6 Warga Puncak Papua Tengah Meninggal gegara Kemarau Panjang

Papua Tengah

6 Warga Puncak Papua Tengah Meninggal gegara Kemarau Panjang

Raymond Latumahina - detikSulsel
Jumat, 28 Jul 2023 12:20 WIB
Sebanyak 7.000 warga dari Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah memilih mengungsi akibat kemarau panjang.
Foto: Bupati Puncak Willem Wandik saat bertemu masyarakat dua distrik terdampak kemarau panjang. (Dokumen: Istimewa)
Puncak -

Sebanyak 6 warga di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah meninggal dunia gegara kemarau panjang. Musim kemarau yang menyebabkan kekeringan itu juga membuat warga terancam kelaparan.

"Bencana kekeringan telah menimbulkan korban jiwa sebanyak 6 orang dan kelaparan bagi masyarakat di daerah terdampak," kata Bupati Puncak Willem Wandik dalam keterangannya, Jumat (27/7/2023).

Willem menyebut 5 korban meninggal merupakan orang dewasa dan 1 orang lainnya bayi berusia 6 bulan. Korban berasal dari dua distrik yang terdampak kemarau panjang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya penanganan bencana sulit dilakukan lantaran pihaknya terhambat akses untuk penyaluran logistik. Maskapai juga khawatir melakukan penerbangan karena gangguan keamanan di wilayah tersebut.

"Diakibatkan tidak adanya layanan penerbangan dengan alasan keamanan yang kurang kondusif atau adanya gangguan keamanan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, Willem pun menjamin keamanan maskapai penerbangan menyalurkan logistik ke wilayah terdampak. Dia menegaskan Bandara Agandugume di Kabupaten Puncak, Papua Tengah dalam penjagaan.

"Jaminan dan keselamatan kepada pilot maupun pesawat yang melakukan pelayanan angkutan bantuan bencana kekeringan langsung ke Bandara Agandugume dengan segala konsekwensi menjadi tanggung jawab Bupati Puncak," tutur Willem.

7.000 Warga Terancam Kelaparan

Diberitakan sebelumnya, 7.000 warga di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi terdampak kemarau panjang sejak Mei. Warga pun memilih mengungsi karena terancam kelaparan.

"Jumlah penduduk di Distrik Agandugume 3.000 sedangkan di Distrik Lambewi 4.000 lebih jiwa," sebut Willem.

Pemkab Puncak telah menetapkan status tanggap darurat di dua distrik yang terdampak tersebut. Status itu berlaku sejak 7 Juni hingga 7 Agustus mendatang.

Dia menjelaskan cuaca di dua distrik tersebut sangat dingin sehingga membuat tanaman menjadi rusak dan busuk. Bahkan wabah diare diprediksi juga akan menyerang anak-anak.

"Selama dilanda cuaca ekstrem, tidak ada hujan, tanaman rusak dan busuk, bahkan wabah diare akan menyerang anak serta balita," jelasnya.




(sar/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads