siapkan uang, Pak", jawab Jono.
"Lho kok uang?" tanya guru lebih lanjut.
"Ya Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran untuk ini itu," jelas Jono lebih lanjut.
10. Kaos Tahanan KPK
Ada dua orang dari partai politik, sebut saja namanya Danu dan Zaky, yang mempunyai niat yang sama dengan maksud untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Setelah selesai memberikan berkas-berkas pencalonannya ke KPU di wilayah masing-masing, Danu dan Zaky ngobrol sekaligus meminum kopi di sebuah kantin. Mereka kemudian terikat ke dalam sebuah percakapan yang sangat seru.
Danu: Zak, kamu tahu kan di negara kita sudah terdapat banyak politis-politis yang kaya raya?!
Zaky: Emm, masalah itu aku juga udah tahu, Dan!
Danu: Dengan kekayaan yang mereka miliki, mereka semua sanggup untuk membeli baju yang termahal di Indonesia.
Zaky: Lho, maksud kamu apa ya?
Danu: Ya, apalagi kalo bukan baju tahanan KPK.
Zaky: Kok malah kaos tahanan KPK si dan, aku gak paham?
Danu: Ya iyalah, coba aja deh kamu pikir Zak, seorang politis terlebih dahulu harus bisa mengambil uang negara minimal 1 miliar baru mereka semua bisa menggunakan kaos tersebut.
Wahyu: Ohh, aku baru paham kalau maksud kamu seperti itu, Dan.
Kemudian mereka memesan kopi untuk yang kedua kalinya dan mengingat masa lalu mereka yang sudah pernah mengenakan kaos termahal KPK itu.
11. Kantin Sempit
Suatu hari, guru Pendidikan Kewarganegaraan menjelaskan perubahan Undang-Undang Dasar (UUD) dari periode ke periode. Ia juga menjelaskan alasan perubahan UUD di Indonesia.
Di tengah kelas, Muchlis tampak tertidur di kelas. Guru tersebut menegurnya.
"Muchlis, jelaskan perubahan UUD, lalu apa maksud peraturan diatur di UUD," kata sang guru.
"Kalau kenapa diatur di UUD, saya tahu Bu. Soalnya, semuanya akhirnya memang UUD, Ujung-ujungnya Duit," celetuk Muchlis.
Kawan-kawan Muchlis cekikikan, sang guru geleng-geleng kepala.
12. Kursi Lupa
Di suatu siang, ada dua bocah yang sedang bercanda di bawah pohon rindang, Edward dan Anton.
Edward: "Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?"
Anton: " Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur Saat tidur, orang, kan, lupa."
Edward: "Hahahaha, lucu, tapi jawabanmu salah."
Anton: "Hmm, kursi apa dong?"
Edward: "Jawabannya adalah kursi jabatan!"
Anton: "Lho, kok begitu?"
Edward: "Jelas lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi jabatan, banyak calon berjanji macam-macam. Tetapi setelah duduk di kursi itu, mereka lupa ingatan soal janji-janjinya!"
Anton: "Hahahahaha betul juga."
13. Hukuman
Di pagi hari yang cerah, di sebuah ruang kelas, sedang berlangsung proses pembelajaran. Karena kondisinya santai, guru kelas bercakap-cakap dengan salah satu siswa.
"Bu, Ibu Guru! Mau bertanya, Bu!" kata seorang siswa bernama Meta.
"Ya, silakan, mau bertanya apa, Ta?" jawab Bu Guru.
"Bu Guru, sebenarnya boleh tidak, seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dia lakukan?" tanya Meta.
"Jelas tidak boleh, ya. Seseorang baru boleh dihukum saat dia terbukti bersalah," terang Bu Guru.
"Syukurlah Bu, jadi saya bebas hukuman, ya Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR," sahut Meta.
"Hahahahaha, dasar!" gelak Bu Guru dan siswa-siswa kelas.
14. Modal Huruf
Pada suatu hari ada seorang guru di sebuah sekolah dasar yang sedang bertanya kepada muridnya tentang hasil belajar menghafalkan huruf.
Pak guru bertanya kepada Farid tentang berapa huruf yang sudah Farid hafal, kemudian Farid menjawab bahwa ternyata dia hanya akan menghafalkan huruf C D E F G A B C.
Setelah mendengar jawaban tersebut, pak guru pun bingung dan bertanya kembali kepada Farid kenapa dia hanya mau menghafalkan tujuh huruf saja.
