Ilmuwan Temukan Spesies Katak Aneh yang Tak Bersuara

Ilmuwan Temukan Spesies Katak Aneh yang Tak Bersuara

Tim detikEdu - detikSulsel
Minggu, 12 Feb 2023 22:30 WIB
Spesies Baru Katak Tanpa Suara
Foto: Christoph Liedtke via Sci.News
Jakarta -

Ilmuwan menemukan spesies baru katak yang sangat aneh lantaran tidak mengeluarkan suara sama sekali. Kata ini tergolong langka dan terancam punah meski baru ditemukan.

Dilansir dari detikEdu, spesies katak yang baru teridentifikasi ini termasuk dalam genus Hyperolius. Katak ini ditemukan di Tanzania.

"Ini adalah kelompok katak yang sangat aneh," ungkap ahli biologi konservasi dari University of Cincinnati Dr Lucinda Lawson, dikutip dari Sci.News.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Katak jantannya tidak bersuara seperti katak-katak pada umumnya. Kami pikir mungkin mereka memakai tulang belakang sebagai semacam Braille untuk pengenalan spesies," lanjutnya.

Lawson menjelaskan katak ini memiliki cara lain untuk saling mengenali satu sama lain. Spesies kelompok katak ini tidak banyak sehingga mereka langka bahkan terancam punah.

ADVERTISEMENT

Meski demikian, Lawson mengaku penemuan katak dari kelompok tersebut adalah sebuah kemenangan besar dalam konservasi. Nama spesies katak tak bersuara ini adalah Hyperolius ukaguruensis.

Punya Tubuh yang Unik

Lawson mengatakan mendeskripsikan suatu spesies adalah langkah pertama untuk melindungi suatu hewan. Apalagi di hutan yang semakin terfragmentasi seperti di Pegunungan Ukaguru.

Diketahui, hyperolius ukaguruensis terdapat di Hutan Lindung Utara Mamiwa-Kisara, Tanzania, yang merupakan 'hutan sisa berbentuk huruf T.

Lawson menilai tubuh katak tanpa suara itu juga unik. Mereka memiliki mata yang lebih kecil daripada kepalanya, tidak seperti katak buluh berduri lainnya.

Menurut ahli, hyperolius ukaguruensis bisa menjadi perhatian konservasi yang tinggi.

Terancam Punah

Seorang peneliti postdoctoral di Spanish National Research Council Dr H Christoph Liedtke mengatakan, mengetahui berapa banyak spesies yang ada dan di mana mereka, sangat penting untuk konservasi.

Pegunungan Ukaguru adalah bagian dari Eastern Arc Rift, sebuah tempat dengan keanekaragaman hayati dengan banyak spesies endemik. Namun, pertumbuhan populasi yang pesat di Tanzania membuat habitat hutan pegunungan semakin terancam manusia.

Lawson menjelaskan bahwa amfibi sangat rentan terhadap dampak manusia. Hal tersebut karena amfibi menyerap bahan kimia dari kulitnya sehingga rentan terhadap racun atau perubahan keasaman air.

"Kalau habitat burung rusak, kadang mereka bisa terbang ke hutan yang baru. Namun, hal itu sulit bagi para amfibi," ujarnya.

Dia menegaskan, memiliki spesies yang beragam esensial untuk menjaga ekosistem yang sehat. Katak merupakan bagian dari rantai makanan. Mereka memakan serangga dan pada gilirannya dimakan oleh hewan lain.

"Apabila spesies satu ini punah, kita akan kehilangan satu untai lagi dalam jaringan ekosistem," kata Lawson.

Penelitian mengenai temuan katak tak bersuara ini diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE.




(hsr/alk)

Hide Ads