Turun Tangan Pihak Kampus Kawal Kasus Kuli Bangunan Bunuh Dosen UIN Solo

Berita Nasional

Turun Tangan Pihak Kampus Kawal Kasus Kuli Bangunan Bunuh Dosen UIN Solo

Tim detikcom - detikSulsel
Selasa, 29 Agu 2023 09:00 WIB
Kabar duka meninggalnya dosen UIN Raden Mas Said Solo, Wahyu Dian Silviani (34).
Dosen UIN Raden Mas Said Solo meninggal dibunuh kuli bangungan (Foto: dok. Istimewa)
Sukoharjo -

Pihak kampus UIN Raden Mas Said Solo turun tangan mengawal kasus dosennya bernama Wahyu Dian Silviani (34) yang dibunuh kuli bangunan. Dekan FEBI UIN Raden Mas Said Solo Rahman Arifin mengaku akan berunding dengan Rektor Prof Mudofir untuk mengambil langkah hukum.

"Insyaallah hari ini kami baru mau bahas dengan Pak Rektor, kira-kira apa nanti bantuannya. Tapi yang jelas dari Fakultas Syariah sudah siap dengan Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum. Kemarin sudah datang ke Polres, tapi pihak Polres meminta surat kuasa. Insyaallah, hari ini kita mintakan surat kuasa," kata Arifin saat dihubungi detikJateng, Senin (28/8/2023).

Korban dibunuh di dalam rumah temannya di Perumahan Graha Sejahtera Tempel, Gatak, Sukoharjo, tepat di samping rumahnya yang direnovasi pada Rabu (23/8) malam. Pelaku mengaku membunuh korban karena tidak terima ditegur dengan kata kasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arifin lantas membantah motif pelaku membunuh korban. Pasalnya, menurutnya Dian adalah wanita yang lemah lembut.

"Sejak awal kami menyampaikan jika almarhumah itu orangnya lemah lembut. Tidak pernah saya bersama almarhumah itu mendengar beliau mengucapkan dengan suara yang lantang, jangankan lantang, suara yang keras itu saja tidak pernah, karena beliau orangnya lembut," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Arifin mengaku sangat mengenal putri guru besar Universitas Mataram (Unram) Prof. Moh Hasil Tamzil itu. Menurutnya korban dikenal dengan pribadi yang sopan.

"Iya (kami mempertanyakan motif pelaku). Kalau motifnya itu, kami meragukan sekali. Kami sudah berinteraksi dengan almarhumah ini memasuki tahun ketiga, interaksi kami tidak hanya di bidang akademik saja, kami sama-sama di kepanitiaan, lembur bareng di konferensi internasional," ujarnya.

Untuk diketahui, keluarga korban juga membantah tuduhan pelaku terhadap korban. Menurut adik korban, Fatin Nabila Fitri (22), kakaknya justru mengucapkan terima kasih kepada kuli bangunan itu.

"Saya di Solo dari 3 Agustus hingga 17 Agustus 2023. Kalau pelaku bilang kakak saya tololin dia padahal kakak saya ngecek ke rumah itu cuma datang melihat. Pas ke sana, kakak saya malah izin ke tukang itu. Suwun pak suwun (terimakasih Pak, terimakasih)" kata Nabila usai acara pemakaman korban di Lingkungan Pejeruk Sejahtera, Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dilansir dari detikBali, Sabtu (26/8).

Nabila kemudian bercerita terkait empat orang tukang yang melakukan renovasi rumah tersebut selalu dibelikan es dan gorengan. Dia juga menyebut bahwa DF sempat salah mendirikan tembok yang tidak sesuai permintaan kakaknya.

"Waktu itu (kakak) minta dihancurin kamar di belakang karena terlalu kecil kan. Hal yang begitu-begitu, kakak saya tanya ke saya dulu 'apa harus saya tegur itu tukangnya karena itu temboknya udah berdiri?' Gitu kata kakak saya," jelas Nabila.

Nabila mengatakan ada hal yang mencurigakan selama dua minggu ia menemani kakaknya di Perumahan Graha Sejahtera Tempel. Nabila kembali menegaskan kalau kakaknya merupakan orang yang sopan.

Bahkan, lanjut Nabila, selama dua minggu tinggal di rumah baru tersebut, Dian mengurungkan niat meminta DF dan tiga tukang lainnya untuk merevisi pekerjaannya.

"Terus kok bisa dia (DF) bilang kakak saya negur dia kalau kerjaannya jelek. Tolol-tololin dia. Saya saksi di sana. Dua minggu saya melihat mereka kerja. Saya nggak terima kakak saya dibilang gitu," tegas Nabila.




(alk/ata)

Hide Ads