Ancaman KKB Tembak Mati Pilot Susi Air Diklaim Tak Terjadi Berkat Negosiasi

Berita Nasional

Ancaman KKB Tembak Mati Pilot Susi Air Diklaim Tak Terjadi Berkat Negosiasi

Tim detikNews - detikSulsel
Selasa, 04 Jul 2023 19:24 WIB
Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramandey
Foto: Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramandey. (Jonh Roy Purba/detikcom)
Jakarta -

Komnas HAM menjadi negosiator dalam upaya pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya. Pihaknya mengklaim ancaman tembak mati pilot Susi Air tidak terjadi berkat upaya negosiasi.

"Ini yang terus sedang menjadi keberhasilan kami," kata Kepala Kantor Sekretaris Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramandey, dalam acara yang bertajuk Situasi HAM di 6 Kantor Sekretariat Komnas HAM, yang disiarkan di YouTube Komnas HAM, dilansir dari detikNews, Selasa (4/7/2023).

Frits melanjutkan upaya negosiasi masih terus berjalan. Pihaknya juga memberikan pandangan terkait kondisi HAM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan ada keberhasilan di situ karena ancaman untuk penembakan itu tidak terjadi pada tanggal 1 Juli itu berkat negosiasi, berkat pemantauan, berkat dari bagaimana komnas memberi pandangan-pandangan hak asasi manusia," tambahnya.

Frits menjelaskan kasus penyanderaan pilot Susi Air menjadi perhatian nasional. Pihaknya ikut menjadi negosiator setelah diminta oleh KKB melalui juru bicaranya.

ADVERTISEMENT

"Komnas HAM perwakilan Papua telah diminta oleh kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, melalui juru bicaranya," ucap Frits.

Dia menjelaskan upaya negosiasi sudah berjalan sejak 6 April lalu. Pihaknya awalnya melakukan pemantauan.

"Jadi peristiwa penyanderaannya pada 7 Februari, lalu Komnas HAM Papua itu diminta pada 6 April untuk melakukan pemantauan dan semacam negosiator," jelasnya.

Diketahui, pilot Susi Air sebelumnya dikabarkan diancam ditembak KKB pada 1 Juli 2023. Usut punya usut, ancaman itu ternyata digaungkan KKB pimpinan Jefry Pagawak.

"Yang menyampaikan ultimatum terhadap ancaman pembunuhan Pilot Susi Air bukan dari kelompok Egianus Kogoya melainkan dari kelompok Jefry Pagawak," kata Kasatgas Ops Damai Cartenz Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Senin (3/7).

Faizal mengatakan KKB pimpinan Jefry Pagawak berasal dari Intan Jaya, Papua Pegunungan. Menurutnya video ancaman pembunuhan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu diunggah olehnya lewat akun berinisial NT.

"Yang meng-upload ultimatum ancaman pembunuhan pilot tersebut itu justru dari kelompok yang lain lagi dengan menggunakan akun atas nama NT, dan NT merupakan kelompok dari Intan Jaya," imbuhnya.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menegaskan Hingga saat ini proses negosiasi untuk pembebasan pilot Susi Air sedang berjalan. Dia yakin Egianus akan membebaskan pilot dalam kondisi selamat.

"Saya sangat meyakini bahwa itu bisa selesaikan. Pasti Egi akan membantu menyelesaikan secara baik, damai, dan secara budaya orang Papua," ujar Mathius di Jayapura, Senin (3/7).

Pihaknya bahkan menyiapkan uang Rp 5 miliar untuk KKB sebagai tebusan pembebasan pilot Susi Air. Uang itu akan diserahkan selama KKB menjamin uangnya tidak digunakan untuk aksi teror yang mengganggu keutuhan NKRI.

"Saya sudah sampaikan kemarin apabila itu ada tuntutan, tuntutan dari Egi bentuk apa saja mau bentuk uang itu pasti kita akan diskusikan,"jelasnya.




(sar/ata)

Hide Ads