Lalu Farid menjawab dengan lantang bahwa dengan menghafal tujuh huruf tersebut saja, Farid bisa jadi pemusik yang hebat dan menghasilkan banyak uang. Mendengar jawaban tersebut, kemudian pak guru hanya mengangguk-ngangguk saja dan berbicara "benar juga".
15. Makan Sup Bebek
Asrul memandangi beberapa ekor bebek yang terlihat lezat jika dimasak. Bebek itu sedang berenang di kolam.
Ia berencana menangkap bebek-bebek itu. Namun, bebek itu terbang. Ia berusaha menangkap dengan susah payah. Setelah 45 menit, ia putus asa dan duduk di pinggir kolam karena kelelahan.
Ia pun mencelupkan beberapa potong roti ke kolam tempat bebek tadi berenang. Roti itu lalu dimakannya.
Beberapa orang yang melewati Asrul keheranan dan bertannya, "Nasruddin, apa yang kau lakukan?"
Dengan santai ia menjawab, "Aku sedang makan sup bebek."
16. Lampu Si Buta
Seorang buta membawa gentong di atas pundak sambil menenteng lampu. Ia berjalan ke sungai untuk mengisi gentong itu.
Seseorang yang melihatnya berkata, "Wahai, orang buta. Malam dan siang hari sama saja bagimu. Mengapa kau gunakan lampu?"
Orang buta itu menjawab, "Hai, orang yang suka mencampuri urusan orang lain! Lampu ini kuperuntukkan bagi orang yang buta pikiran agar tidak terpeleset atau menabrakku!"
17. Anak
Setiap hari orang tua Iwan selalu bekerja. Mereka jarang pulang ke rumah karena harus mengisi acara seminar hingga diklat.
Satu bulan tidak bertemu, ayahnya rindu. Ia menelepon anaknya untuk menguji, apakah si anak juga rindu.
"Wan, apakah kau sayang orang tuamu?"
"Sayang, aku selalu merindukan ayah dan ibu saat sendiri di rumah," kata Iwan berbohong.
Bapaknya lega mendengar perkataan Iwan. Ia berdoa, "Ya Tuhan, terima kasih sudah titipkan anak yang baik, berikan ia hukuman jika ia salah."
Seketika Iwan pingsan.
18. Kebersihan
Singaparwa adalah negara bersih yang melarang buang sampah sembarangan. Saat Azam sedang berlibur, ia tak tahu akan larangan ini.
Ia merokok sendirian di bangku taman. Puntung rokoknya ia buang dan injak dengan kaki kanan.
"Maaf, Anda didenda karena buang puntung rokok sembarangan," kata petugas yang menghampirinya.
"Maaf Pak, saya tidak tahu, saya turis dari negara Iwawawa," dalih Iwan.
"Oh, ya, sudah. Sudah sering," kata petugas berlalu.
19. Becak Dilarang Masuk
Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu "Becak dilarang masuk".
Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.
"Kamu tidak melihat gambar itu? Itu gambar becak tak boleh masuk jalan ini!" bentak Pak Polisi.
"Oh saya melihat Pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk," jawab si tukang becak.
20. Tukang Roti
Pada Pagi hari Azril duduk di teras rumahnya sembari menunggu tukang roti yang biasa lewat. Begitu tukang roti lewat Azril lantas memanggil sang penjual.
Azril: "Beli rotinya, Pak."
Tukang Roti: "Boleh silahkan mau roti yang mana."
Azril: "Ini apa, Pak?"
Tukang Roti: "Ini semangka."
Azril: "Kalau yang ini apa?"
Tukang Roti: "Srikaya."
Azril: "Terus ini apa, Bang?"
Tukang Roti: "Oh...kalau ini blueberry, dek."
Azril: "Gimana sih, terus rotinya mana? Saya mau beli roti bukan buah, kok daritadi yang disebut buah-buahan aja. Gak jadi beli deh saya kalau gini."
Tukang Roti: "Yang saya sebut tuh rasa rotinya!"
Azril: "Gak jadi, deh!"
21. Banding
Pada jam istirahat, dua siswi SMA sedang asyik mengobrol di depan kelas.
Rima: "Aku males banget kalau ikut acara keluarga."
Riska: "Kenapa? Bukannya seru ketemu sepupu dan saudara jauh? Lagipula, banyak makanan."
Rima: "Aku gak masalahin makanan, yang aku masalahin tuh mereka."
