Puasa Tasu'a (9 Muharram) 2023: Jadwal, Keutamaan, dan Tata Caranya

Puasa Tasu'a (9 Muharram) 2023: Jadwal, Keutamaan, dan Tata Caranya

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Kamis, 27 Jul 2023 05:29 WIB
Ilustrasi buka puasa Ramadan.
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Makassar -

Puasa Tasu'a adalah puasa sunnah di hari kesembilan yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat Islam pada bulan Muharram. Berikut ini informasi lengkap tentang jadwal, keutamaan, dan tata caranya.

Dilansir dari NU Online, hukum melaksanakan puasa di bulan Muharram adalah sunnah, bahkan lebih utama dari puasa bulan Sya'ban yang paling sering dipuasai oleh Nabi Muhammad saw. Puasa Tasu'a pada 9 Muharram adalah pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan Umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.

Mari simak penjelasan lengkap puasa Tasu'a mulai dari jadwal, keutamaan dan tata cara puasa Tasu'a.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadwal Puasa Tasu'a 2023

Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri menetapkan Tahun Baru Islam 1445 H jatuh pada Rabu, 19 Juli 2023. Dengan demikian, puasa Tasu'a pada 9 Muharram 1445 Hijriah bertepatan dengan tanggal 27 Juli 2023 Masehi.

Keutamaan Puasa Tasu'a

Ada berbagai keutamaan yang dapat diperoleh oleh umat muslim jika melaksanakan puasa Tasu'a, yaitu:

ADVERTISEMENT

1. Termasuk Keutamaan Puasa di Bulan-Bulan Mulia

Puasa di bulan Muharram merupakan salah satu puasa pada bulan mulia atau al-syuhurul hurum. Seperti yang diterangkan oleh riwayat berikut:

عَنِ الْبَاهِلِيِّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَنَا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ. قَالَ: فَمَا لِي أَرَى جِسْمَكَ نَاحِلًا؟ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا بِالنَّهَارِ، مَا أَكَلْتُهُ إِلَّا بِاللَّيْلِ. قَالَ: مَنْ أَمَرَك أَنْ تُعَذِّبَ نَفْسَكَ؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أَقْوَى. قَالَ: صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ. (رَوَاهُ دَاوُدَ وَابْنِ مَاجَهْ وَغَيْرِهِمَا)

Artinya: "Diriwayatkan dari al-Bahili: 'Aku mendatangi Rasulullah saw, lalu berkata: 'Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama?' Rasulullah saw bersabda: 'Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah?' Al-Bahili menjawab: 'Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam.' Rasulullah saw bersabda: 'Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu?' Aku menjawab: 'Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus).' Rasulullah saw bersabda: 'Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia'." (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).

2. Setara dengan Puasa 30 Hari

Puasa sehari dalam Muharram sama dengan puasa 3o hari. Berikut dalilnya:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)

Artinya: "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: 'Rasulullah saw bersabda: 'Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa'." (HR at-Thabarani dalam al-Mu'jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah). (Abdul Adhim bin Abdul Qawi al-Mundziri, at-Targhîbu wat Tarhîbu minal Hadîtsisy Syarîf, [Beirut, Dârul Kutubil 'Ilmiyyah], juz II, h. 70).

3. Sebagai Pembeda Dari Umat Agama Lain

Khusus puasa Tasu'a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa hari Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura. Berikut hadisnya:

عنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)

Artinya: "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): 'Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya'." (HR Ahmad).

Di masa senjanya, Rasulullah saw memang suka membedakan ritual umat Islam dengan umat Yahudi. Pada konteks ini al-Hafidh Ibnu Hajar mengatakan maka tingkatan puasa Asyura itu ada tiga: satu, puasa hari Asyura saja. Dua, puasa Asyura disertai puasa Tasu'a. Tiga, puasa Asyura disertai puasa Tasu'a dan puasa 11 Muharram. (Ahmad bin Ali bin Hajar Al-'Asqalani, Fathul Bâri Syarhu Shahîhil Bukhâri, [Bairut, Dârul Ma'rifah: 1379 H], juz IV, h. 245-246).

Tata Cara Puasa Tasu'a

Setelah mengetahui jadwal dan keutamaan puasa Tasu'a, maka tata caranya juga perlu untuk diketahui. Melaksanakan puasa Tasu'a sesuai ketentuan perlu dilaksanakan agar puasa tidak sia-sia.

Berikut tata cara pelaksanaan puasa Tasu'a

1. Niat

Bagi muslim yang henda melaksanakan puasa Tasu'a, diharuskan membaca niat terlebih dahulu. Niat puasa Tasu'a bisa diucapkan dalam hati maupun mengucapkannya dengan lisan.

Adapun bacaan Arab niat puasa Tasu'a sebagai berikut:

نويت صوم تاسوعالله تعالى

Bacaan latin: Nawaitu shouma taasuu-a lillahi ta'ala

Artinya:"Saya niat puasa Tasu'a karena Allah Ta'ala."

Niat puasa Tasu'a dapat diucapkan pada malam hari hingga sebelum masuk waktu imsak.

Sementara itu, apabila seseorang lupa berniat puasa di malam hari atau mendadak ingin berpuasa di siang hari, maka dapat membaca lafal niat berikut ini:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Bacaan Latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta'âlâ.

Artinya, "Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT."

2. Makan Sahur

Makan sahur menjelang puasa sangat dianjurkan. Waktu sahur yang lebih utama dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.

3. Menahan Diri

Muslim yang melaksanakan puasa Tasu'a, hendaknya mampu menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum, dan hal-hal lainnya yang dapat membatalkan puasa pada umumnya.

4. Menjaga Diri

Tak hanya menahan diri dari hal yang membatalkan puasa, umat muslim juga hendaknya menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan pahala puasa saat melaksanakan puasa Tasu'a.

5. Menyegerakan Berbuka

Saat tiba waktu berbuka puasa, hendaknya umat muslim yang melaksanakan puasa Tasu'a menyegerakan berbuka dan tidak menunda-nundanya.

Nah itulah informasi lengkap terkait puasa Tasu'a (9 Muharram) 2023 di bulan Juli, semoga bermanfaat ya detikers!




(urw/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads