Sebuah penelitian mengungkapkan ternyata tikus jantan takut pada aroma buah pisang. Apa alasannya ya?
Ada banyak hal-hal unik yang dimiliki oleh tikus. Baik tikus jantan maupun tikus betina memiliki sesuatu yang menarik untuk diteliti.
Dilansir dari detikEdu, penelitian dari Universitas McGill belum lama ini mempelajari sensitivitas rasa sakit tikus. Ada berbagai hasil penelitian yang di ungkapkan, salah satunya fakta bahwa aroma pisang ditakuti oleh tikus jantan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut penjelasan hasil penelitian tersebut.
Tikus Jantan Takut pada Aroma Pisang
Penelitian ini dilakukan Jeffrey Mogil, Professor Departemen Psikologi di universitas McGill bersama dengan rekan-rekannya. Dikutip detikEdu dari laman Popsci.com, disebutkan bahwa tikus jantan yang belum pernah memiliki anak akan melakukan tindakan agresi pembunuhan pada bayi-bayi tikus sebagai upaya meningkatkan kebugarannya.
Untuk mencegah hal itu, tikus betina yang hamil dan menyusui melakukan chemosignaling, yaitu memancarkan respons kimiawi melalui tubuh mereka untuk mengirim pesan kepada pejantan agar menjauhi anak-anaknya.
Tikus betina mengisolasi bahan kimia n-pentil asetat yang dapat muncul dalam urin, sebagai sinyal yang bereaksi terhadap tikus jantan. Secara kebetulan, n-pentil asetat merupakan zat kimia yang memberi aroma khas pada pisang.
Para peneliti kemudian mengambil minyak pisang dari supermarket lokal dan menuangkan bola kapas. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah kehadiran minyak pisang memiliki efek yang sama.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa aroma pisang tersebut meningkatkan hormon stres dan menurunkan sensitivitas rasa sakit pada tikus jantan. Dalam kedua kasus, urin dan pisang, memiliki efek yang muncul dalam waktu lima menit dan berlangsung sekitar satu jam.
Tikus Betina Enggan Rawat Anaknya yang Berbau Jantan Asing
Para peneliti berpendapat bahwa lonjakan hormon stres pada tikus berkaitan langsung pada respons tikus untuk melawan dan lari. Terutama pada tikus betina yang hamil.
Tikus betina yang hamil memiliki kecenderungan untuk mengusir tikus jantan muda, yang kerap mengincar bayi tikus.
Pada beberapa penelitian, peneliti menemukan bahwa induk betina cenderung enggan merawat anaknya setelah anak mereka memiliki bau hewan jantan asing.
Di sisi lain, betina muda yang tidak memiliki anak juga diketahui suka menyerang bayi tikus. Tapi mereka akan berhenti ketika mereka mempunyai bayi sendiri. Para peneliti mengungkap bahwa seekor tikus yang sudah melahirkan akan mempunyai kondisi otak yang lebih tenang.
Gen pada Tikus yang Memengaruhi Sifat Predator
Peneliti menuturkan, tikus memiliki gen Trpc2 yang penting agar hewan dapat merasakan feromon. Gen Trpc2 menjadi faktor besar dalam menentukan apakah seekor tikus adalah orang tua yang baik atau pengasuh yang baik atau justru hewan yang suka membunuh bayi.
Seekor tikus betina yang tidak memiliki gen Trpc2 biasanya akan bertindak seperti pejantan. Ini artinya mereka berlarian mengganggu anak-anak hewan lain dan mencoba menaiki tikus dewasa lainnya.
Ketika para ilmuwan merekayasa seekor tikus jantan dengan gen Trpc2 yang aktif, tikus tersebut bereaksi terhadap masuknya anak-anak anjing dengan membangun sarang secara hati-hati dan menempatkan anak-anak mereka di dalamnya.
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa betina yang menyusui cenderung mengeluarkan sinyal kimia alami yang mengatakan "Jangan main-main dengan saya, atau saya akan mengacaukan kamu!" dan pejantan telah berevolusi untuk benar-benar mendengarkan, atau setidaknya bersiap untuk pertarungan dalam hidup mereka.
(alk/urw)