Rima: "Kok bisa?"
Riska: "Soalnya ibuku, om, dan tanteku pasti akan membanding-bandingkan aku dengan sepupu lainnya. Dan itu sangat menyebalkan."
Rima: "Itu artinya mereka sayang padamu dan mau kalau kamu berkembang."
Riska: "Sayang apanya? Kalau sayang harusnya mereka mendukung bukannya menjatuhkan."
Rima: "Benar juga, sih. Kalau begitu jangan main ke rumahku lagi ya?"
Riska : "Kenapa?"
Rima: "Soalnya ibuku sangat senang membandingkan aku sama kamu. Sebel tahu!"
22. Kekuasaan
Suatu hari, Raja Harun Al Rasyid mencari sahabatnya yang bernama Bahlul. la ingin meminta nasihat kepada Bahlul hal yang sangat penting bagi dirinya sebagai seorang raja. Setelah bertemu dengan Bahlul, katanya, "Hai Bahlul, berilah aku sebuah nasihat yang sangat penting bagiku sebagai seorang raja!"
Bahlul berkata, "Katakan padaku, wahai Raja, kalau Tuan Raja kebetulan berada di padang pasir dan hampir mati karena kehausan, tuan akan membayar berapa untuk seteguk air?"
"Kalau orang yang punya air itu tidak mau uang, maukah Tuan Raja menyerahkan setengah dari kerajaan Tuan itu kepadanya?" tanya Bahlul lagi.
"Tentu," jawab sang Raja.
"Jika setelah minum air itu, ternyata Tuan terkena penyakit yang mengancam jiwa Tuan Raja, Tuan mau memberikan apa untuk memulihkan kesehatan Tuan?" tanya Bahlul melanjutkan.
"Ya, setengahnya lagi," jawab sang Raja.
"Oh, kalau begitu, Tuan Raja jangan terlalu sombong dengan kerajaan Tuan. Sebab, harga kerajaan Tuan itu sama dengan seteguk air.
23. Pencuri Daun Ubi
Arya dan Wira duduk menonton televisi di pos ronda. Tiba-tiba, mereka melihat sebuah berita tentang pencurian daun ubi, dan pelakunya seorang nenek tua yang telah rapuh dijatuhi hukuman penjara selama 5 tahun.
Arya, dengan wajah bingung berkomentar, "Aneh ya, para koruptor di negara ini malah cuma dihukum 1 tahun dan masih bisa bebas berjalan-jalan."
Wira menanggapi dengan bijak, "Nampaknya pemerintah lebih memprioritaskan perlindungan terhadap daun singkong. Hukumannya jadi lebih lama dibandingkan dengan pelaku korupsi yang menggunakan dasi." Mendengar itu, Arya mengangguk setuju, menyadari akan logika di balik pernyataan Wira.
24. Kuliah Hukum
Seorang dosen Fakultas Hukum sedang memberi kuliah Hukum Pidana. Saat tiba sesi tanya jawab si Ali bertanya kepada dosen, "Apa kepanjangan dari KUHP, Pak?"
Lalu dosen tidak menjawab sendiri, tetapi dilemparkannya pada si Ahmad. "Saudara Ahmad, coba bantu saya untuk menjawab pertanyaan saudara Ali!" pinta beliau.
Dengan tegas si Ahmad menjawab, "Kasih Uang Habis Perkara, Pak!" tegasnya.
Mahasiswa lain tentu tertawa, sedang pak dosen geleng-geleng kepala, seraya menambahkan pertanyaan kepada si Ahmad, "Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?"
Dasar si Ahmad, pertanyaan tersebut dijawabnya pula dengan tegas, "Peribahasa Inggris mengatakan Pengalaman adalah guru yang terbaik' begitu, Pak!" lantas seisi kelas tertawa.
25. Maling Sendal
"Pak, sandal yang saya curi harganya cuman Rp 25.000, tapi kenapa saya divonis sepuluh tahun penjara? Sementara koruptor mendapat hukuman yang lebih ringan, padahal uang rakyat yang mereka curi jauh lebih banyak daripada saya!" protes seorang pemuda yang tertangkap mencuri sendal di masjid.
Hakim kemudian menanggapi, "Anda merugikan satu orang Rp. 25.000. Sementara koruptor merugikan 200 juta orang dengan korupsi sebanyak dua miliar. Jika dihitung-hitung, kerugian per orang hanya Rp. 10."
