Guru di Pinrang Ngaku Tak Terima Tunjangan Daerah Usai Diganti Kerabat Kepsek

Guru di Pinrang Ngaku Tak Terima Tunjangan Daerah Usai Diganti Kerabat Kepsek

Muhclis Abduh - detikSulsel
Kamis, 10 Agu 2023 22:15 WIB
Ilustrasi ucapan Selamat Hari Guru Nasional 2022.
Foto: Istimewa
Pinrang -

Guru ASN berinisial AB (35) di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluhkan transparansi pengelolaan tunjangan daerah terpencil. Dia mengaku namanya dicoret dari daftar penerima tunjangan dan digantikan keluarga kepala sekolah (kepsek).

"Saya pernah terima tunjangan (daerah terpencil) tahun 2022 lalu, tapi tahun ini tidak masuk lagi penerima," ujar AB kepada detikSulsel, Kamis (10/8/2023).

Dia menyebut insentif tunjangan daerah terpencil tersebut diterima setiap 6 bulan sekali. Jumlah insentif yang diterima kurang lebih Rp 6 juta atau Rp 12 juta per tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun lalu saya terima per 6 bulan sekali, jadi dua kali terima. Nilainya kurang lebih Rp 6 juta untuk 6 bulan," paparnya.

AB mengaku kesal sebab tak ada transparansi terkait tunjangan daerah terpencil tersebut. Meskipun dengan alasan kuota terbatas, tetapi tak ada penjelasan rinci sehingga ada yang tetap terima dan sebagian dicoret.

ADVERTISEMENT

"Kami harap kepsek dan dinas (Dikbud) soal transparansi kuota yang terbatas ini bagaimana? Siapa yang bisa dan siapa yang tidak karena justru ada yang kerabat kepsek yang dapat," bebernya.

Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikbud Pinrang, Hasrijal mengatakan guru di pedalaman bertambah sementara kuota sangat terbatas. Hal tersebut membuat sejumlah guru yang tahun lalu terima tiba-tiba tahun ini tidak.

"Masalahnya sebelum ada pengangkatan ASN PPPK itu kuota tetap, tetapi saat ada tambahan guru PPPK ini tetapi kuota tetap sehingga ada ASN tidak dapat," bebernya.

Soal penilaian untuk penerima tunjangan daerah kata dia secara umum yakni mengajar di daerah khusus, terdaftar di Dapodik bisa diajukan sebagai kandidat. Akan tetapi nanti bergantung dari kuota yang ada.

"Kuota itu hanya 5 sampai 8 orang per sekolah," jelasnya.

Terkait ada guru yang sebelumnya menerima dan akhirnya tidak menerima, dia mengaku ini bisa terjadi karena kepsek tempat mengajar. Kepsek yang memberikan prioritas kepada kerabat.

"Kami juga dengar keluhan begitu. Itu memang yang sulit (diawasi)," bebernya.

Dia memaparkan ada 17 sekolah tingkat SD dan SMP yang masuk daerah terpencil di 4 desa di Pinrang. Adapun jumlah guru penerima di tahun 2022 lalu mencapai 100 lebih.

"Jumlah sekolah ada 17 (masuk kategori daerah terpencil). Kalau di tahun 2022 ada 100 lebih kurang lebih. Tahun ini juga sekitar itu," jelasnya.




(hsr/hsr)

Hide Ads