Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap tiga kabupaten/kota berstatus tanggap darurat bencana kekeringan. Kebijakan ini untuk mempercepat penanggulangan bencana kekeringan di wilayah tersebut.
"Yang masuk data (wilayah status tanggap darurat) itu seperti Makassar, Maros, dan Jeneponto. Tapi dalam prinsipnya status apa saja, itu semua tetap dalam kendali," kata Kepala Pelaksana BPBD Sulsel Amson Padolo kepada detikSulsel, Rabu (13/9/2023).
Amson menegaskan jika status tanggap darurat kekeringan itu bukan berarti sesuatu hal yang membahayakan. Menurutnya penetapan status itu untuk mendukung pengambilan kebijakan dalam penanganan bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini bisa diatasi, cuma untuk peningkatan kecepatan bertindak dalam pengambilan kebijakan dan lain-lain memang dibutuhkannya pengambilan status," sambungnya.
Amson mengatakan Pemprov Sulsel juga sudah merencanakan penanganan bencana kekeringan di wilayah tersebut. Salah satunya dengan menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
"Upaya yang kita akan lakukan nanti teknologi modifikasi cuaca, namun kita melihat dulu sejauh mana kondisi awan. Jadi kan kita juga untuk menggunakan TMC juga harus melihat kelembaban kondisi awan," ujar Amson.
Amson menuturkan penetapan status tanggap darurat kekeringan mempertimbangkan kondisi tiap wilayah. BPBD juga melakukan asesmen untuk menentukan penanggulangan bencana kekeringan di tiap daerah.
"Setelah itu kita penetapan status terkait Pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan, tapi tetap kita senantiasa mengoreksi dengan stakeholder lain, termasuk dalam hal ini BPBD terkait bagaimana pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca seperti itu," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemkot Makassar telah menetapkan status tanggap darurat kekeringan. Kebijakan ini ditetapkan sejak tanggal 4 September hingga 4 Oktober.
"Dari SK gawat darurat Kota Makassar, kondisi kekeringan itu kita buat satu bulan. Jadi mulai tanggal 4 September sampai 4 Oktober," kata Kepala Pelaksana BPBD Makassar Hendra Hakamuddin kepada detikSulsel, Jumat (8/9).
Hendra mengatakan belum bisa memastikan kapan kondisi kekeringan di Makassar ini berakhir. Berdasarkan prediksi BMKG, musim kemarau masih akan terjadi hingga akhir tahun nanti.
"Kalau ditanya sampai kapan, tidak ada yang bisa memastikan sampai kapan ini cuaca. Tapi menurut prediksi BMKG musim kemarau ini bisa sampai akhir tahun karena ditambah fenomena El Nino," terangnya.
(sar/asm)