Hakim melanjutkan, "Setelah perhitungan, tindakan Anda jauh lebih merugikan. Jadi, saya akan menghukum Anda lebih berat daripada koruptor!"
26. Pelajaran Kosong
Ibu Guru: "Anak-anak, apa pelajaran kesukaan kalian?"
Dina: "Saya suka pelajaran Bahasa Inggris, Bu!"
Ardhi: "Saya suka pelajaran Penjas."
Ghina: "Saya suka pelajaran Seni, Bu."
Ibu Guru: "Bagus anak-anak! Hei Anton, apa pelajaran kesukaan mu?"
Anton: "Ha? Apa bu? Saya sukanya pelajaran kosong, bu!"
27. Sedekah
Suatu hari seorang pengemis menghampiri seorang pemuda yang duduk di halte bis.
"Nak, minta sedekahnya, nak," pinta sang pengemis.
Sang pemuda lantas merogoh saku celananya dan mengeluarkan selembar uang sepuluh ribu dan memberikannya kepada sang pengemis sambil berkata, "Kembalian lima ribu ya, Pak" pinta pemuda tersebut. Bapak pengemis kemudian menyodorkan mangkuk berisi uang kembalian.
"Ini, Nak, kembaliannya silahkan diambil."
"Tunggu Pak, ini kembaliannya kelebihan tujuh ribu,"Ucap pemuda tersebut.
"Oh, tidak apa-apa, Nak. Ambil uang itu, anggap saja saya bersedekah."
28. Menuntut Ilmu
Kedua sahabat duduk disebuah cafe sambil berbincang.
"Kamu kan pintar dan kaya, Din. Kok kamu gak lanjut kuliah?"
"Aku hanya ingin fokus berbisnis saja."
"Padahal penting loh, menuntut ilmu."
"Ngapain menuntut ilmu? Emangnya ilmu punya salah apa?"
29. Jagain Pulpen
"Ada yang liat pulpen aku gak?" Tanya Juan menyisir meja dan bawah mejanya.
"Enggak, memangnya kamu taruh dimana?" tanya July.
"Di meja kok," jawab Juan.
"Ini bukan, sih?" tanya Bian memperlihatkan pulpen hitam pada Juan.
"Ini Punyaku, kamu yang ngambil, ya?" serang Juan.
"Iya, siapa suruh naroh sembarangan. Jagain pulpen aja gabisa apalagi jagain pacar."
30. Perlombaan
Kakak dan Adik baru saja tiba di rumah membawa bingkisan dari perlombaan 17-an.
"Kak, tadi aku ikut lomba makan kerupuk!"
"Wah, keren. Kamu menang, gak?" tanya sang Kakak.
"Iya dong, tapi ada yang aneh, kak," ucap sang Adik.
"Aneh kenapa?"
"Anak-anak disana ikut lomba makan kerupuk, tapi orang dewasanya malah lomba makan temen sendiri, kak!"
Sang Kakak hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak habis pikir.
31. Pesan Mbak
Pembeli: Pagi Mbak, saya mau pesan, boleh?
Penjual Online: Oh iya tentu boleh dong Mas, silahkan mau pesan apa? Dan berapa jumlahnya?
Pembeli: Maksud saya bukan mau pesen barang Mbak.
Penjual Online: Kok gitu? Terus mau pesan apa Mas?
Pembeli: Jadi saya cuma mau pesan sama Mbak, jangan lupa makan, jaga kesehatan, dan ingat sholat lima waktu ya.
32. Masuk Neraka
Suatu hari Pak Budi mengajukan pertanyaan kepada siswanya, "Siapa yang mau masuk surga?"
Seluruh siswa di dalam kelas sontak mengangkat tangan dan menjawab, "Saya Pak!"
"Siapa yang mau masuk neraka?" tanya Pak Budi sekali lagi.
Seluruh siswa teerdiam, kemudian Pak Budi mengajukan pertanyaan lagi, "Siapa yang tau masuk neraka?"
Sontak seluruh siswa mengangkat tangan dan menjawab, "Saya Pak!"
Pak Budi lantas tergelak.
33. Serba Salah
Dito: "Jadi manusia rasanya serba salah banget, masa aku di omelin mulu!"
Bima: "Masih mending kamu, garam sendiri gak pernah nakal tapi selalu kena cubit. Selalu di omelin kalau keasinan padahal kan emang asin."
