Kisah Remaja Korban Tsunami Palu Hidup Sebatang Kara Nyasar di Tol Makassar

Kota Makassar

Kisah Remaja Korban Tsunami Palu Hidup Sebatang Kara Nyasar di Tol Makassar

Ihksan Bayu Aji Saputra - detikSulsel
Rabu, 05 Jul 2023 13:33 WIB
Wahyudi, korban tsunami Palu yang ditemukan di pinggir jalan tol Makassar.
Foto: Wahyudi, korban tsunami Palu yang ditemukan di pinggir jalan tol Makassar. (Dok. Istimewa)
Makassar -

Viral di media sosial remaja bernama Wahyudi (18) korban tsunami Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) ditemukan kesasar di pinggir Jalan Tol Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Wahyu kabur dari rumah tantenya untuk balik ke Palu karena sudah tidak nyaman.

"Jadi pertama saya temukan itu memang dia berjalan kaki dari Galesong (rumah tantenya) ke tol dia mau ke Palu," ujar Petugas Jalan Tol Makassar Bayu Arya Ramadhan kepada detikSulsel, Rabu (5/7/2023).

Bayu menjelaskan bocah tersebut berjalan kaki dari rumah keluarganya yang terletak di wilayah Galesong, Kabupaten Takalar, Minggu (2/7) dini hari. Sementara Wahyu ditemukan petugas Tol di hari yang sama sekitar pukul 11.00 Wita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, Wahyu sempat singgah salat subuh di Masjid Cheng Ho Makassar. Namun dia akhirnya diusir hingga melanjutkan perjalanan sampai ke Jalan Tol Reformasi.

"Kemungkinan dia jalan itu pagi-pagi atau subuh, dia sempat salat di Masjid Cheng Ho tapi diusir. Dia jalan kaki mi masuk ke jalan tol," kata Bayu.

ADVERTISEMENT

Bayu menjelaskan Wahyu masuk tol sambil berjalan kaki dengan harapan mendapatkan tumpangan untuk mengantarnya menuju Palu.

"Dia mau tunggu mobil di situ, dia jalan kaki sambil tunggu tumpangan kasihan. Mobil-mobil daerah," tutur Bayu.

Bayu mendapati Wahyu sedang duduk di pembatas tol. Dia pun kemudian diantar ke terminal untuk mengirimnya ke Palu.

"Saya interogasi bawa ke kantor, sambil menunggu waktu saya pulang kantor baru saya bawa dia ke Cahaya Bone ujungnya Jalan Ja'laia," kata Bayu.

Wahyudi kini telah sampai di kampung halamannya di Palu pada Selasa (4/7). Dia telah dijemput langsung oleh Dinas Sosial Palu.

"Iye sampai mi, kemarin ada Dinas Sosial dari Palu yang videokan kami, tapi sayangnya kalau tidak dikasih begitu orang tidak ada mi bisa ambil ki," pungkas Bayu.

Wahyu Tak Nyaman Tinggal Bareng Tante

Bayu menceritakan Wahyu kabur dari rumahnya lantaran sudah tidak nyaman dengan perlakuan tantenya. Dalam satu rumah hanya pamannya yang peduli dengannya.

"Katanya dia tidak disenangi mi sama tantenya, omnya ji senang. Tantenya pilih kasih sama dia, dia kan anak sebatang kara tidak ada orang tuanya. Om-nya ji respek, yang lain itu tidak ada mi," ungkap Bayu.

Wahyudi diketahui memang besar di Palu, namun karena adanya bencana alam tsunami di Palu pada tahun 2018 silam, dia ikut tinggal ke rumah keluarganya. Pasalnya bencana itu menghilangkan nyawa kedua orang tuanya.

"Di Palu itu kampungnya orang tuanya, tapi memang dia di sana besar cuman meninggal orang tuanya dua-dua dia cuman tinggal sama temannya. (sehingga dia tinggal dengan pamannya)," jelasnya.

"Orang tuanya meninggal kena tsunami Palu. Dia cerita bapaknya itu didapat di bawah pohon kelapa terus tertusuk besi matanya. Mamaknya tidak ditemukan," tambah Bayu.




(sar/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads