Seorang jemaah haji kloter 42 asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) bernama Zainal Abidin mengeluhkan fasilitas saat menjalankan rangkaian ibadah haji di Arafah dan Mina, Arab Saudi. Zainal mengaku terpaksa tidur di luar karena merasa sesak di dalam tenda.
"Kami kemarin itu berada di Arafah, di Arafah juga tendanya sudah terasa sesak. Karena yang biasa tidur dua kasur dengan ukuran satu kasurnya 50 centimeter diisi bertiga," kata Zainal Abidin kepada detikSulsel, Kamis (29/6/2023).
Setelah berada di Arafah selama dua hari pada 27 hingga 28 Juni 2023, para rombongan jemaah diberangkatkan ke Muzdalifah. Selama berada di Muzdalifah kondisi masih normal.
Namun, para jemaah harus kembali merasakan situasi yang kurang kondusif seperti di Arafah setelah berada di Mina.
"Di Muzdalifah tidak terlalu rumit lah, sekarang di Mina yang rumit," ujarnya.
Di Mina, para jemaah kembali mengeluhkan kapasitas tenda yang terbatas. Kondisi ini semakin diperparah mengingat wilayah Mina sangat terbatas tempat penginapan sehingga beberapa dari mereka terpaksa tidur di luar tenda.
"Karena kondisi tenda yang sangat terbatas, banyak jemaah yang tidur di luar tenda," ungkapnya.
"Tidak bisa di dalam lagi, area Mina ini kan areanya terbatas hotel-hotel tidak ada, cuman orang bermukim di tenda gitu, dan memang harus bermalam di Mina tidak boleh keluar dari kota Mina," sambungnya.
Selain itu, Zainal turut mengeluhkan pelayanan katering yang kerap terlambat. Sejumlah jemaah yang mengidap penyakit maag kambuh karena terlambat makan.
"Terus jasa kateringnya sangat terlambat, bayangkan kita makan pagi itu sekitar jam 11 (waktu setempat). Terus makan siang itu sudah jam 4 sore," keluhnya.
"Sampai ada jemaah yang sakit maag kasihan dia sudah kesakitan gara-gara maagnya kambuh terlambat makan," keluhnya," sambungnya.
Zainal mengaku sudah melayangkan protes ke petugas haji kloter terkait masalah tersebut. Namun pihak kloter mengaku tidak bisa berbuat banyak fasilitas para jemaah haji selama di Mekkah disiapkan oleh pemerintah Arab Saudi.
"Kami itu cuman mengkomplen ada namanya panitia atau petugas haji kloter, termasuk ketua kloternya pembimbing dan petugas hajinya kita kasi tahu semua lah. Kita sempat berbicara dengan mereka tapi mereka juga tidak bisa memberikan solusi," katanya.
Simak selengkapnya tanggapan Kemenag Sulsel...
(urw/hsr)