Dito: "Iya juga sih jadi yang salah emang manusianya banyak komentar."
Bima: "Emang!"
34. KPKP
Dea: "Keren ya kamu udah kuliah, ambil jurusan apa?"
Raya: "Psikolog."
Dea: "Wah, uang kuliah mu berapa?"
Raya: "7 juta aja."
Dea: "Wah, mahal juga. Kamu kuliah ngapain aja?"
Raya: "PPK."
Dea: "Apaan, tuh?"
Raya: "Kuliah, Presentasi, Kuliah, Presentasi."
35. Telinga
Pada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang lelaki dengan langkah bergegas sambil memegangi kedua telinganya karena luka bakar.
Dokter: Lho telinga Anda kenapa lagi, Pak?
Pasien: Begini, Dok, ceritanya, waktu itu saya sedang menyetrika pakaian tiba-tiba telepon mendadak berbunyi dan berdering. Kemudian, dikarenakan refleks, akhirnya saya melekatkan setrika pada telinga kiri saya, Dok.
Dokter: Oh begitu toh ceritanya, saya tentu tahu apa yang Bapak rasakan. Lalu, untuk telinga yang sebelah kanan itu kenapa, Pak?
Pasien: Nah, inilah masalahnya, Dok, si orang nggak jelas itu kembali menelepon saya
36. Screenshot
"Aku kesel sama pacarku, Nad!" ucap Sinta mendengus kesal.
"Kenapa?" tanya Nadia penasaran.
"Pacarku kemarin janji mau ngajakin aku nonton, tapi tiba-tiba dia gak jadi pergi."
Nadia menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.
"Emang perkataan cowo itu gak ada yang bisa dipegang, bisanya di screenshot, doang!"
37. Buah yang Jatuh
Suatu hari seorang anak tertangkap basah sedang mencuri mangga tetangga.
"Dasar anak nakal, turun kamu! Ambil mangga orang seenaknya saja, mana bapak kamu mau saya laporkan biar kamu di hukum." bentak sang pemilik Mangga.
Sang anak menengok ke atas sambil berkata, "Bapak kita ketahuan."
Karena salah pijakan sang bapak akhirnya jatuh dari atas pohon.
Sang pemilik mangga berkacak pinggang dan berkata, "Memang buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya!"
38. Umur Dinosaurus
Anak-anak TK mengunjungi Museum Purbakala pada suatu sore. Di museum itu, ada petugas berdiri di samping kerangka dinosaurus.
Seorang anak TK menghampiri petugas museum.
"Pak, berapa umur dinosaurus ini?"
"Satu juta tahun, lebih empat bulan," terang si petugas.
"Wah kok tahu?" tanya si anak TK.
"Soalnya ketika saya pertama kali kerja di sini, umurnya sudah satu juta tahun."
39. Omongan Tetangga
Rea dan teman-temannya sedang membuat rujak di rumahnya.
Lalu salah seorang tetangga lewat dan menyeletuk,"Makan manisan mulu, ngidem kah?" sindirnya pada Rea dan kedua temannya.
"Wah, asem banget nih mangga! Minta omongan tetangga dong, Re" pinta Lea.
"Hah, omongan tetangga?" tanya Rea heran.
"Iya, itu depan kamu."
"Maksud kamu sambel rujak?"
"Iya sambel rujak yang pedesnya kek omongan tetangga kamu, Re."
40. Asbak
Suatu hari, anak-anak SMA sedang berkumpul di warung depan sekolah. Mereka hendak coba-coba merokok.
"Gue bawa rokok, tapi nggak ada koreknya," kata Andi.
"Gue ada korek. Ada asbak, nggak?" tanya Beni.
"Nih asbak. Lu bawa apa, Don?" tanya Carli sambil menoleh ke Doni.
"Gue cuma bawa paru-paru doang" sahut Doni.
41. Supir dan Pasien
Seorang supir terlihat sangat kesal ketika mengganti ban yang bocor. Saat mengganti ban, tanpa disengaja sopir ambulans menendang baut sehingga empat baut masuk selokan.
Si sopir ambulans berteriak frustasi. "Waduh! Bagaimana mau pasang ban kalau gini?"
Seorang pasien ambulans yang berada di atas mobil lantas berrkata, "Mas, copot aja satu baut dari tiap ban. Jadi, masing-masing dapat tiga baut."
"Wah, pintar juga ya kamu! Tapi kok kamu masuk rumah sakit jiwa?" tanya sopir.
