Proyek Dermaga Mangkrak, Warga di Ternate Jalan Kaki di Batu Karang

Maluku Utara

Proyek Dermaga Mangkrak, Warga di Ternate Jalan Kaki di Batu Karang

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Rabu, 26 Jul 2023 21:10 WIB
Sejumlah warga dari Kecamatan Pulau Hiri berjalan di atas bebatuan karang saat air laut surut, di Ternate, Maluku Utara.
Foto: Sejumlah warga dari Kecamatan Pulau Hiri berjalan di atas bebatuan karang saat air laut surut, di Ternate, Maluku Utara. (Nurkholis Lamaau/detikcom)
Ternate -

Proyek pembangunan dermaga di Ternate Barat, Maluku Utara terhenti alias mangkrak. Warga dari Kecamatan Pulau Hiri yang sehari-hari ke Ternate pun terpaksa berjalan di atas batu karang sepanjang 6 meter saat air laut surut.

Pantauan detikcom di Kelurahan Sulamadaha, Ternate Barat, Maluku Utara, Rabu (26/7), warga harus melewati bebatuan untuk bisa sampai ke daratan. Hal ini karena kapal yang ditumpangi tidak dapat sandar di dermaga.

"Setengah mati, karena harus loncat dari perahu baru jalan di atas batu-batu itu," ungkap warga Kelurahan Dorari Isa, Pulau Hiri, Fatma Mola kepada detikcom, Rabu (26/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fatma menyebut ketika air laut surut, penumpang lanjut usia (lansia) yang tidak kuat berjalan harus dipapah. Mereka bahkan harus digendong melewati bebatuan karang sepanjang 6 meter hingga ke talud dermaga.

"(Penumpang lansia) harus orang dukung (gendong), biasa itu motoris yang dukung. Jadi memang setengah mati," tutur Fatma yang sehari-hari berdagang ikan di Pasar Ikan Higienis Ternate.

ADVERTISEMENT

Warga lainnya di Kelurahan Tafraka, Pulau Hiri bernama Wawan Ajwan mengaku sebelumnya seorang penumpang sempat tercebur ke laut saat menurunkan sepeda motor ke perahu. Akibatnya, tas berisi laptop pun basah.

"Pernah penumpang jatuh dengan motor, tas isi laptop basah semua. Di pelabuhan sini orang jatuh so ulang-ulang, karena jalan di atas batu licin. Jadi torang (kami) orang Hiri itu musim ombak sengsara, air laut surut juga lebih sengsara lagi," tuturnya.

Motoris longboat trayek Pulau Hiri, Ternate, Ardia Juan menyebut biasanya air laut mulai surut sekitar pukul 13.00 WIT. Ketika air laut surut, perahu tidak bisa bersandar dengan sempurna ke dermaga, tetapi harus berlabuh jauh di ujung tetrapod.

"Kalau masuk musim angin timur, gelombang tinggi sekitar 5-6 meter itu kasih lewat tetrapod. Itu torang (kami) so tara (tidak) bisa sandar di sini, susah untuk olah gerak jadi sandar di Jikomalamo," ujar Ardia.

Diketahui, Kelurahan Sulamadaha, Ternate Barat, Maluku Utara terhenti sejak akhir tahun 2022. Sampai saat ini pun belum ada tanda-tanda kelanjutan proyek tersebut.




(ata/asm)

Hide Ads