Partai Demokrat merespons soal bakal calon presiden (bacapres) PDIP Ganjar Pranowo yang muncul di tayangan azan salah satu stasiun TV. Demokrat menganggap tidak ada masalah dengan hal tersebut.
"Dalam pandangan kami, sepanjang ini tak melanggar undang-undang pemilu dan PKPU, maka ini sah-sah saja sebagai ikhtiar untuk mendekatkan diri ke masyarakat khususnya yang beragama Islam," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani, saat dihubungi, Minggu (10/9) dilansir dari detikNews, Senin (11/9/2023).
Kamhar melanjutkan Ganjar saat ini bukan sebagai pejabat publik. Apalagi Ganjar belum menjadi calon presiden.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Ganjar saat ini bukan pejabat publik, belum pula menjadi Capres yang ditetapkan KPU, jadi mestinya tak masalah. Beda halnya jika telah masuk masa kampanye, ini mesti didalami lagi," tambahnya.
Namun demikian, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat memperingati agar tindakan Ganjar tidak berlebihan. Jangan sampai tindakannya itu mengarah pada politik identitas.
"Penting bagi kita semua dan segenap insan demokrasi untuk menjaga agar tak ada eksploitasi politik identitas termasuk isu agama yang berlebihan yang mengarah pada sobeknya tenun kebangsaan," ujar Kamhar.
Kamhar juga menyinggung bahwa politik identitas itu penting. Namun, akan menjadi suatu masalah jika dilakukan secara berlebihan.
"Politik identitas sebenarnya adalah fitrah atau keniscayaan yang tak bisa dihindari. Menjadi masalah jika politik identitas ini dieksploitasi secara berlebihan yang bisa menimbulkan gesekan horizontal. Ini yang tidak kita kehendaki bersama," tuturnya.
Diketahui, Ganjar Pranowo muncul pada tayangan azan magrib di salah satu stasiun televisi (TV). Hal tersebut pun menjadi sorotan publik karena kaitannya dengan politik identitas.
Dalam video yang dilihat detikcom, Sabtu (9/9), tayangan azan magrib itu dibuka dengan pemandangan alam Indonesia. Kemudian, Ganjar muncul menyambut jemaah yang akan salat.
Dalam tayangan tersebut, Ganjar nampak mengenakan baju koko berwarna putih, peci hitam, dan sarung batik. Ia menyalami dan mempersilahkan jemaah yang datang untuk masuk ke masjid.
Tak berhenti sampai disitu, Ganjar juga muncul dan terlihat sedang berwudhu sebelum salat. Dan ia duduk di saf depan sebagai makmum.
Silang Pendapat PKS dan PDIP
Kemunculan Ganjar dalam tayangan azan magrib di salah stasiun TV membuat partai politik saling sindir. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menuding Ganjar melakukan politik identitas sebagaimana yang digaungkan PDIP.
"Iya (politik identitas), senjata makan tuan, selama ini narasi politik identitas selalu digaungkan oleh PDIP untuk menyerang PKS dan Anies, dan akhirnya PDIP juga terjebak dengan politik identitas," kata Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal kepada wartawan, Sabtu (9/9).
Iqbal pun meminta agar PDIP berhenti memakai isu politik identitas jelang Pemilu. Terlebih, kata dia, isu itu dijadikan senjata menyerang partai Islam.
"Sebaiknya jangan lagi isu politik identitas dijadikan senjata menyerang partai Islam," ucapnya.
Tudingan PKS itupun membuat PDIP angkat bicara. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto balik menyindir lontaran terkait politik identitas hanya diungkap oleh orang-orang yang tidak memiliki prestasi.
"Ya politik identitas itu disampaikan oleh orang-orang yang tidak punya rekam jejak prestasi," kata Hasto kepada wartawan di sela-sela acara Rakerda III DPD PDIP Banten, Serang, Minggu (10/9).
Hasto menyebut kapasitas Ganjar dalam tayangan itu untuk menampilkan sisi spiritualitas sebagaimana tertuang dalam Pancasila yakni sila pertama soal Ketuhanan. Dia menekankan Ganjar dan PDIP tidak punya rekam jejak politik identitas.
"Pak Ganjar menampilkan spiritualitas sebagai negara yang menjalankan Pancasila dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ada rekam jejak sedikitpun politik identitas dari Pak Ganjar dan juga PDIP. Kami partai Nasionalis Soekarnois," imbuhnya.
(sar/hsr)