Siswa SMP Negeri 2 Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kesurupan massal selama dua hari berturut-turut. Hal ini dikarenakan pohon di sekolah tersebut ditebang.
Kesurupan masal terjadi di SMP Negeri 2 Parepare pada Senin (24/7) dan Selasa (25/7). Sebanyak 20 siswa kesurupan di hari pertama dan 10 siswa di hari kedua.
"Tadi pagi (kemarin, red) itu ada zikir bersama sebenarnya di lapangan sekolah dan ada mi lagi tiba-tiba yang kena (kesurupan)," ucap Kepala Sekolah SMPN 2 Parepare Nasriah kepada detikSulsel, Selasa (25/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siswa yang kesurupan kemudian dibawa ke Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) oleh guru untuk disadarkan. Hal ini juga dilakukan untuk mencegah kesurupan menyebar ke banyak siswa.
"Masih kebanyakan orang yang sama kesurupan. Tadi langsung ditangani, dirawat hingga sadar kembali," ungkap Nasriah.
Nasriah menduga kesurupan tersebut kembali terjadi karena siswa tersebut tidak sarapan sehingga kondisi fisik lemah saat di sekolah. Pihak sekolah pun meminta kepada siswa yang kesurupan untuk istirahat di rumah agar peristiwa kesurupan tidak terulang kembali.
"Mereka nda sarapan jadi kondisi fisik lemah," ungkapnya.
Meski ada insiden tersebut lanjut Nasriah, proses belajar tetap normal seperti biasa. Hanya saja siswa yang kesurupan dipulangkan
"Dipulangkan yang kesurupan dan dijemput keluarga. Siswa yang lain tetap belajar," jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Parepare Makmur mengungkapkan bahwa pihak sekolah melakukan penebangan lantaran ingin membangun masjid di area pohon tersebut. Akibatnya ada banyak siswa yang mengalami kesurupan selama dua hari.
"Itu pohon ditebang ditempati bangun masjid sekolah sekarang," ungkap Makmur kepada detikSulsel, Senin (24/7).
Di hari sebelumnya ada sekitar 20 orang yang mengalami kesurupan. Kemudian di hari kedua ada 10 orang siswa yang kembali kesurupan.
"Ada 20-an orang. Kan memang biasanya begitu kalau ada satu kesurupan dan ada yang mendekat itu kena lagi (kesurupan)," ucap Makmur.
Para siswa yang kesurupan mengaku sebagai penunggu pohon yang marah karena pohon di kawasan sekolah ditebang. Pihak sekolah pun kemudian memulangkan semua siswa lebih awal.
"Pengalaman kita kalau ada yang begitu pindah-pindah. Makanya dipulangkan lebih awal. Di atas pukul 10 pagi tadi dipulangkan," jelasnya.
Namun sebelumnya pihak sekolah sudah memanggil ustaz untuk membantu mengobati kesurupan tersebut. Kemudian siswa yang kesurupan sudah kembali sadarkan diri.
"Ada ustaz tadi dipanggil untuk ruqyah. Dan sembuh semua dan pulang dalam keadaan sudah sadar,"bebernya.
(ata/ata)