Gempa Bumi M 6,3 Donggala dan Trauma Mendalam Warga akan Tragedi 2018

Sulawesi Tengah

Gempa Bumi M 6,3 Donggala dan Trauma Mendalam Warga akan Tragedi 2018

Hafis Hamdan - detikSulsel
Senin, 11 Sep 2023 10:00 WIB
Pascagema M 6,3 di Donggala
Warga tidur di halaman rumah pascagempa M 6,3 mengguncang Donggala, Sulteng. Foto: BPBD Sulteng
Donggala -

Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,3 mengguncang Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Gempa ini mengingatkan warga akan gempa M 7,4 dan tsunami yang menghancurkan permukiman mereka pada 2018 lalu.

Donggala kembali diguncang gempa pada Sabtu malam (9/9) pukul 22.43 Wita. Gempa yang dipicu oleh aktivitas Sesar Palu Koro itu membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah.

Desa Pomolulu, Kecamatan Balaesang, salah satu daerah yang merasakan kuat guncangan gempa. Warga yang merasakan getaran gempa sontak teringat akan tragedi pilu 5 tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (bencana gempa dan tsunami) 2018 banyak kerusakan (di Desa Pomolulu). Makanya yang goyang-goyang sedikit itu, sudah terasa ditambah dengan traumanya (warga)," ujar Kepala Desa Pomalulu Jufriyanto kepada detikcom, Minggu (10/9/2023).

Jufriyanto mengungkapkan, gempa terdengar seperti gemuruh. Bangunan pun dibuat bergoyang akibat guncangan gempa yang cukup kuat.

ADVERTISEMENT

"Seperti ada gemuruh terdengar, keras (suaranya) itu dibikin bangunan yang digoyang," kata Jufriyanto.

Dia menyebut getaran gempa juga membuat warga serasa terguncang. Warga merasakan getaran gempa tersebut seperti mengendarai motor yang berada di jalan batu berkerikil.

"Kayak diangkat-angkat begitu. Pertama kayak digoyang kanan-kiri, habis itu kayak naik motor kena kerikil-kerikil batu, naik, turun, naik, turun, seperti itu terasanya," terangnya.

Dia mengungkapkan tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun gempa M 6,3 membuat 4 rumah warganya rusak. Dua di antaranya rusak parah sehingga tidak bisa lagi ditinggali.

"Rumah yang sangat parah itu informasi awal ada sekitar 3 (sampai) 4 rumah. Yang parah sekali ada 2. Ada 2 itu yang ndak layak lagi untuk ditinggali karena sudah goyang-goyang temboknya, untuk yang 2 itu saya sarankan jangan tinggal di dalam rumah," kata Jufriyanto.

Simak Video 'Gempa M 6,3 Guncang Donggala, Tak Berpotensi Tsunami':

[Gambas:Video 20detik]



2.884 Warga Mengungsi

Akibat gempa tersebut, warga memilih untuk meninggalkan rumah sementara. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng mencatat ada 6.850 jiwa terdampak, dengan 2.884 di antaranya masih mengungsi.

Tercatat ada tiga desa yang terdampak gempa. Masing-masing di Desa Labean, Kecamatan Balaesang, serta Desa Pomalulu dan Desa Palau di Kecamatan Balaesang Tanjung.

Di Desa Labean ada 3.780 jiwa dari 1.028 KK yang terdampak. Kemudian di Desa Pomalulu ada 1.877 jiwa dari 478 KK yang terdampak. Sedangkan di Desa Palau ada 1.193 jiwa dari 301 KK terdampak.

Khusus di Desa Pomalulu, dilaporkan ada 3 unit rumah warga yang mengalami kerusakan. Selain itu juga ada 1 sarana ibadah yang rusak.

Sementara itu, di Desa Labean terdapat 6 titik pengungsian dengan total 298 orang pengungsi. Sedangkan di Desa Pomalulu hanya ada 1 titik pengungsian namun dengan jumlah 1.877 pengungsi. Lalu di Desa Palau ada 3 titik pengungsian dengan total pengungsi 674 jiwa.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng Andy A Sembiring mengatakan hingga kini pendataan masih terus dilakukan. Dia menyebut hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa akibat gempa yang mengguncang.

"Belum ada korban jiwa, dan diharapkan tidak ada korban," ujar Andy saat dihubungi detikcom, Minggu (10/9).

Getaran Gempa Terasa hingga Samarinda

Guncangan gempa M 6,3 Donggala dirasakan di sejumlah daerah. Salah satunya dirasakn di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).

"Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Donggala dengan skala intensitas V-VI MMI," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Sabtu malam (9/9).

Diketahui, gempa intensitas V-VI MMI artinya getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan warga terkejut dan lari keluar ruangan.

Selain di Donggala, getaran gempa juga dirasakan di Palu dengan skala IV MMI. Artinya, bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Kemudian getaran gempa turut dirasakan di daerah Poso, Sigi, dan Tolitoli dengan skala III MMI. Artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.

Daryono mengatakan warga di daerah Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Gorontalo, dan Kota Samarinda juga merasakan getaran gempa dengan skala II-III MMI. Kemudian di Kota Gorontalo dengan skala intensitas II MMI.

Selanjutnya juga dirasakan di daerah Kutai Timur dengan skala I-II MMI. Artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Daryono.

Halaman 2 dari 3
(asm/asm)

Hide Ads