"Memang kebanyakan sekarang ini kan (buaya) sudah muncul di daerah-daerah. Mungkin karena habitatnya dirusak atau bagaimana kan," ujar Kepala Seksi Konservasi Wilayah BKSDA Maluku Wilayah 1 Ternate Abas Hurasan kepada detikcom, Senin (17/7/2023).
Abas menjabarkan sejumlah daerah di Maluku Utara seperti di Halmahera Tengah memang menjadi salah satu lokasi khusus bagi buaya. Namun karena habitat aslinya yang terganggu membuat predator tersebut keluar hingga ke laut dekat pemukiman warga.
"Sebenarnya habitat itu kan artinya sekumpulan hewan yang hidupnya kan di situ. Seperti di Halmahera Tengah itu ada salah satu tempat yang khusus untuk buaya itu, dan ada beberapa lokasi lagi itu yang di Obi itu. Tapi kalau biasa muncul di laut itu mungkin habitatnya terganggu sehingga dia keluar ke lautan," terangnya.
Dia menegaskan pihaknya belum menerima adanya korban jiwa akibat terkaman buaya. Kendati demikian ia mengimbau agar masyarakat lebih waspada saat beraktivitas di pinggir pantai maupun saat melaut.
"Tara ada. Jadi sebagai imbauan, kalau sudah ada informasi-informasi begitu kami minta masyarakat waspada saja," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Sanana Adriani Togubu membenarkan dengan adanya kemunculan buaya di sekitar perairan Desa Fuweu. Meski begitu dirinya menegaskan buaya tersebut tidak mengganggu warga sekitar.
"Iyo, ada buaya jaga suka (sering) muncul. Cuma dia (buaya) tara (tidak) ganggu. Orang-orang juga tara batobo (berenang)," ucap Adriani Togubu kepada detikcom, Senin (17/7/2023).
Adriani menjelaskan, selain di pantai Desa Fukweu, Sanana Utara, predator tersebut juga kerap ditemukan muncul berenang di bawa jembatan Pelabuhan Sanana.
"Di katong (kami) punya pelabuhan sini (Pelabuhan Sanana) me juga muncul (buaya) di bawah-bawah jembatan dermaga itu,"tutup Adriani.
(afs/nvl)