Fenomena Aneh Batu Jalan Sendiri yang Akhirnya Terpecahkan

Fenomena Aneh Batu Jalan Sendiri yang Akhirnya Terpecahkan

Tim detikInet - detikSulsel
Rabu, 19 Jul 2023 09:42 WIB
Batu bergerak di Death Valley
Batu bergerak di Death Valley. Foto: Plos One
Jakarta -

Ada fenomena aneh yang sulit dijelaskan di Racetrack Playa, dasar danau kering di Taman Nasional Death Valley di California, Amerika Serikat. Di sana, batu-batu bisa berpindah tempat dan berjalan sendiri bahkan dalam jarak yang cukup jauh.

Melansir detikINET, bebatuan ini melintasi area Death Valley dan meninggalkan jejak yang tampak menakjubkan saat dilihat dari udara. Pergerakan bebatuan ini pun menjadi misteri selama bertahun-tahun, hingga akhirnya dapat terpecahkan pada 2014.

Batu bergerak di Death ValleyBatu bergerak di Death Valley. Foto: Plos One

Peneliti menemukan bahwa batu-batu itu digerakkan oleh panel-panel es tipis yang meleleh, dan didorong oleh angin sepoi-sepoi, di musim dingin. Batu berlayar atau batu geser dari Racetrack Playa telah diamati dan dipelajari sejak awal 1900-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Earth Sky, fenomena tersebut sudah lama diperkirakan terjadi angin kencang mendorong batu-batu tersebut. Namun ada sejumlah teori yang lebih fantastis yang menyebutkan ada keterlibatan medan magnet, hingga tanda-tanda kedatangan alien dari luar angkasa.

Sekelompok peneliti dibantu oleh Scripps Institution of Oceanography, NASA, dan sejumlah ilmuwan lainnya mengumumkan bahwa mereka telah memecahkan misteri tersebut pada Agustus 2014. Dalam sebuah pernyataan, Richard D. Norris dan sepupunya James M. Norris mengatakan bahwa pergerakan batu terjadi selama kombinasi kondisi yang langka di musim dingin.

ADVERTISEMENT

Untuk memungkinkan batu bergerak, harus ada lapisan air yang dangkal di dasar danau yang kering dan suhu malam hari yang cukup dingin untuk membentuk lapisan es yang tipis.

Pada hari-hari cerah, pencairan menyebabkan es pecah menjadi panel-panel terapung besar yang didorong oleh angin sepoi-sepoi, kemudian mendorong bebatuan untuk memindahkannya, lalu meninggalkan jejak di gurun.

Studi ini kemudian dipublikasikan di jurnal editor dan peer-review Plos One.




(asm/hsr)

Hide Ads