Pelajar SMA Ditikam di Kelas, Ortu Pastikan Korban Tak Pernah Bully Pelaku

Kalimantan Selatan

Pelajar SMA Ditikam di Kelas, Ortu Pastikan Korban Tak Pernah Bully Pelaku

Muhammad Budi Kurniawan - detikSulsel
Kamis, 03 Agu 2023 18:43 WIB
Ilustrasi bullying
Ilustrasi. Foto: Thinkstock
Banjarmasin -

Pelajar SMA berinisial MR (15) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) ditikam temannya, AR (15) di dalam kelas diduga karena sering membully pelaku. Namun orang tua korban, Muhammad Faisal Ahkli menyebut tak ada aksi bully berdasarkan bukti chat keduanya.

Faisal mengatakan anaknya dan pelaku masih sempat chatingan lewat WhtasApp pada hari sebelum kejadian. Keduanya disebut sudah saling kenal sejak masih duduk di bangku SMP.

"Terakhir di pagi itu, di hari kejadian pelaku menanyakan sekolah korban di mana. Di situ pelaku juga mengajak pelaku untuk masuk sekolah bareng. Terus mem-video call dan menelepon," ujar Faisal kepada detikcom, Kamis (3/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faisal mengatakan saat itu anaknya sempat membalas pesan WhatsApp dari pelaku. Korban MR kemudian diminta mengirimkan foto kondisi kelas sebelum kejadian.

"Di situ pelaku menanyakan posisi korban. Habis itu nanya di kelas ada beberapa orang. Habis itu korban ada mengirim kondisi kelas, nah setelah itu ada kejadian (penikaman) itu," terangnya.

ADVERTISEMENT

Faisal menerangkan bahwa anaknya dan AR telah berteman sejak SMP. Hal itu dia ketahui setelah mengecek handphone milik MR usai penikaman terjadi.

"Kalau sejak kapan pertemuan mereka saya tidak tahu, hanya saja dari handphone anak saya itu mereka ada di grup SMP, jadi setelah kejadian itu handphone itu saya cek," ungkapnya.

Terkait dugaan korban kerap membully pelaku, Faisal menyebut tidak ada aksi bully dalam percakapan WhatsApp keduanya. Pun jika memang ada, Faisal menduga aksi bully terjadi saat keduanya masih sama-sama duduk di bangku SMP.

"Karena kalau terjadi yang disampaikan (pembullyan) kemungkinan terjadinya di SMP. Di situ (chat keduanya) malah biasa-biasa saja, malah terakhir saya baca di grup itu malah mengarah pelaku yang sering membully teman-temannya," imbuhnya.

Atas kejadian itu, Faisal menyayangkan tindakan AR kepada putranya yang mengakibatkan MR mengalami luka serius bahkan didiagnosa dokter menderita cacat pada hati. Ia pun menginginkan kasus ini dapat diproses secara hukum.

"Posisinya kan kita sama-sama sadar bahwa baik korban maupun pelaku itu sama-sama anak-anak. Tapi perbuatan ini kan pidananya sudah terjadi, dan mengakibatkan kondisi korban juga belum stabil sampai saat ini," ujar Faisal.

Sebelumnya diberitakan, MR hingga kini masih menjalani perawatan intensif di ICU rumah sakit. MR mengalami kerusakan pada hati.

"Pagi kejadian, siang sudah di rumah sakit, sore harinya terpaksa dioperasi karena terjadi pendarahan di dalam tubuh anak. Setelah operasi, sampai hari ini posisinya masih di ICU belum stabil," ucap Faisal saat dihubungi detikcom, Kamis (3/8).

Faisal menyebut, pascaoperasi, MR didiagnosis mengalami cacat pada hati. Hal ini lantaran luka tusuk yang dialaminya mengenai bagian organ vital.

"Bahkan sebelum operasi dokter ada menyampaikan kalau kemungkinan terburuk korban ini akan mengalami kecacatan pasca operasi. Karena ada luka di bagian hati, ada satu mata luka yang menyebabkan kerusakan di hatinya," bebernya.

Insiden ini terjadi pada Senin (31/7) pukul 07.30 Wita di Sekolah SMA Negeri yang berada di Kecamatan Banjarmasin Timur, Banjarmasin. Saat itu MR yang sedang duduk di bangku belakang tiba-tiba dihampiri pelaku dari luar kelas dan menikam korban.




(asm/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads