Update Gempa M 6,3 di Donggala Sulteng: 6.850 Jiwa Terdampak, 2.884 Mengungsi

Sulawesi Tengah

Update Gempa M 6,3 di Donggala Sulteng: 6.850 Jiwa Terdampak, 2.884 Mengungsi

Andi Nur Isman - detikSulsel
Minggu, 10 Sep 2023 17:40 WIB
Pascagema M 6,3 di Donggala
Warga Donggala takut tidur di dalam rumah pascagempa M 6,3. Foto: BPBD Sulteng
Donggala -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah (Sulteng) memperbarui data dampak gempa Donggala berkekuatan magnitudo (M) 6,3. Sebanyak 6.850 jiwa dilaporkan terdampak, dengan 2.884 di antaranya masih mengungsi.

Berdasarkan data update Minggu (10/9/2023) pukul 13.00 Wita yang diterima detikcom dari BPBD Sulteng, tercatat ada tiga desa yang terdampak gempa. Masing-masing di Desa Labean, Kecamatan Balaesang, serta Desa Pomalulu dan Desa Palau di Kecamatan Balaesang Tanjung.

Di Desa Labean ada 3.780 jiwa dari 1.028 KK yang terdampak. Kemudian di Desa Pomalulu ada 1.877 jiwa dari 478 KK yang terdampak. Sedangkan di Desa Palau ada 1.193 jiwa dari 301 KK terdampak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khusus di Desa Pomalulu, dilaporkan ada 3 unit rumah warga yang mengalami kerusakan. Selain itu juga ada 1 sarana ibadah yang rusak.

Sementara itu, di Desa Labean terdapat 6 titik pengungsian dengan total 298 orang pengungsi. Sedangkan di Desa Pomalulu hanya ada 1 titik pengungsian namun dengan jumlah 1.877 pengungsi. Lalu di Desa Palau ada 3 titik pengungsian dengan total pengungsi 674 jiwa.

ADVERTISEMENT

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng Andy A Sembiring mengatakan hingga kini pendataan masih terus dilakukan. Dia menyebut hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa akibat gempa yang mengguncang.

"Belum ada korban jiwa, dan diharapkan tidak ada korban," ujar Andy saat dihubungi detikcom, Minggu (10/9).

Warga Panik Saat Gempa Mengguncang

Warga di Desa Pomolulu, Kecamatan Balaesang, berlarian ke luar rumah dalam kondisi gelap usai diguncang gempa berkekuatan M 6,3. Gempa Donggala terjadi sesaat setelah warga menghadiri pesta pernikahan.

"Jadi kronologisnya tadi malam itu, kan kebetulan tadi malam di Desa Pomolulu itu kan ada pesta perkawinan, pernikahan. Saya secara pribadi baru sampai juga di rumah (dari acara pesta nikah). Sampai di rumah setelah salat itu baru berdiri, selesai mau buka baju salat, belum sempat dibuka baju langsung gempa," ujar Kepala Desa Pomolulu Jufriyanto kepada detikcom, Minggu (10/9).

Jufriyanto mengaku panik dan langsung menggendong anaknya ke luar rumah. Di saat bersamaan, listrik di Desa Pomolulu juga tiba-tiba padam.

"Secara refleks saya langsung angkat saya punya anak dan pada saat itu juga belum sempat keluar sudah mati lampu," tuturnya.

Menurutnya, gempa tersebut membuat warganya juga panik berhamburan ke luar rumah. Jufriyanto mengaku getaran gempa dirasakan warga kurang lebih 30 detik.

"Jadi hitungan saya dengan posisi saya yang agak sedikit mengetahui bagaimana ketika terjadi gempa, (warga) panik. Agak lama (getaran gempa), kalau saya hitung-hitung kalau satu menit tidak sampai. Kalau 30 detik mungkinlah, kurang lebih," kata Jufriyanto.




(asm/ata)

Hide Ads