Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) buka suara terkait tiga siswa Sekolah Dasar (SD) harus berjalan kaki sejauh 10 km ke sekolah. Disdikbud Pangkep mengaku masih menemukan banyak kendala terkait akses pendidikan di wilayah pegunungan dan pulau.
"Inilah tantangan kami di daerah Pangkep. Indeks kesulitan geografis tinggi sekali," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pangkep Sabrun Jamil kepada detikSulsel, Senin (11/9/2023).
Sabrun menuturkan masih ada siswa yang tinggal di wilayah pegunungan dan pulau jauh dari fasilitas pendidikan. Dia pun menekankan kepada jajarannya dan guru untuk terus berinovasi agar jarak tidak lagi jadi kendala para siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih ada siswa kami yang tinggal di pulau dan pegunungan. Makanya kami minta jajaran Dinas Pendidikan agar mereka buat inovasi," paparnya.
Sabrun juga mengungkap bahwa siswa dari Kampung Kalibarang yang bersekolah di SD 16 Senggerang ada 5 orang. Dia menyampaikan akan segera mengadakan pertemuan untuk membahas kesulitan siswa tersebut.
"Kami akan segera buat pertemuan dengan pihak terkait. Solusi apa yang bisa diberikan," paparnya.
Ia memaparkan bisa saja memberikan opsi membangun sekolah jarak jauh sebagai solusi. Namun harus memastikan siswa yang ada di sekitar memenuhi syarat untuk dibangunkan gedung sekolah.
"Kalau banyak siswa bisa kita bangunkan gedung dan guru yang ke sana, tetapi kalau siswa sedikit ini yang sulit karena tidak efektif kalau gedung tapi siswa sedikit," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, tiga siswa SD di Pangkep harus berjalan kaki sejauh 10 kilometer setiap hari menuju ke sekolah. Jika salah satunya berhalangan maka dua orang lainnya tidak ke sekolah karena takut diserang hewan buas.
"Iya, itu siswa harus menempuh jarak 10 kilometer setiap hari untuk sampai ke sekolah," ujar Bhabinkamtibmas Desa Tompo Bulu Aipda Abd Azis kepada detikSulsel, Senin (11/9).
Azis mengatakan siswa tersebut tinggal di Kampung Kalibarang, Kelurahan Balocci Baru, Kecamatan Balocci, Pangkep. Sementara mereka sekolah di SD 16 Senggerang, Kelurahan Balleangin, Kecamatan Balocci.
"Jadi mereka itu tinggal di Kampung Kalibarang dan mereka sekolah di SD 16 Senggerang, Kelurahan Balleangin. Mereka bawa bekal setiap hari karena sekolah mereka jauh," tuturnya.
Azis menyebut tiga siswa tersebut selalu berangkat ke sekolah secara bersama-sama karena takut terjadi sesuatu di jalan. Sehingga jika ada 1 orang yang berhalangan ke sekolah, dua orang juga tidak ke sekolah.
"Kalau ada satu orang tidak sekolah, dua orang juga tidak ke sekolah karena takut (hewan buas)," paparnya.
(hsr/asm)