"Mas, saya ini gila bukan bodoh."
42. Hukuman
Pada suatu pagi yang cerah, di sebuah ruangan kelas sedang berlangsung proses pembelajaran. Dikarenakan kondisinya begitu santai, sang guru pun terlibat percakapan dengan satu di antara muridnya.
Murid: "Bu, ibu guru tanya, Bu!"
Ibu Guru: "Ya silakan, apa yang ingin kamu tanyakan, Ndi?"
Murid: "Bu guru, sebenarnya boleh tidak seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dilakukannya?"
Ibu Guru: "Ya jelas tidak boleh dong. Seseorang itu baru boleh dihukum apabila dia terbukti bersalah, Ndi."
Murid: "Alhamdulillah Bu, jadi saya bebas hukuman ya, Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR."
Ibu Guru: "Ooohhh.... dasar bocah!"
43. Racun Serangga
Alkisah hiduplah sepasang suami istri dengan dua orang anaknya. Setiap pagi kedua anak tersebut pergi berkebun untuk membantu orang tuanya. Namun, tiba-tiba mereka berdua pulang ke rumah dengan tergesa-gesa.
Kakak: "Bu, Ibu tolong bu, gawat ini adik menelan kecoa!"
Ibu: "Astaga, kok bisa sih kak? Gimana ceritanya? Ayo cepat panggil Bapak suruh bawa dokter ke sini!"
Kakak: "Jangan bu, malah tambah gawat nanti. Sebentar lagi kecoanya juga mati."
Ibu: "Lho, kok bisa gitu kak?"
Kakak: "Iya bu, soalnya adik sudah aku kasih racun serangga bu. Di botolnya kan ada tulisan "dapat membunuh serangga ekstra cepat."
Ibu: "Astagfirullah, sembrono kamu!"
Kakak: (bingung)
Ibu: "Pak, Bapak anak kita makan kecoa." (sambil berlari mencari suaminya).
Kakak: (masih tetap bingung)
44. Agama
lan adalah seorang muslim yang sangat gemar berjudi. Suatu hari, ia sedang duduk-duduk bersama Sandi, temannya main judi. Mereka sedang bermain ketika tiba-tiba terdengar suara adzan.
"San, kamu apa nggak kepikiran sama agama kita?"
"Maksudnya gimana Lan?"
"Agama kita ini kok ibadahnya kebanyakan ya? Sehari sholatnya sampai 5 kali. Kenapa nggak kaya agama sebelah, ibadahnya cuma seminggu sekali".
"Halah kamu ini Ren. Ibadah 5 kali sehari saja kamu masih tetap main judi. Gimana kalau cuma seminggu sekali. Udah lah, nggak usah sok ngomongin agama kalau ngajimu saja nggak tamat iqro jilid 1".
45. Punya Duit
Suatu hari Abdul dan Allan sedang berjalan-jalan menggunakan mobil dengan Abdul yang membawa mobilnya, melewati perempatan jalan, lampu merah tiba namun abdul tetap menerobosnya karena jalannya terlihat kosong.
Allan: "Kenapa kamu nerobos lampu merah?? kalau ada polisi gimana?"
Abdul: "Ah, tenang, kita bisa bikin undang-undang sendiri kok."
Allan: "Kok bisa? bukannya yang membuat undang-undang itu pemerintah bersama DPR?"
Abdul: "Sebentar." meminggirkan mobil dan berhenti sementara.
Allan: "Kenapa berhenti?"
Abdul: "Mau menjawab pertanyaan kamu, nih ini jawabannya! dengan ini kita bisa membuat undang-undang sendiri, "menunjukkan dompet."
Allan: "Oh...!"
46. Banjir
Ibu: "Rendi pergi buang sampah!"
Rendi: "Dimana, bu?"
Ibu: "Di sungai bawah jembatan, lah! Dimana lagi?"
Rendi: "Tapi bukannya Pak Walikota udah bilang gak buang sampah di sungai, bu?"
Ibu: "Kamu ini ngajarin, ibu. Udah sana buang!"
Rendi menuruti perintah ibunya, esoknya hujan badai menyebabkan daerah pemukiman Rendi terkena banjir.
Ibu: "Ini pemerintah kerjanya ngapain, sih?"
Rendi: "Lah..."
47. Imigrasi
Dodit: "Sekarang udah awal bulan, ya?"
