Guncangan gempa dengan kekuatan magnitudo (M) 6,3 membuat warga di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng) panik bukan main. Gempa dibarengi dengan listrik padam dan suara gemuruh yang keras.
Gempa Donggala terjadi pada Sabtu malam (9/9) pukul 22.43 Wita. Warga di Desa Pomolulu saat itu baru saja pulang dari pesta pernikahan salah seorang warga.
Kepala Desa Pomolulu Jufriyanto menceritakan detik-detik gempa terjadi. Ia yang belum lama tiba di rumah awalnya hendak mengganti pakaian setelah melaksanakan salat. Namun tiba-tiba seisi rumah bergetar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya secara pribadi baru sampai juga di rumah (dari acara pesta nikah). Sampai di rumah, setelah salat itu baru berdiri, selesai mau buka baju salat, belum sempat dibuka baju langsung gempa," ujar Jufriyanto kepada detikcom, Minggu (10/9/2023).
Guncangan gempa yang keras itu sontak membuat Jufriyanto panik. Secara spontan ia pun langsung menggendong anaknya keluar rumah. Di saat bersamaan, listrik di Desa Pomolulu tiba-tiba padam.
"Secara refleks saya langsung angkat saya punya anak dan pada saat itu juga belum sempat keluar sudah mati lampu," tuturnya.
Warga lain juga langsung berlarian keluar rumah ketika getaran mulai terasa. Jufriyanto menyebut getaran gempa dirasakan warga kurang lebih selama 30 detik.
"Jadi hitungan saya dengan posisi saya yang agak sedikit mengetahui bagaimana ketika terjadi gempa, (warga) panik. Agak lama (getaran gempa), kalau saya hitung-hitung kalau satu menit tidak sampai. Kalau 30 detik mungkinlah, kurang lebih," kata Jufriyanto.
Jufriyanto juga mengatakan saat gempa terjadi terdengar suara gemuruh yang keras. Namun dia tidak bisa memastikan dari mana asal suara tersebut.
"Seperti ada gemuruh terdengar, keras (suaranya) itu dibikin bangunan yang digoyang," ujarnya.
Dia mengatakan getaran gempa juga membuat warga serasa terguncang. Warga merasakan getaran gempa tersebut seperti mengendarai motor yang berada di jalan batu berkerikil.
"Kayak diangkat-angkat begitu. Pertama kayak digoyang kanan-kiri, habis itu kayak naik motor kena kerikil-kerikil batu, naik, turun, naik, turun, seperti itu terasanya," terangnya.
Usai gempa mengguncang, warga takut kembali masuk ke rumah. Warga pun memilih untuk mengungsi sementara ke tempat yang lebih tinggi karena khawatir ada gempa susulan.
"Karena rata-rata mengkhawatirkan, dikhawatirkan ada (gempa) susulan. Di sekitaran rumah warga ini kan gunungnya dekat, ada yang di belakang rumah itu, ada yang gunung, nda juga tinggi sekali," tuturnya.
"Kalau posisi sekarang, tadi sudah agak siang ini, ada beberapa masyarakat itu yang turun ke bawah. Turun ke rumah masing-masing. Tapi tidak semuanya, hanya beberapa yang mereka mungkin menilai rumahnya kira-kira masih aman, mereka bikinlah tenda di dekat rumahnya," sambungnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video 'Gempa M 6,3 Guncang Donggala, Tak Berpotensi Tsunami':
Warga Mengungsi 2.884 Jiwa
Banyak warga yang memilih untuk meninggalkan rumah sementara usai gempa terjadi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng mencatat ada 6.850 jiwa terdampak, dengan 2.884 di antaranya masih mengungsi.
Tercatat ada tiga desa yang terdampak gempa. Masing-masing di Desa Labean, Kecamatan Balaesang, serta Desa Pomalulu dan Desa Palau di Kecamatan Balaesang Tanjung.
Di Desa Labean ada 3.780 jiwa dari 1.028 KK yang terdampak. Kemudian di Desa Pomalulu ada 1.877 jiwa dari 478 KK yang terdampak. Sedangkan di Desa Palau ada 1.193 jiwa dari 301 KK terdampak.
Khusus di Desa Pomalulu, dilaporkan ada 3 unit rumah warga yang mengalami kerusakan. Selain itu juga ada 1 sarana ibadah yang rusak.
Sementara itu, di Desa Labean terdapat 6 titik pengungsian dengan total 298 orang pengungsi. Sedangkan di Desa Pomalulu hanya ada 1 titik pengungsian namun dengan jumlah 1.877 pengungsi. Lalu di Desa Palau ada 3 titik pengungsian dengan total pengungsi 674 jiwa.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng Andy A Sembiring mengatakan hingga kini pendataan masih terus dilakukan. Dia menyebut hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa akibat gempa yang mengguncang.
"Belum ada korban jiwa, dan diharapkan tidak ada korban," ujar Andy saat dihubungi detikcom, Minggu (10/9).