"Kami sudah melaksanakan asesmen tadi dengan beberapa orang yang berada di wilayah Tanah Bumbu. Rata-rata mereka tidak merasakan gempa itu," ujar Kepala Pelaksana BPBD Tanah Bumbu Sulhadi kepada detikcom, Selasa (29/8/2022).
Sementara itu, kata Sulhadi, BMKG dan BNPB telah memutakhirkan lokasi gempa. Dari awalnya M 7,4 di Tanah Bumbu menjadi M 7,1 di Lombok Utara.
"Terakhir ini di BNPB pusat memang pada saat deteksi awal gempa berada di 170 km dari Tanah Bumbu. Tapi di rilis akhir disampaikan bahwa gempa berada di 163 Km dari Lombok Utara. Dan tidak terasa di sini," kata dia.
"Informasi dari BNPB terakhir yang terasa gempa di Pulau Mataram, Bali dan sebagian Pulau Jawa Timur," terangnya.
Kendati demikian, Sulhadi menyebut sebagian masyarakat merasa khawatir dengan informasi gempa tersebut. Maka dari itu, pihaknya langsung melakukan sosialisasi bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
"Memang ada sebagian yang was-was tapi kami berupaya untuk sosialisasi agar masyarakat tetap tenang karena tidak berpotensi tsunami dan jauh dari Kabupaten Tanah Bumbu," tambahnya.
Sulhadi juga memastikan tak ada dampak kerusakan yang terjadi. Selain itu memang karena Kalimantan jauh dari cincin api gunung berapi.
"Sebenarnya teorinya Kalimantan ini kan bukan rawan gempa karena jauh dari cincin api gunung berapi. Tapi kemungkinan-kemungkinan gempa kecil itu bisa terdampak. Berdasarkan jarak dari pusat gempa," jelasnya.
Diketahui, Tanah Bumbu pernah merasakan getaran gempa pada tahun 2022 lalu. Saat itu getaran gempa berasal dari wilayah Sulawesi.
"Ada pada tahun 2022, di daerah Batu Licin terasa gempa. Dan beberapa tahun juga ada tapi getarannya kecil, (pusat gempa) terakhir kemarin gempa di Pulau Sulawesi," pungkasnya.
Sebelumnya, gempa dilaporkan terjadi pada pukul 02.55 WIB. Gempa ada pada titik koordinat 4,38 lintang selatan dan 116,90 bujur timur pada kedalaman 10 kilometer.
"180 km tenggara Tanah Bumbu-Kalsel," tulis BMKG.
Belakangan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan terkait perubahan data gempa di Tanah Bumbu M 7,4 dimutakhirkan menjadi gempa di Lombok M 7,1. Menurut Daryono, gempa di Kalsel merupakan informasi tercepat yang dapat disampaikan BMKG.
"Yang 7,4 dekat Kalimantan itu info cepat, dimana dinamika fluktuasi magnitudo dan kedalaman gempa masih terus terjadi dalam 2 menit," kata Daryono kepada wartawan, Selasa (29/8).
Ia mengatakan, BMKG merupakan lembaga peringatan dini sehingga tidak menunggu data yang diterima final baru disampaikan ke publik. Sebab, menurutnya, jika menunggu data final, dikhawatirkan tsunami telah tiba di pantai.
"Kita lembaga peringatan dini tsunami dimana dituntut info secepat mungkin dengan antisipasi kedatangan tsunami. 2 menit itu belum stabil dimana selain masih proses masih fluktuasi parameter juga sensor belum semua catat untuk bisa diproses. Tapi SOP wajib kita patuhi sebagai pemberi peringatan dini," katanya.
Daryono menyebut sempat terdapat perbedaan data kedalaman gempa dari sebelumnya di Tanah Bumbu dan dimutakhirkan di Lombok. Hal itu karena proses perubahan data masih terus terjadi. Namun sambil menunggu proses update data, BMKG tetap harus menyampaikan informasi gempa tersebut ke publik.
"Info cepat itu dalam kondisi prosesing belum final. Perubahan magnitudo dan kedalaman masih terus terjadi proses belum selesai," katanya.
(asm/sar)