Baim: "Iya, nih."
Dodit: "Pantesan lagi pada imigrasi."
Baim: "Kok imigrasi? Burung?"
Dodit: "Tuh, liat gajiku pada imigrasi ke online shop."
48. Marah
Rudi: "Gilang minjem duit 700 ribu, dong."
Gilang: "Lah, yang kemarin aja belum dibalikin."
Rudi: "Apasih, gitu amat jadi temen. Kamu niatnya mau bantuin gak sih? Kok jadi perhitungan gini! Udahlah, kalau pelit ya pelit aja!"
Gilang: "Yang minjemin siapa yang galak siapa."
49. Membajak
Gunawan seorang petani suatu hari dia pergi membajak sawanya sebab sebentar lagi dia akan menanam padi yang baru, tetapi begitu dia membajak sawah tiba-tiba seroang pemuda marah-marah.
"Bapak berhenti, gak boleh!" teriak pemuda itu.
"Kenapa emang, mas?"
"Sawah ini karya dalam negeri! Gak bisa seenaknya buat dibajak, dukung sawah yang ori lah. Gimana sih!"
"Mas milih diem atau saya tabok pake traktor."
50. Anak-Anak
Wawan pulang dari kampus dan mendapati Action Figure kesayangannya rusak dan berserakan karena ulah sepupunya yang masih anak-anak. Hal ini membuat Wawan kesal.
"Tante ini anaknya kok nakal banget sih asal masuk kamar orang terus rusakin barang orang seenaknya!"
"Maafin ya, Wan, namanya juga anak-anak. Lagian itu cuman mainan nanti tante ganti deh, berapa? Lima puluh ribu doang kan, ya?"
"Apaan lima puluh ribu! Lima juta, tante!"
"Apaan itu cuman mainan doang kok harganya segitu! Aneh-aneh juga kamu!"
"Lebih aneh tante sama anak tante, jadi manusia kok gak ada sopan santunnya."
Struktur Teks Anekdot
Struktur teks ibaratkan sebuah pondasi yang berguna untuk membangun atau memperkokoh sebuah bangunan. Teks anekdot juga dibangun dari beberapa bagian. Bagian-bagian inilah yang membentuk teks anekdot secara utuh, sehingga terciptalah sebuah teks yang rapih dan menarik.
Merujuk pada buku Teks Anekdot oleh Millah Af'Idah dan Silvia Sri Asmarani, selengkapnya berikut struktur teks anekdot:
A. Abstraksi
Abstraksi merupakan bagian awal pada teks anekdot, dan secara umum berisi tentang gambaran awal sebuah kejadian tertentu.
B. Kalimat Orientasi
Orientasi berisi penjelasan mengenai latar belakang yang nantinya mengawali sebuah konflik di dalam sebuah kisah dan nantinya dijadikan sebagai inti cerita pada teks anekdot. Kalimat ini ditulis biasanya ditulis pada paragraf kedua setelah abstrak.
C. Paragraf Krisis
Pada tahap ini penulis bisa berkreasi sekreatif mungkin dengan menggunakan kalimat-kalimat yang menarik dan tidak lupa menyisipkan guyonan atau unsur humor pada teks guna menarik minat para pembaca.
D. Paragraf Reaksi
Pada paragraf ini biasanya memuat solusi atau penyelesaian suatu masalah yang di hadapi oleh para tokoh. Penulis bisa menambahkan humor dan sindiran bersifat sarkastik kepada para tokoh di dalam cerita.
E. Penutup atau Koda
Penutup berfungsi mengakhiri sebuah cerita dari teks anekdot, akhirnya bisa disesuaikan dengan keinginan penulis sendiri.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Dikutip dari buku Teks Anekdot oleh Maharani Sikumbang, kaidah kebahasaan teks anekdot adalah sebagai berikut:
- Menggunakan kata keterangan waktu lampau
- Menggunakan kata penghubung (konjungsi)
- Menggunakan kata kerja (verba)
- Urutan peristiwa berdasarkan waktu (kronologis)
- Menggunakan gaya bahasa metafora atau kiasan
- Diceritakan secara runtut
- Memadukan dengan fakta dan kejadian fiktif atau sekedar menceritakan sebuah kejadian unik
- Menggunakan bahasa sehari-hari atau informal
Demikianlah, contoh teks anekdot beserta pengertian, struktur dan kaidah kebahasaannya. Semoga membantu detikers!
(edr/alk)