Getaran gempa bumi yang berpusat di Pacitan, dirasakan warga di sejumlah wilayah di Jawa Timur hingga Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (27/5/2025) pagi. Gempa yang dimutakhirkan jadi magnitudo M 5,4 (sebelumnya M 5,7) itu terjadi pukul 07.55 WIB, berpusat di laut pada 268 km barat daya Pacitan dengan kedalaman 14 km.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono menyebut, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktivitas deformasi batuan di luar zona subduksi atau outer-rise zone.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault)," jelas Daryono dalam keterangan resminya, Selasa (27/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan yang diterima BMKG, getaran gempa dirasakan di sejumlah daerah mulai dari Nganjuk, Trenggalek, Malang, Blitar, Bantul, Pacitan, Sukoharjo, Gunungkidul, hingga Kota Yogyakarta. Skala intensitas gempa tercatat pada level II MMI.
"Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," ujar Daryono.
Meski dirasakan cukup luas, hasil pemodelan BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," tegasnya.
Hingga pukul 08.15 WIB, monitoring BMKG belum mencatat adanya gempa susulan. Kendati demikian, Daryono tetap mengimbau masyarakat untuk waspada dan tidak mudah terpancing isu menyesatkan.
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," pesannya.
Selain itu, BMKG meminta warga memastikan kondisi bangunan tempat tinggal masing-masing aman sebelum kembali masuk.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan," tutup Daryono.
Untuk informasi resmi terkait gempa dan tsunami, masyarakat diminta hanya merujuk pada kanal komunikasi resmi BMKG.
(auh/hil)